Setelah Jakarta City Philharmonic (JCP) sukses menghadirkan edisi 1: Lanskap Skandinavia, dan edisi 2: Pesona Romantik Jerman, kini pada edisi 3 menampilkan tema Rusia: St. Petersburg, The Mighty Handful sebagai sebuah usaha menghadirkan keragaman lain dari khasanah musik klasik dunia. The Mighty Handful atau dikenal juga sebagai The Five (Geng Lima) adalah sebuah kelompok yang terdiri lima komposer di abad ke-19 yang mengusung sebuah pembaharuan (the new Russian School) dalam musik klasik di Rusia. Kelima komposer yang tergabung dalam The Five tersebut adalah Mily Balakirev, César Cui, Nikolai Rimsky-Korsakov, Modest Mussorgsky dan Alexander Borodin. Para komposer tersebut tinggal di Saint Petersburg, dan kelompok The Mighty Handful ini berkolaborasi daru tahun 1856 sampai 1870.
The Mighty Handful lahir sebagai respon terhadap pengaruh bentuk musik Eropa, khususnya dari musik opera Italia dan lieder Jerman, untuk memunculkan aliran musik yang benar-benar bercitra rasa dan beridentitas nasional bangsa Rusia. Dalam konteks kultur Rusia kala itu, The Mighty Handful yang berasal dari St. Peterburg tersebut adalah para bangsawan lokal, yang dalam perkembangannya menjadi faksi tersendiri dari komposer Rusia ternama lainnya yang lebih kosmopolit dan elit, Pyotr Ilyich Tchaikovsky, yang berpusat di Moskow. Tidak heran, bahwa sebenarnya The Mighty Handful lebih memiliki gerakan yang lebih otentik dalam kultur bahasa Rusia, ketimbang musik klasik yang bernuansa akademi, dimana tujuan dari kelompok The Mighty Handful ini memang melahirkan musik klasik yang khas nasional bangsa Rusia itu sendiri. Semangat nasionalitas Rusia The Mighty Handful sampai mempengaruhi seorang penyair dan sastrawan romantik Rusia ternama, Alexander Pushkin. Bagi Pushkin para komposernya tidak saja terbentuk oleh kepribadian nasional Rusia, namun juga pilihan-pilihan material dalam karya musiknya.
Dalam Jakarta City Philharmonic Edisi 3 ini, tema Rusia: St. Petersburg, The Mighty Handful, menampilkan dua di antara kelompok The Mighty Handful, Alexander Borodin dan Nikolai Rimsky-Korsakov, serta karya seorang komposer Indonesia Trisutji Djoeliati Kamal. Trisutji adalah komposer perempuan Indonesia yang memiliki latar pendidikan musik sejak kecil, sampai kemudian ia mengenyam pendidikan musik di Ecole Normale de Musique di Paris dan Santa Cecilia Conservatory di Roma. Beberapa karya Trisutji Kamal sangat dipengaruhi oleh nuansa kultur nasional bangsa Indonesia, sehingga konteks kehadirannya dalam tema Rusia: St. Petersburg, The Mighty Handful ini adalah adalah keterkaitan citra rasa nasionalitas musik itu sendiri, seperti halnya the Mighty Handful yang khas nasional Rusia sebagai keragaman kultur musik klasik di dunia. Kehadiran karya Trisutji Kamal oleh Jakarta City Philharmonic pada edisi 3 ini adalah satu di antara menghadirkan karya anak bangsa Indonesia sendiri, yang disandingkan dengan karya-karya musik klasik dunia.
Adapun karya Borodin yang akan ditampilkan adalah Simfoni no. 2 dalam B minor (Symphony no. 2 in B minor), untuk Rimsky-Korsakov ada dua karya yakni ; 1. Laut dan Kapal Sinbad (The Sea and Sinbad’s Ship), 2. Kisah Pengeran Kalendar (The Story of the Prince Kalendar), serta untuk karya Trisutji Kamal menampilkan karya Puisi Simfoni ‘Kemenangan’ (Symphonic Poem ‘Victory’). Konser Jakarta City Philharmonic ini akan diaba langsung oleh Budi Utomo Prabowo (Pengaba Utama JCP), setelah pada JCP #2 mengundang Pengaba Tamu, Michael Budiman.
Jakarta City Philharmonic kali ini, terdiri dari para pemain musik yang berhasil lolos melalui proses audisi terbuka yang dilakukan oleh Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada Maret lalu. Proses audisi para pemain musik Jakarta City Philharmonic ini dilakukan di Jakarta dan Yogyakarta, dan diharapakan sistem ini bisa membuka peluang secara luas para pelaku musik di masyarakat, khususnya bagi bakat-bakat muda, untuk berkesempatan bermain bersama dalam satu orkes kota secara professional dibawah arahan pengaba ternama. Proses audisi ini juga diharapkan bisa mengakomodasi dan mendeteksi bakat-bakat para pemain musik klasik, di tengah masih minimnya peluang bermain secara professional di bidang musik klasik saat ini. Para pemain Jakarta City Philharmonic yang berasal dari proses audisi ini, diharapkan bisa membawa semangat Jakarta City Philharmonic sebagai sebuah orkes yang berbasis pada publik.
“Jakarta City Philharmonic berupaya memberdayakan seluruh pemain di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan bermusik setinggi-tingginya dan menjadi perhatian dunia. Tentunya kita semua sadar hal ini memerlukan waktu yang tidak sebentar,” ujar Anto Hoed, Ketua Komite Musik DKJ dan Dewan Komisaris JCP.
Jakarta City Philharmonic sebagai program “orkes kota” yang diadakan atas kerja sama Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dengan mitra Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, adalah usaha-usaha edukasi untuk membangun keragaman kultur musik dunia di Jakarta. Jakarta sebagai sebuah kota, layaknya secara konsisten membangun city philharmonic-nya sendiri, sebagai sebuah kultur kota yang memberikan ragam ruang bagi apresiasi masyarakatnya yang selalu terkoneksi dengan karya-karya kota lain dari seluruh belahan dunia.
Jakarta City Philharmonic #3: Rusia: St. Petersburg, The Mighty Handful diadakan pada Kamis, 4 Mei 2017 mulai pukul 19.30 WIB di Gedung Kesenian Jakarta.