Konser bulanan Jakarta City Philharmonic (JCP) memasuki gelaran keenam, sejak kali pertama diadakan pada November 2016 lalu. Agustus ini, JCP mengangkat repertoar dari wilayah Rusia yang dibungkus dalam tema Neoklasismus Rusia.

“Malam ini kami akan membawakan karya komponis-komponis Rusia yang berhasil menghasilkan musik yang unik sekaligus ‘creepy’ dan juga nakal,” ujar Pengaba Utama JCP, Budi Utomo Prabowo.

Neoklasik pada dasarnya merupakan sebuah aliran yang dikembangkan oleh sejumlah komposer abad ke-20 yang (pada masa di antara dua perang dunia) menghidupkan kembali gaya musik pada era-era terdahulu, sebagai perlawanan terhadap gaya musik Romantik Akhir yang mereka anggap terlalu berlebihan dalam ide dan tidak memiliki rancang-bangun komposisi yang kokoh.

Neoklasismus Rusia menampilkan karya dari dua komposer Rusia, Igor Stravinsky dengan judul Suita Pulcinella dan Sergei Prokofiev dengan judul Simfoni No.1 dalam D Mayor, Op.25 “Klasik” dan Konserto Piano No.3 dalam C mayor, Op.26. Sebagai tradisi, JCP juga membawakan satu karya dari komposer tanah air, yang kali ini dengan spesial mempersembahkan karya Joko Suprayitno berjudul Variasi Tanah Airku karya Ibu Sud untuk klarinet dan orkestra. Ketiga komposer tersebut dianggap perwakilan dari para eksponen Neoklasik yang lebih memilih untuk mengembangkan tonalitas, modalitas, atau dapat juga atonalitas.

Konser Jakarta City Philharmonic edisi #6: Neoklasismus Rusia ini diaba langsung oleh Budi Utomo Prabowo selaku Pengaba Utama JCP. Konser diadakan pada Selasa, 22 Agustus 2017 di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Para pemain yang terlibat dalam konser ini merupakan hasil audisi terbuka yang diadakan di dua kota besar, Jakarta dan Yogyakarta, pada awal tahun lalu.

Merintis Kemandirian Jakarta City Philharmonic
Satu hal yang tidak mudah dilakukan secara konsisten di lingkungan yang belum memiliki ekosistem mapan seperti musik klasik adalah menyelenggarakan program berkala dengan standar terjaga. Keberlanjutan gagasan dan inisiatif penyelenggaraan program yang dimaksudkan untuk menghidupkan ruang budaya berkualitas baik ini tidak mungkin sepenuhnya bersandar pada pemerintah. Sebagai agenda kota, program Jakarta City Philharmonic ini selayaknya diselenggarakan bersama oleh semua unsur pemerintah dan masyarakat.

Pembiayaan program ini juga membutuhkan dukungan dari korporasi, kelompok filantropi, dan para penonton setianya. Dalam batas kemampuan masing-masing, ketiga pilar representasi publik tersebut akan kami ajak bergandeng tangan merawat Jakarta City Philharmonic yang tergabung dalam Kawan JCP. Sampai Agustus ini, sudah tercatat 776 orang yang telah menjadi Kawan JCP dengan pendaftaran online yang terus kami buka sampai saat ini melalui tautan http://bit.ly/kawanjcp.

Bulan ini, kami membuka donasi dari Kawan JCP untuk JCP yang bertujuan untuk merintis kemandirian JCP dan sekaligus menumbuh kembangkan rasa kepemilikan Kawan JCP terhadap orkes kota kita tersebut. Kami mengeluarkan satu merchandise resmi JCP berupa kaos yang akan kami berikan jika Kawan JCP berdonasi minimal Rp150.000.

Mengenai Jakarta City Philharmonic

Jakarta City Philharmonic (JCP) adalah proyek bersama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Pada bulan November 2016 orkes ini mengadakan pentas perdana dan mendapat sambutan hangat dari kalangan pecinta musik orkestra klasik di Jakarta. JCP dibentuk untuk melengkapi Jakarta sebagai kota metropolitan. Seperti layaknya kota-kota besar di dunia, kehadiran sebuah orkestra profesional – dengan jadwal padat sepanjang tahun – merupakan kebutuhan kultural sebuah metropolitan modern. Dengan program yang menarik sekaligus edukasional- informatif, JCP berupaya – dengan sumber daya manusia Indonesia yang tersedia – menghadirkan repertoar musik klasik dunia kepada masyarakat Jakarta secara khusus, dan tentu saja seluruh warga Indonesia. Musik bermutu menjadi terjangkau, tidak elitis, dan mudah disentuh guna memperkaya kehidupan kultural masyarakat yang sehat, sekaligus memberi kesempatan mendapatkan pengalaman pribadi akan betapa kuatnya pengaruh musik dalam jiwa seseorang.
Karya musik simfonik anak bangsa menjadi prioritas untuk dihadirkan dalam setiap edisi pementasan, berdampingan dengan raksasa-raksasa musik simfonik dunia yang sudah lebih dulu menggaung di bangsal-bangsal legendaris sejagad. Besar harapan kita, karya mereka kelak menjadi repertoar dunia setelah JCP menampilkannya. Untuk memenuhi impian tersebut, segenap musisi nasional dengan latar belakang 
klasik Barat dikerahkan melalui seleksi –
baik melalui pemilihan maupun dengan audisi tertutup berkala – sehingga standar penampilan dapat terus ditingkatkan. JCP sebagai institusi dapat menjadi sarana dialog kultural di tingkat nasional dan internasional serta berperan aktif dalam perdamaian dunia melalui bahasa yang universal: musik.