IMAJITARI 2019, telah menerima sekitar 620 karya yang masuk untuk diseleksi ketahapan kompetisi. Meski banyak karya yang masuk ke IMAJITARI 2019 ini secara definitif tidak masuk dalam kerangka film tari, namun karya-karya yang secara definitif masuk dalam kategori film tari sangat berangam. Hal ini menandakan bahwa perkembangan film tari di era digital semakin membawa kebaruan, dan kemungkinan-kemungkinan praktek film tari kini semakin luas. Seperti keragaman karya-karya film tari yang masuk di IMAJITARI 2019 ini, beberapa pendekatan film tari banyak memperlakukan perluasan lintas disiplin, seperti karya-karya berbasis arsip (found fottage) maupun penggunaan arsip keseharian yang bersifat personal sebagai basis perluasan tentang bagaimana film tari itu tumbuh. Beberapa keragaman praktek film tari yang lain pada IMAJITARI 2019 memperlihatkan bagaimana koreografi  dibangun berdasarkan fasiltas editing di era digilat (software). Di sisi lain, pertumbuhan film tari dalam IMAJTARI 2019 ini juga memuat beberapa karya  mengandaikan sebuah praktik yang sangat spasial antara tubuh dan ruang. Artinya, film tari selalu mengandaikan perluasan tubuhnya ketika terhubungan dengan medium yang lain. Terima kasih para pembuat film tari yang telah mengirimkan karyanya, dan selamat atas karya-karya yang terpilih dalam sesi kompetisi IMAJITARI 2019 sebagai berikut:

  1. A Double Caprice at the Asylum: Stephane Rizzi (Prancis)
  2. Air: Iván Varela(Argentina)
  3. Altera: Baptiste Rouveure (Prancis)
  4. Counter Uniform, PantelisMakkas (Yunani)
  5. CtrlC/ctrlV: Dina Veryutina(Rusia)
  6. FA sitted in FA: Leandro Navall (Argentina)
  7. Flickering Glades: Claudio Marcotulli (Amerika Serikat)
  8. For You, to Mentor Me: Merli V. Guerra (Amerika Serikat)
  9. If I Sound Happy, That’s Your Mistake: Derrick Belcham (Amerika Serikat)
  10. Impact: Irfan Setiawan (Indonesia)
  11. Justice: Elise Kermani (Amerika Serikat)
  12. Jah Intervention: Welket Bungué(Brazil)
  13. Naked Eye (installation 2017): Reka Szucs (Hungaria)
  14. Orlo/HEM: Filomena Rusciano (Italia)
  15. Reminiscene: Falk Klemm (Jerman)
  16. Solo in 5 in a Deconstructed Distilled Manner: Susan Sentler (Singapura)
  17. Stuck in Beetween: BurcuHalaçoğlu (Turki)
  18. To Collapse: Collective Direction (Brazil)
  19. Transit: Sara Acosta (Ekuador)
  20. We Jump and Prixt (we disappear): Maitane Eyheramonho (Inggris)