Pemerhati musik Indonesia Denny Sakrie meninggal dunia akibat serangan jantung pada Sabtu, 3 Januari 2015 pukul 12.25 WIB.

Mantan penyiar radio itu menghembuskan nafas terakhirnya pada usia ke 51 tahun, dan meninggalkan seorang istri dan satu orang anak. Rencananya jenazah langsung dimakamkan di Pamulang, Tangerang Selatan.

Denny adalah orang yang aktif di media sosial, menerbitkan blog di WordPress dan Twitter. Di dalam blog-nya, Denny sempat menuliskan ucapan ulang tahun untuk sahabatnya, Fariz Rustam Munaf, yang akan berulang tahun pada 5 Januari mendatang.

Mengintip Twitter @dennysakrie, pada 10 Desember 2014 sempat menulis cuit, “Apa boleh buat album @aksan_sjuman and the Committee of the Fest adalah album favorite saya di sepanjang tahun 2014 ini.”

“Terakhir aku ketemu dia untuk ngobrolin buku yang sedang dikerjakannya, tentang sejarah musik popular Indonesia. Jadi sebenarnya

[seperti] kehilangan sejarah musik Indonesia. Mudah-mudahan buku itu bisa tetap terwujud,” ujar Aksan Sjuman, Ketua Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta.

Denny yang lahir pada 14 Juli 1963 bernama asli Hamdhan Syukrie. Sarjana ekonomi lulusan Universitas Hasanudding itu aktif menulis tentang musik Indonesia sejak duduk di bangku SMP.

Semasa hidupnya, Denny Sakrie dikenal bukan sebagai pemerhati musik saja. Ia juga aktif sebagai kontributor di tiga media ternama di Indonesia. Pria asal Ambon, Maluku ini juga menulis buku Musisiku (2007) dan audio book Chrisye Masterpiece (2007). Buku yang sedang dikerjakannya adalah buku Ensiklopop Indonesia 1950-2000 dan Biografi Koes Plus yang rencananya akan diterbitkan oleh penerbit Akoer Jakarta.

Selamat jalan, Denny Sakrie, sang pencatat sejarah musik Indonesia.