Dalam dua bulan terakhir, upaya pemberantasan korupsi di Indonesia mendapat serangan bertubi-tubi dari berbagai penjuru. Puncaknya adalah ketika para pimpinan dan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengalami kriminalisasi yang berujung pada pelemahan institusi anti rasuah tersebut.

Perang opini pun bermunculan baik di jalan-jalan maupun di laman media sosial. Untuk memenangkan pertarungan melawan kejahatan korupsi, publik perlu dibangunkan dan digerakkan untuk bersama melawannya.

Sebagai salah satu ikhtiar memberantas korupsi, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Koalisi Seni Indonesia (KSI) bersama 23 lembaga seni di Jakarta akan menggelar serangkaian aktivitas kesenian sebagai awal dari upaya yang berkesinambungan, seperti pertunjukan musik, pameran seni rupa, wayang orang, stand up comedy, pembacaan puisi, dramatic reading, pemutaran film dokumenter yang keseluruhannya memiliki benang merah yakni dukungan terhadap pemberantasan korupsi. Dengan menggunakan data studi dari beragam sumber, seni digunakan untuk membedah anatomi korupsi untuk membangunkan kesadaran betapa penting untuk memberantasnya hingga ke akar kebudayaan kita.

Program berkesinambungan ini, bertajuk #SeniLawanKorupsi, diluncurkan pada Kamis, 5 Maret 2015 pukul 12.00 -22.00 WIB di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Beragam acara seni akan diisi antara lain Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Wayang Orang Bharata, Kineforum DKJ, Pabrikultur, ruangrupa, serrum, Card-to-Post, Creative Cricle Indonesia dan banyak lagi yang didukung rururadio dan Alinea TV sebagai rekan media.

Dalam kegiatan #SeniLawanKorupsi, para seniman yang berpartisipasi dalam acara ini juga akan mendeklarasikan gerakan #SeniLawanKorupsi. Selain itu, Komisioner KPK non aktif Bambang Widjojanto juga akan membacakan Orasi Darurat Korupsi: “Anatomi Korupsi dan Biaya Sosial yang Mahal”.

Perlawanan para seniman ini berbasis aktivisme dan bersifat probono; dan berkesinambungan dalam jangka panjang, dilakukan oleh perseorangan maupun secara kolektif. Perlawanan serupa diharapkan juga dilakukan oleh seniman lintas generasi dan lintas bidang seni di berbagai kota di Indonesia.