Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menghadirkan Ethno Music Festival, sebuah program yang digagas oleh Komite Musik DKJ sebagai ruang pertemuan dan perayaan atas keberagaman bunyi serta tradisi musik dari berbagai belahan dunia.
Festival ini bertujuan menegaskan kembali pentingnya tradisi sebagai sumber penciptaan, serta membuka ruang dialog lintas budaya dan generasi.
“Sejak awal penyelenggaraannya, Ethno Music Festival berupaya mengedepankan konsep pertukaran artistik (artistic exchange) yang mempertemukan para pelaku musik tradisi, seniman kontemporer, dan masyarakat luas dalam suasana kolaboratif dan saling belajar,” ujar PIC Program Ethno Music Festival sekaligus Anggota Komite Musik DKJ, Iman Fattah.
Pada 2025, Ethno Music Festival mengangkat tema “Konvergensi: Tradisi dan Inovasi dalam Harmoni,” yang menekankan, tradisi dan inovasi bukanlah dua kutub yang berseberangan, melainkan dua kekuatan yang saling menghidupi. Tradisi menjadi akar yang memberi identitas dan kedalaman, sementara inovasi menjadi cabang yang memungkinkan pertumbuhan dan relevansi dalam konteks zaman.
“Konvergensi artinya proses menyatukan atau menyatu menuju tujuan atau fokus yang sama, yang artinya dua atau lebih hal datang bersamaan. Ethno Music Festival kali ini mencoba mempertemukan antara yang tradisi dengan yang kini, bagaimana musik tradisi menjadi relevan dengan masa kini dan tetap hidup serta menghidupi lintas generasi,” Iman menjelaskan.
Ethno Music Festival 2025 menghadirkan sejumlah musikus dan kelompok musik etnik yang mewakili berbagai perspektif musikal. Rangkaian acara dimulai dengan Diskusi Tradisi dan Konser Etnomusikologi yang digelar pada Minggu, 9 November 2025, di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Diskusi tradisi menghadirkan panelis mancanegara Matthe LIM (Embassy of The Republic of Singapore) dan Marichka Shtyrbulova, yang akan berbagi pandangan mengenai peran musik tradisi dalam lintas budaya global.
Sementara itu, konser etnomusikologi akan menampilkan musisi etnik Juan Arminandi, Denny Rangipang, Kelompok Bunyi Sunya, serta musisi etnik mancanegara asal Ukraina.
Melalui Ethno Music Festival 2025, Dewan Kesenian Jakarta berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang-ruang dialog kreatif yang mempertemukan tradisi dan inovasi, sekaligus memperkuat ekosistem musik etnik di Indonesia dalam percakapan global.
(Marcelina Elenora Terainconita Tukan)
