Pematung senior Edhi Sunarso wafat pada Senin (4/1) pukul 22.53 di ICU Jogja Internasional Hospital. Jenazah disemayamkan di rumah duka Griya Seni Kustiyah Edhi Sunarso, Sleman dan akan dimakamkan di makam seniman Imogiri.

“Ikut berduka atas meninggalnya sosok terhormat dunia kesenian. Karya-karya bapak Edhi mampu mengekspresikan semangat dan gejolak (kolektif) jamannya,” ujar Irawan Karseno, ketua Dewan Kesenian Jakarta dan anggota Komite Seni Rupa DKJ.

Karya-karya pematung kesayangan Presiden Soekarno ini berhasil menghiasi kota-kota di Indonesia, diantaranya Patung Selamat Datang, Monumen Dirgantara atau yang kita kenal dengan Tugu Pancoran, patung tujuh jendral di bawah Pancasila pada Monumen Pancasila Sakti, patung Jendral Ahmad Yani di Bandung, dan Tugu Muda Semarang. Pada September lalu, beliau baru saja meresmikan Griya Seni Kustiyah Edhi. Di tempat itu berjejer foto-foto pembuatan patung, salah satunya pembuatan patung Dirgantara.

Edhi, kelahiran 2 Juli 1932, mengenyam pendidikan Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (ASRI) pada 1952 dan melanjutkan ke Visva Bharanti Rabindranath Tagore University pada 1955. Setelah lulus, beliau menjadi dosen di ASRI Yogyakarta pada 1959-1967, IKIP Yogyakarta pada  1967-1981, dan Pasca Sarjana ISI Yogyakarta pada 1985-1990. Sejak tahun ‘50an, Edhi Sunarso sudah meraih beberapa penghargaan, seperti Lomba Seni Patung Internasional (Inggris 1953), Piagam Seni  1984, dan Bintang Budaya Parama Dharma 2003. Terakhir, beliau dinobatkan sebagai Empu Ageng Seni Patung.

Selamat jalan bapak Edhi Sunarno, terima kasih untuk karya-karyamu yang berdiri ikonis di kota kami.