Daftar Bakal Kandidat Dewan Kesenian Jakarta 2026-2029

Pendaftaran untuk menjaring Bakal Kandidat Anggota Biasa DKJ 2026-2029 telah dibuka untuk publik sejak 13 Agustus hingga 26 September 2025. Secara keseluruhan, telah masuk sebanyak 104 pendaftar.

Seluruh dokumen yang lolos seleksi administratif yang dikirim oleh pendaftar akan diserahkan kepada Musyawarah Kesenian Jakarta pada 28–30 Oktober 2025 untuk diseleksi di dalam Komisi Bakal Kandidat.

Semua calon yang ada di daftar ini telah:
  • Bersedia mencalonkan diri dan tidak akan mengundurkan diri selama proses pencalonan berlangsung.
  • Bersedia mengikuti proses pemilihan yang ditetapkan.
  • Mempunyai waktu untuk menjalankan tugas-tugas dan kewajiban sebagai anggota DKJ.
  • Tidak memiliki cacat (etik dan etika profesional) dalam kegiatan kreativitas penciptaan seni.
  • Tidak pernah tersangkut dan/atau terlibat dalam kegiatan yang sifatnya merugikan nama baik dunia kesenian, baik yang secara langsung berkaitan dengan kegiatan kreativitas penciptaan seni maupun tidak.
  • Belum pernah menjadi Anggota DKJ selama 2 (dua) periode baik berturut-turut maupun tidak berturut-turut.
  • Tidak menjadi anggota lembaga sejenis di tempat lain.
  • Tidak pernah tersangkut perkara penyalahgunaan narkoba dalam segala bentuknya.
  • Bukan anggota partai politik.

Panitia Pengarah

Musyawarah Kesenian Jakarta 2025

Bidang Teater

No Nama Riwayat Hidup Pandangan Pribadi
1 Yustiansyah Lesmana Yustiansyah Lesmana adalah sutradara, perancang program, dan kurator seni pertunjukan yang berbasis di Jakarta. Ia aktif berkarya bersama Teater Ghanta, sebuah platform kolaborasi terbuka untuk praktik seni pertunjukan, serta terlibat dalam berbagai kerja kolaborasi lintas wilayah, seperti Majelis Dramaturgi, Asia Performing Arts Forum (APAF) 2017–2018, Perkumpulan Nasional Teater Indonesia, dan kolektif TERASIA sejak 2022 hingga kini. Praktik artistiknya berfokus pada kolaborasi lintas disiplin, wilayah, media, dan generasi, dengan ketertarikan khusus pada penelusuran konteks baru yang menghubungkan narasi sejarah, arsip, dan imajinasi masa depan sosial. Ia meraih penghargaan Sutradara Terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta pada Festival Teater Jakarta 2013 dan 2014. Saat ini, ia menjabat sebagai Direktur Artistik Djakarta International Theatre Platform, Sekretaris Umum Perkumpulan Nasional Teater Indonesia (Penastri), anggota Komite Teater, dan Ketua Komisi Arsip dan Koleksi Dewan Kesenian Jakarta.

Pengalamannya sebagai sutradara sejak 2015 meliputi karya-karya seperti Mother of Myths (2025), Penjerit/Screamer (2023), Laksamana Malahayati (2023, asisten sutradara), Mendengar (kembali) Takdir (2022), Setelah Lewat Jam Malam (2022, asisten sutradara), Musim Ketiga (2020), Mesin Hamlet (2019), Side B 47:17 (speech, noise, effect) (2018), TIDAK ADA MIKROFON UNTUK TAKDIR (2018), Beautiful Trauma (2017–2018), Manusia Hotel No.00 (2017), Ommelanden: Batas Runtuh (2017), dan Ruang Tunggu Darurat (2016). Sebagai kurator, ia terlibat dalam SUA TERASIA (2023–2025), Kanal (Teater) Alternatif (2025), Performing Arts Incubation Trajectory (PAIr) (2024), Festival Komunitas Seni Media (2022, sebagai asosiasi kurator), dan Top Generation (Muda Kaya Karya) (2018). Ia juga menjabat sebagai Direktur Artistik Djakarta International Theatre Platform sejak 2024 hingga 2025.

Lihat Pandangan Pribadi
2 Kris Aditya Kris Aditya, juga dikenal sebagai Krisna Aditya, adalah sutradara teater yang mulai belajar teater sejak duduk di bangku sekolah menengah dan bergabung dengan Teater Tanah Air. Pada tahun 2002, ia mendirikan grup Teater 21 April dan melanjutkan pendidikan di jurusan Teater Institut Kesenian Jakarta sejak 2003. Ia memulai karier penyutradaraan pada tahun 2004, dengan fokus pada teater realis kontemporer dan drama musikal.

Pendidikannya mencakup SD Negeri 11 Jakarta (1990–1996), SMP Negeri 76 Jakarta (1996–1999), SMA Negeri 27 Jakarta (1999–2002), dan Institut Kesenian Jakarta (2003–sekarang).

Pengalaman penyutradaraannya meliputi Petang di Taman (2004, Teater 21 April), Dalang Sang Dalang (2005, Teater 21 April), Trio Bee the Musical (2008, Sanggar Pustaka Lebah), Mimpi Nyumpeno (2010, Teater Teras 531), Warna the Musical (2011, Teater Abdi Siswa), Wayang the Musical (2012, Teater 21 April), Gita Cinta the Musical (2013, Artswara), The Laundry (2014, Teater 21 April), Monolog Musical Gumam Gugat Gigit (2015, Gong Tiga Teater), Sendratari Merangkai Asa (2017, Mama Project), Merah Putih Narapidana (2018, Mama Project), Monolog Amir Nasution (2019, Teater 21 April), Keumalahayati – Laskar Inong Balee (2022, Gema Citra Nusantara), Transformasi (2023, Mama Project), dan Teater Musikal Keumalahayati (2023, Gema Citra Nusantara).

Pengalaman organisasinya mencakup Ketua Himpunan Mahasiswa Teater Institut Kesenian Jakarta (2005–2007), Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta, Ketua Asosiasi Teater Jakarta Pusat (2017–2020), Wakil Ketua Bidang Seni & Budaya Ikatan Keluarga Alumni SMA Negeri 27 (2022–sekarang), Ketua Yayasan Hope Kreasi Nusantara, dan Direktur Kreatif Mama Art Project.

Lihat Pandangan Pribadi
3 Akbar Yumni Akbar Yumni adalah seorang kurator, dramaturg, periset, dan praktisi seni pertunjukan yang berbasis di Jakarta. Pendidikan formalnya meliputi SMA Tuban, Jawa Timur, Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Ilmu Komunikasi (1995–2000, dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (S1, 2011–2017). Ia juga mengikuti pendidikan informal seperti Curator Academy oleh Theatre Work-Goethe Institut di Singapura (24–28 Januari 2018) dan menjadi visitor serta partisipan pada program Akademi di Impulse Theatre Festival di Mullheim an de Ruhr, Jerman (10–22 Juni 2018).

Pengalaman komunitasnya mencakup keanggotaan di Forum Lenteng Jakarta (2007–2018), Majelis Dramaturgi (2017–sekarang), serta pendiri dan anggota GPI (Garasi Performance Institute) sejak 2024. Dalam bidang riset, ia menjadi periset di Desaantar Foundation (2008–2009), Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta untuk “Riset Naskah Akademis” bidang seni rupa (2013), dan Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (2015), sekaligus redaktur www.teaterdankota.org (2015–2016).

Sebagai kurator dan programer, ia berkontribusi pada pameran video Yang Taksa… di CCF Jakarta (2010), Arkipel (Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival) (2013–2018), Experimenta Film Festival di Bangalore, India (2015), Pameran Arsip 89 Tahun Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih di Galeri Cipta 3, TIM (2017), Pameran Arsip Era Perang Bintang; Tan Tjen Bok di Teater Kecil, TIM (2017), Imajitari International Dance Film Festival (2019, 2021, 2022) oleh Komite Tari DKJ, kolaborasi Unlogic Theatre dan Francesca Vicentie Quartet (2023), Festival Komunitas Seni Media (FKSM) di Nusa Tenggara Barat (2023) dan Makassar (2024), serta Djakarta International Theatre Platform (DITP) (2024–2025). Ia juga menjadi juri di Malang Film Festival (2014–2017), Festival Teater Jakarta wilayah Jakarta Utara (2016) dan Jakarta Pusat (2017, 2018), serta Arkipel (2019, 2024).

Karya seninya meliputi video Arema Tidak Kemana-mana (OK. Video “Militia”, 2007), penulis dalam buku Musa dari Jerman (Yayasan Obor Jakarta, 2016), dramaturg untuk performance arsip Backstage to Frontstage: Teknik-teknik Adegan-adegan Hantu Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih (2017), sutradara performance arsip Menonton Turang (2018, Studio Garasi dan Djakarta Theatre Platform), periset dan penampil pada The Last Ideal Paradise (2020), reenactment performance Menonton Daerah Hilang (1956) (2020), kolaborator di London Design Biennale The Invisible: Free the Space! (2021), reenactment performance Menonton Sedap Malam (1951) (2021), critical observer di Translocal Performance Academy, Wina, Austria (2022), dramaturg untuk Pandemic, What Do You Choose? di Hualien, Taiwan (2022), presentasi reenactment Daerah Hilang di Berlin (2023), reenactment Nyai Dasima di Den Haag (2024), dan aktor di Festival Horor, Ulsan, Korea Selatan (2025).

Sebagai pembicara, ia tampil di berbagai forum, termasuk Diskusi Space-Time in Film di Trinale Arsitektur UPH (2015), Forum Festival Arkipel Cultur Interface di Era Media Baru (2017), Forum FFD Yogyakarta Kebersituasian (2017), Forum Arkipel Kritisisme Film dan Lembaga Perfileman (2018), Asian Dramaturgs’ Network Laboratory (2018), Silang-Media: Intermedialitas (2022), dan BIPAM di Bangkok (2025). Publikasi bukunya meliputi Musa Jerman (2017), Pusaran Tukar AntarRagam (2019), Teater Enter: ‘Don’t Forget Tukang Sayur’ (2019), dan Watching Daerah Hilang-Performing Memory as an In-Between Strategy dalam Film Undone: Elements of a Latent Cinema (2024).

Lihat Pandangan Pribadi
4 Enny Yulyanti Angelina Enny Yulyanti. Pendidikannya meliputi gelar Magister Psikologi Klinis Dewasa dari UPI YAI, Jakarta (2020–2024), Magister Akuntansi dari Universitas Indonesia, Jakarta (2017–2020), Sarjana Psikologi dari Universitas Indonesia, Depok (1999–2005), dan Sarjana Ekonomi dari STIE YAI, Jakarta (2000–2002).

Dalam bidang profesi, Angelina berperan sebagai Psikolog dan anggota HIMPSI JAYA serta IPK Indonesia sejak 2020, Akuntan dan anggota IAI sejak 2017, serta Konsultan Pajak dan anggota IKPI sejak 2002.

Karir pekerjaannya mencakup posisi sebagai Wakil Bendahara di Perkumpulan Nasional Teater Indonesia sejak 2023, Project Specialist di Smart Warehouse, Jakarta sejak 2020, Direktur di Sekacil Publisher & Community, Jakarta sejak 2020, Produser di Teater Kedai, Jakarta sejak 2016, Manajer Keuangan di Angkasa Komunikasi, Jakarta sejak 2008, Konsultan Pajak di Gagas Karsa Cemerlang, Jakarta (2000–2008), dan Konsultan Pajak di Fredie Linggadjaja, Jakarta (1997–2000).

Di bidang seni dan kepenulisan, Angelina meraih Juara II Hadiah Sastra Rasa Ayu Utami untuk novela Mencari Sita di Hindia Belanda pada 2025, Juara I Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta untuk Malam Kelima Belas pada 2024, dan Juara I Piala HB Jassin untuk cerpen Sepucuk Surat dari Hindia Belanda pada 2024. Ia juga menulis novela Mencari Sita di Hindia Belanda yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada 2024, serta buku puisi I n Between , di antaranya bersama Robin Block pada 2019. Ia mendapatkan penghargaan “Inspirational Women” dari Kedutaan Besar Irlandia di Asia Tenggara pada 2022 dan menjadi penulis residensi di Irlandia (Dublin dan Cork) pada tahun yang sama. Selain itu, ia aktif sebagai sutradara, penulis, dan aktor dalam berbagai produksi teater, termasuk Malam Kelima Belas dan Melankolia.

Untuk pelatihan non-pendidikan, Angelina mengikuti Program Assessment Center untuk Organisasi di LPT UI, Jakarta pada 2024 dan Program Behavior Analyst untuk Anak di LPT UI, Jakarta pada 2022–2023.

Lihat Pandangan Pribadi
5 Daniel Hariman Jacob Daniel Hariman Jacob adalah dosen di Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya, Universitas Indonesia. Pendidikan formalnya meliputi Sarjana Sastra (S.S.) dari Universitas Indonesia, Program Studi Indonesia (1996–2001) dengan skripsi berjudul Kapai-Kapai Karya Arifin C. Noer: Tinjauan Semiotika dan Intertekstualitas , serta Magister Humaniora (M.Hum.) dari Universitas Indonesia, Program Studi Susastra (2011–2014). Saat ini, ia sedang menempuh pendidikan S3 di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya, Universitas Indonesia, dalam Kajian Tradisi Lisan sejak 2020. Pendidikan nonformalnya mencakup Pelatihan Bahasa Jurnalistik (2004), Pelatihan Menulis Karya Ilmiah (2006), Pelatihan Dasar-Dasar Pendidikan Tinggi (2007), Pelatihan Tradisi Lisan (2012), serta Sertifikasi Peneliti Tradisi Lisan Tingkat Dasar dan Menengah dari Depdikbud RI (2022).

Sebagai dosen, ia mengampu mata kuliah seperti Perkembangan Sastra Indonesia, Penulisan Kreatif, Pengkajian Drama, Seni Pertunjukan, Sastra dan Masyarakat, Telaah Sastra Indonesia, Penyuntingan Karya Imajinatif, Penulisan Populer, Apresiasi dan Kreasi Sastra, Telaah Tradisi Lisan, Dokumentasi Tradisi Lisan, dan Sastra Lisan. Pengalaman kerjanya meliputi korektor bahasa untuk Majalah Tempo (2000–2002), mengajar di Sekolah Pelita Harapan, Karawaci (2002–2004), asisten dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya UI (2004–2006), dosen tetap di UI sejak 2006, dosen tamu di Institut Kesenian Jakarta (2008–2010), dosen tamu di Universitas Islam Alazhar Indonesia (2013), dan visiting profesor di Tokyo University of Foreign Studies (2015–2019).

Daniel aktif sebagai anggota Asosiasi Tradisi Lisan, pimpinan Teater Bejana, dan ketua Komunitas Cahaya Nusantara yang fokus pada pendokumentasian tradisi lisan. Ia juga sutradara teater sejak 1994, memulai debutnya dengan lakon Min atau Plus = ? bersama Teater Blok M dan meraih penghargaan aktor terbaik di Festival Teater Jakarta Selatan (1995). Karya teater yang disutradarainya meliputi Halte (1995), Salam Paham (1999), Pelacur Terhormat (2000), Genderang Kain (2001), Perempuan di Titik Nol (2002), Cairan Perempuan (2003), Boenga Roes dari Tjikembang (2004), Hamil (2004), Nonton Cap Gomeh (2005), Drama Musikal Heidi (2007), Pentjoeri Hati (2008), Zonder Lentera (2009), Mentang-Mentang dari New York (2010), dan Nonton Capgomeh (2011). Naskah drama karyanya meliputi Ada-Ada Saja dengan Cinta , Jaka Tarub Mencari Cinta , Sepuluh , dan Ande-Ande Lumut .

Dalam bidang sinema, ia menjadi asisten sutradara sinetron Ada Apa Denganmu dan Yusuf , serta menyutradarai dan menulis cerita untuk film pendek Tvku , Si Udin , dan film dokumenter seperti Nyanyian Pohon Lontar (juara Festival Budaya Nusantara 2023), Cerita di Balik Gula Sabu (juara 2 Festival Film Kearifan Lokal IPB), Hahiwang: Ratapan dalam Tradisi (2024), Menenun Kehidupan (2025), dan Orang Sabu dan Kain Tenun (2025). Ia juga menulis buku Pelajaran Seni Budaya (Teater) untuk SMP Kelas 7-9 (Penerbit Pt. Pustakan Widya Utama) dan artikel ilmiah populer berjudul Orang Sabu dan Tradisi Bernyanyi di Atas Pohon Lontar di Nusantara Institut.

Lihat Pandangan Pribadi
6 Deden Haerudin Deden Haerudin dikenal dengan nama panggung Deden Rengga. Pendidikan formalnya mencakup Sarjana Seni (S.Sn.) dari Program Studi Seni Teater, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung (1997) dengan skripsi berjudul Penyutradaraan Naskah “Sang Ayah” Karya August Strindberg , Magister Seni (M.Sn.) dari Program Pengkajian dan Penciptaan Seni, Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta (2009) dengan tesis Penciptaan Karya Teater “Torotot Heong The Song of Kabayan” , dan Doktor (S3) dari Program Pengkajian Seni Pertunjukan, Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta (2019) dengan disertasi Dramaturgi Teater Urban Marjinal pada Pertunjukan Sirkus Anjing .

Profesi Deden meliputi dosen di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sejak 2001, trainer pelatihan Seni Budaya Teater PPSB DKI (2015–2021), penulis buku teks pelajaran Kemendikbud sejak 2013, dan penulis naskah pertunjukan. Karya pertunjukannya dalam sepuluh tahun terakhir meliputi Petruk Sang Dalang of The Soul (2025, Gedung Wayang Orang Barata Jakarta), Lintas Waktu (2025, Gedung Wayang Orang Barata Jakarta), Kuntilanak Sumur Tua (2024, Festival Miss Cicih Jakarta), Halte Rawamangun (2023, Aula Latief UNJ), Satria Milenial (2022, Setu Babakan), Semangat Garuda (2022, BLU Expo Istora Senayan), Apakabar Ki Hajar (2022, Artec Fair, pertunjukan hybrid), Permatakoe Jang Hilang (2019, Teater Senopati Aracana Trisakti Jakarta), Kinanti Tanah Bali (2018, Teater Senopati Aracana Trisakti Jakarta), Lenggang Meniti Asa (2018, Prodi Pendidikan Tari UNJ), dan Nawangsari Pesona Dewi Khayangan (2017, Teater Senopati Aracana Trisakti Jakarta).

Publikasi ilmiahnya dalam sepuluh tahun terakhir mencakup Reinterpretasi dalam Pertunjukan Lenong Betawi (Jurnal Panggung ISBI Bandung, 2025), A Practical Model of Urban Theatre Performance for Enhancing Contextual and Site-Specific Artistic Production (ISHEL Pasca UNJ, 2025), Sirkus Anjing as a Model of Urban Theater for Criticizing Social Context, Metadiscourse Analysis (1st ISoLLEAC & 5th ISLCH, Universitas Sumatra Utara, 2023), Pengelolaan Pertunjukan Teater di Jakarta Tahun 1972 Hingga Tahun 2017 (Dance & Theatre Review, 2021), Aplikasi Role-Play Melalui Teknik Olah Tubuh Imaji (Didaktika Tauhidi, 2019), Sirkus Anjing: Social Political Criticize of Kubur Theater Group In New Order Regime (Dramaturgy Review) (JARAD, Srinakharinwirot University Bangkok, 2014), dan Karakter Tokoh Kabayan sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Teater Torotot Heong The Song of Kabayan (Surya Seni, ISI Yogyakarta, 2010).

Lihat Pandangan Pribadi
7 Irawita Irawita, yang dikenal sebagai Ira Gallis, adalah aktor, penulis naskah teater, sutradara teater, dan fasilitator teater yang mendirikan dan mengelola Komunitas Budaya Paseban di Jakarta sejak tahun 2000 hingga sekarang. Ia juga menjadi salah satu pendiri Koalisi Seni pada tahun 2012 dan Perkumpulan Pekerja Seni Perempuan Indonesia (Puan Seni) pada tahun 2021.

Karier seninya meliputi peran sebagai fasilitator Teater Pemberdayaan Komunitas Kreatif di Tabanan, Bali pada tahun 2014, bekerja sama dengan World Bank, Kementerian Ekonomi, dan Yayasan Kelola, serta sebagai fasilitator teater pemberdayaan dan seniman residensi di Bangsal Menggawe, Lombok Utara pada tahun 2015. Pada tahun 2016–2017, ia menjadi fasilitator teater pemberdayaan untuk program Beranda Perempuan di Komunitas Pasir Putih, Lombok Utara, dan di SMA Katholik Andaraluri, Waingapu, Sumba Timur, NTT dengan dukungan Koalisi Seni Indonesia. Dari tahun 2019 hingga 2021, ia menjabat sebagai penulis naskah dan pencerita dalam program Cerita Adat di Radio Gaung AMAN. Pada tahun 2023, ia menjadi tim konten untuk program OLAHRASA Dirjenbud Ristek di Kepulauan Seribu dan Kelurahan Galur, Jakarta Pusat, serta manajer program kolaborasi Sekolah Adat antara Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN). Ia juga menjadi konseptor Pameran Benda Adat dan Benda Budaya di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta dalam PKN 2023, serta konseptor program RUANG TAMU Komunitas Budaya Paseban untuk PKN 2023. Pada tahun yang sama, ia berperan sebagai aktor dan sutradara monolog Cerita Mintarsih dalam peringatan 25 tahun Komnas Perempuan. Pada tahun 2025, ia menyutradarai Dramatik Reading di SMPN 5 Blora, Jawa Tengah untuk memperingati Seabad Pramoedya Ananta Toer dan Pembacaan Surat-Surat Kartini untuk Hari Kartini di Pendopo Kabupaten Blora.

Lihat Pandangan Pribadi
8 Imam Aziz Muttaqin Imam Aziz Muttaqin adalah seorang praktisi teater dan profesional di bidang manajemen program yang berbasis di Jakarta. Meskipun bercita-cita meraih gelar Munsyi, ia memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) dari Universitas Indonesia pada 2014 dan mengikuti program non-gelar di Moscow State University pada 2013. Dilatih sebagai penulis kreatif, ia menemukan peran utama di teater sebagai desainer pencahayaan, aktor, desainer set, dan manajer panggung, dengan keyakinan bahwa fiksi membentuk dunia.

Pengalaman teaternya dimulai sejak 2006, mencakup Mata Pisau (2006, desainer pencahayaan, Teater De Britto), Petang Di Taman (2007, desainer pencahayaan, Teater Bahasa), Sidang Para Setan (2008, aktor dan desainer set, Teater Bahasa), Malin Kundang (2008, desainer set dan pencahayaan, Teater De Britto), High School Musical (2008, asosiasi desainer pencahayaan), Tumirah Sang Mucikari (2009, aktor, Teater Bahasa), Sketsa Robot 2.0 (2010, asisten manajer panggung, Teater Sastra), Baju Baru Sang Raja (2011, aktor dan desainer set, Teater Sastra), Multimonolog Selingkuh (2013, desainer set, Teater Sastra), A Midsummer Night’s Dream (2014, manajer panggung, Teater Sastra), Plin-Plan (2015, desainer artistik), Mencari Nurani (2016, manajer panggung, Teater Sastra), dan Pesta Maling (2017, manajer panggung, Teater Celah). Ia juga mengikuti Workshop Penulisan Review Seni Pertunjukan oleh Teater Garasi, BEKRAF, dan Koalisi Seni Indonesia (2016) serta lokakarya Menulis Kritik Teater oleh Dewan Kesenian Jakarta (2023).

Publikasi ilmiah dan tulisannya meliputi Aesthetics Problems of Jakarta: Relation Between Yogyakarta’s Theatre Performers and Jakarta’s Audience (The Asian Conference on Arts & Humanities 2018), artikel Garcia Lorca dan Arti Sebuah Nama dan Menjadi Kenangan atas Dosa-Dosa: Kritik Atas Pementasan Hamlet oleh Teater KataK di jakartabeat.net, serta kontribusi puisi dalam Meteor: Antologi Puisi Bengkel Sastra 2008 (Balai Bahasa Yogyakarta, 2008).

Di luar teater, Imam memiliki pengalaman sebagai Business Operation Manager di Arkademi, Jakarta (2023–2025), Business Operations Manager di Jay Jay Edukasi (JayJay School), Jakarta (2022–2023), Program Manager di Dapur Kita Indonesia (Kita Kitchen), Jakarta (2020–2022), Head of Program and Partnership di Digital Maksima Karunia (Digiresto), Jakarta (2022), Senior Project Manager di Teknologi Perdana Indonesia (Maxim Indonesia), Jakarta (2017–2020), dan Lighting Designer di Sarana Generasi Bintang (Maxim Indonesia), Jakarta (2016–2017).

Lihat Pandangan Pribadi
9 Putri Dyas Dasanova Putri Dyas Dasanova. Pendidikan formalnya meliputi SD 05 Pagi Pekayon Jakarta Timur (1992–1998), SMPN 91 Gandaria Jakarta Timur (1998–2001), SMUN 106 Gandaria Jakarta Timur (2001–2004), dan Diploma III Program Studi Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Kesenian Jakarta (2004–2008).

Di bidang teater, Putri aktif sebagai pemain dan sekretaris Teater Gunung Dromo (2005–2008), stage manager untuk ujian TSD Orang Asing (2007), pimpinan produksi ujian TSD Nafsu Di Bawah Pohon Elm (2008), pemain dalam drama musikal Bon Bin Ben Naif (2008), operet Natal GBI Bandung (2011–2012), We The Happy Family (2012), dan 1 Rumah 3 Tangga (2013). Ia juga menjadi asisten sutradara Teater Abang None Jakarta (2013), sutradara Teater Pinisi Edutainment Park (2013), pengajar ekstrakurikuler drama di TK Theresia Jakarta (2015–2020), sutradara dan koreografer operet Senopati Skin Care (2015), asisten sutradara dan koreografer operet ulang tahun Ericsson (2015), sutradara drama musikal TK Theresia Jakarta (2016), pemain Vagina Monologue One Billion Rising (2016), sutradara operet ulang tahun Pertamina Gas ke-11 Afung (2018), pemain monolog Peqho Teater (2021), mentor pimpinan produksi Teater SMAN 8 Jakarta (2023), dan koordinator pemain Titimangsa Bunga Penutup Abad (2025).

Dalam bidang tari, ia menjadi koreografer dan penari untuk HUT BII di Ballroom Ritz Carlton (2007), pengajar ekstrakurikuler tari SMUN 106 Jakarta Timur (2010–2011), koreografer video klip Gretha Kiss Me (2009), tim BNI Bekasi (2011), video HUT Honda (2013), video Pilkada Egy Masadiah (2013), dan iklan Mandiri Flash Mob YouTube (2014). Di industri film, ia menjabat sebagai koordinator talenta untuk Satu Jam Saja (2010), Badai Di Ujung Negeri (2010), Belenggu (2012), serta casting associate untuk Kuyang Sekutu Iblis Yang Mengintai (2022), Muslihat (2023), video klip Heroik Efek Rumah Kaca (2024), Hari Itu Maudy Ayunda (2024), 1 Kakak 7 Ponakan (2024), dan Tukar Takdir (2025). Ia juga menjadi acting coach untuk film Cahaya Kecil (2012), Adriana (2012), omnibus Rumah Nenek, Babeh Oh Babeh, Princess, Bajak Laut & Alien (2013), Garuda (2013), series X Bima RCTI (2013), Tabula Rasa (2014), Di Balik 98 (2014), Rock n Love (2014), 3 (2015), dan Made In Bali (2023).

Putri juga aktif sebagai mentor workshop seni peran, termasuk Workshop Acting Potrait Management (2014), pembimbing workshop seni teater untuk guru SD se-Jakarta Selatan (2015), pelatih Public Speaking KPK (2016), pelatih operet Gathering Departemen Pajak Indonesia (2016), dan mentor acting for casting Peqho Workshop (2021–2023). Selain itu, ia menjadi pelatih acting Sirra Kids Management (2024–2025) dan menangani manajerial kelompok/komunitas atau aktor personal (2022–2025).

Lihat Pandangan Pribadi
10 Silmi Rahmadi Silmi Rahmadi adalah pekerja seni yang memulai karier sebagai aktor dan sutradara teater, kemudian berkembang ke industri media. Saat ini, ia menjabat sebagai Producer Creative di Kompas TV dan memiliki usaha production house bernama Indie Production. Ia lulus dari STIKOM Interstudi, jurusan S1 Komunikasi pada tahun 2015.

Pengalaman kerjanya mencakup peran sebagai penulis naskah dan sutradara drama musikal sejak 2009 hingga sekarang, di mana ia menciptakan cerita film, menulis skenario, membuat transkripsi, dan mengarahkan akting. Pada tahun 2011–2012, ia bekerja sebagai staf kreatif di Metro TV, bertugas menganalisis dan memecah skenario, merencanakan alur syuting, serta menjadi penghubung sutradara dengan berbagai departemen. Sejak 2015, ia bergabung dengan Kompas TV, awalnya sebagai Floor Director (2015–2021) dan kemudian sebagai Producer Creative (2022–sekarang), dengan tugas menyeleksi dan menganalisis naskah skenario, menentukan kru produksi, dan mengelola pembacaan skenario bersama pemain. Ia juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Drama Jakarta Barat dan Manager Program Indraja Fest sebagai produser sejak 2020 hingga sekarang.

Lihat Pandangan Pribadi
11 Aulia Detha Amalia Aulia Detha Amalia adalah seorang aktor, penulis, dan pencipta pertunjukan. Pendidikan formalnya meliputi Sarjana Seni (S1) Penciptaan Seni (Aktor) dari Institut Seni Budaya Indonesia Bandung dengan naskah Orang Kasar , Magister Seni (S2) Penciptaan Seni dari Institut Kesenian Jakarta (2022–2025) dengan tesis Perempuan di Ruang Tamu , dan sedang menempuh Doktor (S3) Penciptaan Seni dengan disertasi sementara berjudul Perempuan sebagai Arsip: Tubuh, Memori, dan Praktik Performatif dalam Ruang Privat dan Komunitas .

Fokus penciptaannya adalah eksplorasi tubuh perempuan sebagai arsip performatif, representasi ruang domestik (ruang tamu) sebagai medium teater, estetika partisipatoris dalam seni pertunjukan kontemporer, dan pemberdayaan komunitas melalui seni. Pengalaman berkeseniannya mencakup berbagai peran. Pada 2025, ia menjadi peserta terpilih Asia Pacific Artistic Research Network (APARN) di Thailand, peserta Kanal Teater Komite Teater DKJ, penampil terpilih dalam Expedition Camp Kurator bersama seniman Asia, penampil di Festival Benang Merah Dewan Kesenian Jakarta, aktor dalam teater Aduh karya Putu Wijaya, talent teatrikal di Indonesia International Motor Show (IIMS), dan aktor dalam ujian tugas akhir sarjana IKJ.

Pada 2024, ia mengajar teater anak-anak Kali Pasir melalui Kolaborasi Kolektif Dewan Kesenian Jakarta, menjadi aktor dan pencatat adegan dalam program Artis Tjikini IKJ, serta aktor dalam Titik Api untuk ulang tahun Yayasan Lembaga Hukum Indonesia. Pada 2023, ia tampil dalam presentasi performatif program Kelindan Dewan Kesenian Jakarta, berperan sebagai aktor dalam film mahasiswa IKJ Panopticon dan Skizofrenia , mengajar teater untuk ibu-ibu PKK Kali Pasir RW 04 Cikini dalam Pekan Kebudayaan Nasional, serta menjadi peneliti dan pembuat podcast dalam program pengabdian masyarakat IKJ.

Pada 2022, ia tampil dalam presentasi performatif program Artistic Development Dewan Kesenian Jakarta. Selama 2017–2021, ia berperan sebagai aktor dalam naskah teater seperti Norma , Sekuntum Melati untuk Rima , Elegi Musim Panas , Orang Kasar , Sepasang Merpati Tua , Ngenteung , Monolog Inggit , dan Monolog Marsinah . Ia juga aktif sebagai aktor dalam Pertunjukan Teater Kampus Seluruh Indonesia (PTKSI) (2017–2020) dan berperan dalam sinetron RCTI Dunia Terbalik dan Wanita Perindu Surga (2017–2018). Selama 2012–2016, ia menulis puisi dan monolog cerita rakyat semasa SMP dan SMA.

Lihat Pandangan Pribadi
12 Andi Hidayat Andi Hidayat, dikenal dengan nama digital Gema Sadatana dan dipanggil Andy Boleng di kalangan dunia kesenian. Pendidikan formalnya meliputi Diploma III Pemeranan (2007) dan Sarjana Seni Teater (2014) dari Institut Kesenian Jakarta.

Sebagai seniman teater, ia memutuskan menjadi penulis sejak semester 4 kuliah, sambil tetap berperan sebagai aktor dalam beberapa pertunjukan teater dan memiliki minat besar dalam pengamatan pengembangan seni pertunjukan, khususnya teater. Ia menulis drama untuk teater, musikal, skenario film, dan sinetron, serta pernah tergabung dalam tim penyusun buku. Pada 2009, ia menjadi bagian dari tim riset dan penulis naskah lakon untuk produksi Durjanasia oleh Teater Lembaga. Pada 2016, ia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sebagai periset untuk pembinaan kesenian bagi narapidana. Ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris dan Pengurus Asosiasi Teater Jakarta Pusat, panitia penyelenggara Festival Teater Jakarta tingkat wilayah dan final, anggota Dewan Kurator Festival Teater Wahyu Sihombing (2017), serta dewan juri dan pengamat untuk Festival Teater Pelajar Jakarta dan Festival Teater Jakarta tingkat wilayah.

Pengalaman berteater dalam sepuluh tahun terakhir meliputi penulisan Monolog Musikal GUMAM, GUGAT GIGIT (2015, dipentaskan di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Solo, dan Galeri Indonesia Kaya), konsep kreatif dan penulis untuk sendratari Merangkai Asa (2017), musikal Merah Putih Narapidana (2018), dan musikal Keumalahayati – Laskar Inong Balee (2022 dan 2023). Pengalaman pelaksana program teater mencakup kurator Festival Teater Wahyu Sihombing (2017), Ketua Pelaksana Festival Teater Jakarta Pusat (2019), dewan juri Festival Teater Pelajar Jakarta Pusat (2023), Ketua Pelaksana Festival Teater Jakarta (2024), serta narasumber Workshop Classroom Realisme pada Program Laboratorium Teater (2025), pengamat Festival Teater Pelajar Jakarta Tingkat Final (2025), dan pengamat Festival Teater Jakarta Utara (2025).

Lihat Pandangan Pribadi
13 Hoirul Hafifi Hoirul Hafifi dengan nama legal Arung Wardhana Ellhafifie. Ia adalah seorang seniman, peneliti, penulis, kurator, dan dramaturg yang aktif mengeksplorasi tema-tema seperti ekologi, politik, relasi kuasa, kerentanan, kolektivitas, blater (jawara lokal) di Bangkalan, praktik kerja sutradara teater dokumenter, serta kekerasan seksual terhadap perempuan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Bangkalan melalui perspektif ketahanan hidup dan kewibawaan perempuan. Pendidikan formalnya meliputi Sarjana Seni (S1) dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya (STKWS) dengan minat penyutradaraan teater (2019), Magister Seni (S2) dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dengan minat penciptaan seni teater (2021), dan Doktor (S3) dari ISI Surakarta dengan minat penciptaan seni teater (2024).

Penelitiannya kerap dipresentasikan dalam format lecture performance, performance-lecture, dan performative-lecture, termasuk di Konferensi Pertunjukan dan Teater Indonesia (2020), Biennale Jogja (2020), Suara Teater Nusantara (2021), dan makalah terbuka BWCF (2023). Ia juga menjadi penulis Emerging Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) pada 2016. Karya tulisnya mencakup buku nonfiksi Minum Kopi Sembari Tengok ke Belakang (Dramaturgi ke Dramaturg) (2023, 2024), Chaos: Metode Riset Artistik dan Autobiografi dalam Performa yang Terus Menerus Kandas (2025), serta buku yang sedang dipersiapkan: Chaos: Estetika Keruwetan dan Kesalahan Teknis (2026), Chaos: Dramaturgi Depresi (2026), Dramaturgi Baru: Dramaturgi Ngalur-Ngidul (2025), dan Silang Sengkarut Berpikir Dramaturgis (Reproduksi Pengetahuan melalui Festival Teater Jakarta Timur 2025) (2025). Karya fiksinya meliputi novel Gidher (2017), kumpulan cerpen Mati Seperti Apakah yang Tidak Merepotkan? (2019), serta kumpulan naskah drama Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (2017) dan Satu Memori dalam Soliloqui (Teks, Lakon, Monolog, dan Lainnya) (2019).

Sebagai seniman, ia terlibat dalam penciptaan dan performa seperti Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (ujian tugas akhir S1, STKWS, 2017), Aktivitas dalam Terapi (2019), Kepada yang Sakit (2020), Jek Nebenne! (ujian tugas akhir S2, ISI Surakarta, 2021), Rong Dhelem (Hibah Seni PSBK Jagongan Wagen, 2022), Bus Jalur Wajan Penyok (Banyuwangi-Situbondo, Surabaya-Bangkalan, & Malang-Blitar) (Penciptaan Karya Kreatif Inovatif, Kemendikbudristek, Dana Indonesiana, dan LPDP, 2022), dan Diskusi Performatif: Minum Kopi Sembari Tengok ke Belakang (Dramaturgi ke Dramaturg) (ujian tugas akhir S2, ISI Surakarta, 2024). Ia juga mendirikan Border Crossing Space Burneh, sebuah platform multidisiplin yang menggabungkan seni, arkeologi, geografi, biologi, psikologi, ekologi, dan lainnya.

Lihat Pandangan Pribadi
14 Venyta Yoshiantini Venytha Yoshiantini adalah seniman teater musikal berdarah Jepang dengan kewarganegaraan Indonesia. Pendidikan dan pelatihannya mencakup gelar BA(Hons) First Class Honours dalam Teater Musikal dari Lasalle College of the Arts, Singapura, Diploma in Theatre dengan predikat Distinction dari Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA), Singapura, serta pelatihan Budi Miller Taksu Training di Singapadu, Bali, dan Creative Edge Youth Acting and Physical Theatre Programme oleh ITheatre. Ia adalah pendiri dan Direktur Artistik TEMAN (Teater Musikal Nusantara). Penghargaannya meliputi Best PR Campaign Bronze Award di Marketing-Interactive PR Awards 2022 untuk Nurbaya Musical Series , AMI (Indonesian Music Awards) untuk Best Musical Album 2024 untuk Musikal Keluarga Cemara , nominasi Best Ensemble ST Life! Awards Singapura 2016, The Future Leader Scholarship dari Lasalle College of the Arts 2013, dan Tuition Grant Deed untuk Outstanding Admission dari NAFA 2008.

Dalam pengajaran dan penjurian, ia menjadi apprentice Budi Miller Taksu Training (2024–2025), pengajar teater musikal di The Resonanz Music School (2024–2025), juri tari untuk Asia Arts Festival 2025, pengajar tetap program Intensif Musikal Budaya oleh Indonesia Kaya, Djarum Bakti Budaya Foundation (2022–2025), co-producer program teater musikal di Semesta Akademi (2023–2024), pembicara dan pengajar di Ideafest (2023–2024), pengajar tari tap di Genecela Dance Studio (2022), juri tari untuk Indonesia Menari (2021), dan pengajar tari Broadway di Gigi Art of Dance (2016–2020).

Pengalaman kreatifnya mencakup berbagai peran sebagai sutradara, koreografer, dan pelatih akting, seperti sutradara dan koreografer Musikal Perahu Kertas (2024–2025, Indonesia Kaya), sutradara Musikal Suara Hati (2025, TRCC), sutradara dan koreografer Musikal Kapan Nikah? (2024, Jaksical), sutradara dan koreografer RENT the Musical (2023, TEMAN Musicals), sutradara dan koreografer Gie dalam Musikal (2023, Eki Foundation), pelatih akting Serial Musikal Ismail Marzuki (2022, Indonesia Kaya), co-sutradara dan koreografer Serial Musikal Siti Nurbaya (2021, Indonesia Kaya), koreografer Imperfect Series (2020, Starvision), co-sutradara dan koreografer Rara J (2020, TEMAN Musicals), sutradara dan koreografer Metro TV 20th Anniversary (2020), koreografer Bertha & Cendrawasih dan Paerengan & Lebona (2020, TEMAN Musicals), sutradara dan co-koreografer Trans Studio Bali Premiere dan Trans Studio Cibubur Premiere (2018–2019, Trans Media Group), co-sutradara dan koreografer Into The Woods (2018, TEMAN Musicals), co-sutradara Rumah Kita Cabaret (2018, @America), co-koreografer JakarTAP! (2017, Genecela Dance Centre), direktur vokal Lucia and The Ice Mountain (2017, Deep Acting Productions Vietnam), dan berbagai peran koreografi lainnya sejak 2010.

Pengalaman performanya meliputi peran seperti Cici dalam Musikal Keluarga Cemara (2024–2025, Visinema Pictures), Guru dalam Panggil Aku Ayah (2025, Visinema Pictures), Nada dalam Nada Irama (2023, ISFF Festival), Brooke Wyndham dalam Legally Blonde Musical (2023, JPAC), Wanita dalam Superia: Suara Perempuan Indonesia (2023, Institut Ungu), penari dalam Petualangan Sherina 2 (2023, Miles Film), Tracy Turnblad dalam Hairspray (2019, TEMAN Musicals), serta berbagai peran lainnya dalam produksi seperti Into the Woods (2016, Lasalle), Cabaret (2016, Lasalle), RENT (2016, Pangdemonium), Playtime! Series (2011–2017, Esplanade Theatre), dan lainnya sejak 2009.

Lihat Pandangan Pribadi

Bidang Tari

No Nama Riwayat Hidup Pandangan Pribadi
1 Kennya Rizki Rinonce Kennya Rinonce adalah seorang kreator independen dan produser dengan pengalaman lebih dari tujuh tahun di sektor seni, khususnya seni pertunjukan multidisiplin. Ia bersemangat mengembangkan ekosistem seni yang berkelanjutan dan memajukan kebijakan budaya melalui praktik dan studi. Pendidikan formalnya meliputi gelar BA in Interior Design dari Institut Teknologi Bandung (ITB) (2009–2013) dan MA Creative & Collaborative Enterprise dari University College London (UCL) dengan predikat Distinction (2019–2020).

Dalam kepemimpinan seni dan budaya, ia menjabat sebagai anggota komite advisori dan pemrograman di Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (2023–2026), co-founder dan Direktur Kreatif Drupadi ID (2016–2021) yang memproduksi proyek seni pertunjukan dan riset kreatif, co-founder dan Direktur Tejo Laras Madya Foundation (2016–2021) untuk pengelolaan program dan kolaborasi seni pertunjukan, serta bagian dari tim produksi Sasikirana Dance Camp (2016–2018). Dalam bidang kepemimpinan kreatif dan enterprise, ia menjabat sebagai Head of Creative & Content di PT. Tentang Anak Bahagia, Jakarta (2024–2025), memimpin strategi konten 360° untuk produk FMCG dan IP dengan tim lebih dari 15 orang, serta Direktur Kreatif di Merchant of Emotion (2015–2016), mengelola strategi kreatif dan proyek multi-platform.

Portofolio dan keterlibatan publiknya (2015–2025) meliputi Body Migration – I DO (n’t) Want di Goethe Institut Indonesien (27 Juli 2025), Demokratisasi Ruang Melalui Tari: Kajian Atas Praktik dan Akses di Festival Benang Merah, Komunitas Kahe (20 Juli 2025), moderator di IDEAFest 2024 dengan Indonesian Dance Festival, pembicara di International Dance Day TVRI World (2024), Inside Out: Why, When, and How to Tour in the USA di @america (2024), Dukungan untuk Kesenian: Dana Abadi Kebudayaan, Filantropi, Bisnis, dan Riset Cultural ROI di Komisi Filantropi Dewan Kesenian Jakarta (2023), JICON – Bincang Seniman (2023), Curators Meet Up: Rasa Beyond Bodies di Indonesian Dance Festival (2022), Diskusi Publik #8: [Re]reading Skena Tari Jakarta! di Komite Tari DKJ (2022), Jakarta Mari Menari: Tari & Kultur Pop di Disparekraf DKI Jakarta (2021), Vacathon: Stunning Bandung 4.0 Creative Tourism Through Digital Tourism (2019), serta berbagai diskusi dan presentasi seni di Bandung, Jakarta, dan Semarang (2015–2018).

Ia juga aktif sebagai Liaison Officer di SIPFest (2016), mendukung artis internasional seperti She She Pop dan Montreal Dance Canada, serta memfasilitasi kolaborasi dengan direktur dan produser festival global. Pengakuan atas kepemimpinan budayanya meliputi LPD Awardee (perwakilan Inggris), Duta Budaya untuk residensi di Selandia Baru, profesional terpilih dalam proyek IKKON BEKRAF (2018, Wakatobi), dan finalis Borak Arts Pitch Pad (2018, Adelaide).

Lihat Pandangan Pribadi
2 Mariska Febriyani Mariska Febriyani adalah penari balet profesional, pendiri, dan Direktur Eksekutif Yayasan Ballet.id (didirikan tahun 2014), serta anggota Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta periode 2023–2026. Ia memulai latihan balet sejak usia 10 tahun di Namarina Dance Academy, lulus S1 Psikologi Universitas Atma Jaya Jakarta (2009), dan melanjutkan pendidikan tari profesional di Ev & Bow Full-Time Dance Training Centre, Sydney, Australia (2011). Pada tahun 2012 ia menjadi penari kompi di Bangkok City Ballet, Thailand.

Sebagai pendiri Ballet.id, Mariska telah mempelopori berbagai program besar pengembangan balet dan tari di Indonesia, antara lain Indonesian Ballet Gala (2015, 2023, 2025 – yang terbesar pada 2025 menghadirkan 11 penari internasional dari 8 negara dan lebih dari 60 penari Indonesia), RASA (2024) – kolaborasi koreografer muda Indonesia, Inggris, dan Filipina, Jawa Ballet (2021) bersama West Australian Ballet, Historia (2019), serta proyek inklusif seperti Discovering Disabled Dance Talent Across Indonesia (2022) bersama Nalitari dan We Are Epic (UK). Ia juga menginisiasi pertunjukan amal virtual HOPE (2020) dan HeART for People (2020) untuk membantu pekerja seni di masa pandemi.

Pengalaman internasionalnya meliputi residensi dan pertukaran budaya dengan West Australian Ballet, Royal Danish Ballet, Royal Swedish Ballet, Tivoli Ballet Theatre, serta menjadi delegasi Indonesia di Unlimited Festival Glasgow (2016) dan Global Poetry, Dance, Music and Painting Arts Gathering di Hangzhou, Tiongkok (2025). Pada tahun 2026 ia akan menjalani fellowship di New York melalui Asian Cultural Council Grant.

Mariska juga aktif sebagai produser pertunjukan balet kelas dunia di Indonesia, antara lain “Once” West Australian Ballet Touring (2016) dan seri Ballet @Kunstring (2015–2018) di Kunstkring Paleis Jakarta. Ia berhasil membawa Ballet.id meraih penghargaan Australia-Indonesia Business Week 2017 sebagai kolaborasi kreatif paling sukses antara Indonesia dan Australia.

Lihat Pandangan Pribadi
3 Windi Saputra Windi Saputra, lulusan Sarjana Seni dari jurusan Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta (2019–2023) dengan predikat pujian, adalah seorang seniman tari yang berorientasi pada detail dan bersemangat mempelajari hal baru. Ia memiliki pengalaman sebagai penari, koreografer, pengajar, peneliti tari, dan manajer seni pertunjukan, serta aktif dalam bidang kebudayaan dengan fokus pada tari tradisi, kontemporer, dan seni pertunjukan.

Karya tarinya meliputi Tari Srimpi Blonyo Malela (2023), sebuah dekonstruksi tari gaya Surakarta yang mengangkat mitos Dewi Sri dan Raden Sadana, dipentaskan pada Bimbingan Karya dan Pembukaan Expo Dies Natalis ISI Surakarta 2023; Tari Topeng Gelo (2024), tari kerakyatan terinspirasi dari topeng Didik Nini Thowok dan Tari Edan Edanan Yogyakarta, ditampilkan pada penyambutan Walikota Depok 2024 dengan aksesoris janur yang unik; serta Tari Topeng Asmaradana (2024), tari tradisi gaya Surakarta yang memadukan gerak Surakarta, Yogyakarta, dan Mangkunegaran, mengangkat cerita Raden Sadana dan Dewi Sri dengan inspirasi dari Tari Loro Blonyo.

Pengalaman kerjanya mencakup pengajar tari di SMA-SMK Citra Negara (2024), di mana ia menjadi koreografer untuk lebih dari 20 siswa dan menyiapkan pertunjukan untuk berbagai acara, serta penari dan pelakon dalam Batavia Tales (2025), dengan latihan penokohan, gerak, dan nyanyi sesuai karakter. Dalam organisasi, ia menjadi pelatih tari dan bendahara di Sanggar Seni Budaya Sampur Semampir (2022–2024), mengelola lebih dari 10 siswa dan pendanaan sanggar; dokumentasi dan publikasi di CnD Art Management Event Organizer ISI Surakarta (2022–2024), menghasilkan lebih dari 10 video konten estetis; ketua Bimbingan Karya ISI Surakarta (2022–2023), mengkoordinasikan lebih dari 100 pengisi acara; dan ketua Black Management Event Organizer (2021–2022), menyelenggarakan acara seni budaya tingkat kota/kabupaten di Wonogiri.

Penghargaan pribadinya pada 2024 meliputi Lulusan Predikat Pujian ISI Surakarta, Juara 2 Jakarta Menari di Amara Creative Center, Penghargaan Guru Terbaik Yayasan Citra Negara Depok, dan Juara 1 Senam Aerobik se-Kota Depok. Prestasi pendidikannya mencakup Juara 1 Lomba Tari Kreasi Jabodetabek 2024, Juara Umum 2 Festival Lomba Teater tingkat Provinsi Jawa Barat 2024, Juara 2 Lomba Tari TK tingkat Kota Depok 2025, dan Juara 1 Lomba Tari FLS3N Jakarta Barat 2025.

Lihat Pandangan Pribadi
4 Ressa Rizky Mutiara Hadi Ressa Rizky Mutiara H. adalah lulusan Sarjana Seni Tari (2009–2013) dan Magister Seni (2019–2021) dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dengan fokus studi pada kewirausahaan, metode penelitian, kritik seni, seni urban, industri budaya, dan manajemen seni. Ia saat ini menjabat sebagai dosen tetap di Institut Media Digital Emtek (IMDE) sejak 2024 dan CEO Inkomee Creative. Ressa aktif mengajar di berbagai institusi, termasuk sekolah, komunitas, sanggar seni, serta perusahaan dan lembaga pemerintah di Indonesia, menunjukkan komitmennya dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang seni pertunjukan.

Pengalaman kerjanya sebagai manajer proyek sejak 2010 mencakup kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kementerian Kehutanan, Hitmaker, Metro Data, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta untuk Pameran Flora dan Fauna 2024, Jakarta Aquarium & Safari, Uniqlo PIM 3, Juan Mayo Works (MDEC – Kreatif Elevator Pitch, Kuala Lumpur), Tv One untuk Penghargaan Ahmad Bakrie XIX 2023, Jetlympic, Metro Tv untuk Lemhanas (Jakarta Geopolitical Forum VI/2022), Transjakarta Bisa, KLHK untuk Masa Purna Tugas Ibu Sekretaris Direktorat PSKL dan Festival Pesona Kopi Agroforestry, Kementerian Perhubungan untuk Gala Dinner lepas pisah Ibu Polana Pramesti, Kemendikbud untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Ruang Kreatif Seni Pertunjukan, MAMPU (Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan), The Pakubuwono Menteng, Piala Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Greenpeace Indonesia, Hallo-Wan Flashmob Digibank Indonesia, RS Awal Bros Tangerang, PON Papua XX – Team Terbang, dan Jakarta Dance Carnival.

Sebagai pekerja lepas sejak 2010, Ressa berperan sebagai koreografer, pengajar, dan pelaku seni di berbagai proyek, termasuk koreografer untuk film KKN di Desa Penari (MD Pictures), serial Jurnal Risa (Disney Hotstar), film Panggonan Wingit 2 (Hitmaker), serta berbagai produksi di Inkomee Creative. Ia juga menjadi pengajar tari di Sekolah Cikal Serpong (2016–2018), dosen kuliah umum di Fakultas Film Universitas Media Nusantara, dan anggota Peqho Teater sejak 2015.

Penghargaannya meliputi Ketua Indonesian Cheer Association (ICA) DKI Jakarta (2025–2029), Sekretaris Pusat Asosiasi Seniman Tari Indonesia (DPP, 2017–sekarang), anggota Divisi Komunikasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (2023–sekarang), Duta Pemuda Bahari Provinsi DKI Jakarta (2015), dan alumni Kapal Pemuda Nusantara Kemenpora (2015).

Lihat Pandangan Pribadi
5 Siti Alisa Anjeura Siti Alisa adalah seniman tari, koreografer, dan pengajar tari yang berbasis di Jakarta. Ia memiliki ketertarikan dalam mengeksplorasi seni tari dan visual melalui konteks tubuh dan ruang, serta mengangkat isu-isu sosio-kultural Indonesia dalam karyanya. Pendidikan formalnya meliputi Sarjana Seni Tari (S1) dari Institut Kesenian Jakarta (2011–2017). Ia juga menempuh pendidikan tari informal di Namarina Dance Academy (1997–2012) dengan fokus balet klasik dan memperoleh gelar Associate of Royal Academy of Dance, UK.

Pengalaman kolaborasinya mencakup peran sebagai asisten koreografer dan penari dalam karya Toky Toki Saru karya Pichet Klunchun di Festival Tokyo 2017, asisten koreografer untuk Opening Ceremony Asian Games 2018 di Jakarta, dan koreografer untuk konser virtual Andien Aisyah Dan Lalu (2022). Dalam bidang pengajaran, ia menjadi pengajar tari balet di Rockstar Academy (2015–2021), tari modern dan kontemporer di Gigi Art of Dance (2018–2020), tari balet di Dposture Dance & Fit (2018–2022), dan pengajar tari balet di The Ballet Academy of Indonesia (2022–sekarang).

Ia menerima hibah seni dan residensi, termasuk Residensi Koreografer Internasional di American Dance Festival 2019 (USA), Residensi Koreografer Asia Tenggara di South East Asian Dance Network 2019 (Yogyakarta), dan penerima Challenge Award dari South East Asian Dance Network 2021 (Jakarta). Karya tarinya meliputi What Are We Talking About? (I-Move Festival 2017), Transference (Indonesian Dance Festival 2018), Train/Thoughts (Jakarta Dance Meet Up 2019), Transference 2.0 (American Dance Festival 2019), Akar Air dan Yang Jatuh (SEACN Challenge Award 2021), In Cycle (Festival Mentari Padang Panjang 2022, JICON 2023, LAWATARI Yogyakarta 2024), Carousel (The Ballet Academy of Indonesia Recital 2024), dan Layers of Being (Inspyro Moves Recital 2025).

Lihat Pandangan Pribadi
6 Jefriandi Usman Jefriandi Usman adalah penata tari Indonesia yang dikenal atas karya-karyanya yang menggali dinamika tubuh, pikiran, dan budaya melalui koreografi. Ia menerima beasiswa dari Japan Foundation Asian Center untuk belajar tari di Jepang (2000–2001) dan terpilih oleh Goethe-Institut Inter Nationes untuk belajar bersama Pina Bausch dan Urs Dietrich di Jerman (2001–2002).

Perjalanan artistiknya mencakup berbagai pementasan, seperti Sakratul Maut (Festival Koreografi II GKI 1997, Indonesian Dance Festival 2004 & 2013), Anggau (Festival November & Indonesian Dance Festival, Taman Ismail Marzuki, 1998–1999), Padusi di Tengah Balai (pentas keliling Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Teater Utan Kayu, 2000; Orangerie Theater, Köln, 2002), Dinamika Dalam Ruang Tunggu (Gedung Kesenian Jakarta, 2003 & 2011), Alam Rahim (Goethe-Institut Jakarta, 2005 & 2013), Nafas (Reinkarnasi Kehidupan) (Gedung Kesenian Jakarta, 2007 & 2013), Misteri Pikiran dan Tubuh (Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, 2008 & 2015), Tanah Tak Berujung (Solo San Frontiere, Taman Ismail Marzuki, 2009 & 2015), Jalan Panjang Tubuh dan Pikiranku (Gedung Kesenian Jakarta, 2010 & 2015), Tanah Merah (Solo Dance Festival & Hari Tari Sedunia, 2010; Bandung Dance Festival, 2017), Akan Jadi Malam (Graha Bhakti Budaya, 2011 & 2015), Reborn (Soft Launching Museum of Factory PT Semen Padang, 2016), Phase (Gedung Kesenian Jakarta, Bali Purnati, British International School Jakarta, 2017; Hari Bumi, Hutan Kota Sangga Buana, 2018), Bridges & Kaki Lima dan Cross Wave & Moving Jettles (George Town Festival, Penang, Malaysia, 2017), Ali (Borobudur Writer and Culture Festival, 2019), Alteration (50 tahun Taman Ismail Marzuki, 2019), Harihara (Gereja Ayam, Borobudur Writer Culture Festival, 2022), Membaca Derai-Derai Cemara (1 abad Chairil Anwar, Taman Ismail Marzuki, 2022), interpretasi puisi Taufiq Ismail Ketika Tangan dan Kaki Berkata (Malam Anugerah Sastra & Kebudayaan, Teater Jakarta, 2024), Masa (Maek Festival, Payakumbuh, 2024), dan Siklus (panggung apung Sungai Ciliwung, Jakarta, 2025). Ia juga menjadi koreografer untuk Islamic Solidarity Games di Palembang (2017).

Lihat Pandangan Pribadi
7 Dewi Sunarwiti Handayani Dewi Sunarwiti Handayani adalah penari, pelatih tari, dan koreografer yang menggeluti seni tari Betawi sejak usia 4 tahun (1982) di Sanggar Seni Budaya Betawi asuhan Danny Mik. Ia telah tampil di berbagai panggung kecil hingga mewakili Indonesia dalam misi kebudayaan ke Rusia (1996), Dubai (1995), Festival Asia (1994, 1995, 1997), dan Festival ASEAN (1996), bersama tokoh budaya seperti Benyamin Sueb. Ia aktif di berbagai sanggar, termasuk Sanggar Ekayana, Sangrina Bunda, Diklat Tari Wiwiek Widyastuti, Ratnasari, dan Seni Budaya Betawi.

Sejak SMA, ia menjadi asisten pelatih di Sanggar Seni Budaya Betawi dan sekolah-sekolah. Kini, ia memiliki Sanggar Kirana Budaya (berdiri sejak 2007, terdaftar di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta) dengan lebih dari 30 murid, mengajar ekstrakurikuler tari di SD dan SMP di Jakarta, serta menjadi pengajar di RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) milik Pemda DKI Jakarta. Ia juga memiliki sertifikasi kepelatihan dari dinas dan lembaga terkait.

Karya tarinya yang berbasis tradisi Betawi, berkolaborasi dengan musisi dan sanggar musik tradisi, meliputi None Kemayoran (dipentaskan pada Harlah Kemayoran 2022), Nyi Pohaci (kolaborasi dengan Pagelaran Lenong Denes di Teater Besar Taman Ismail Marzuki), Payung Kirana (Festival Payung Indonesia X, Surakarta, 2023), Pesona Anggrek Jakarta (menggambarkan keindahan bunga anggrek), dan Lenggok Kirana (menceritakan keluwesan gadis Betawi).

Lihat Pandangan Pribadi
8 Desi Isna Rizki Desi Isna Rizki adalah pekerja seni yang lulus dari jurusan Tari, Institut Kesenian Jakarta pada tahun 2008, dengan pengalaman mempelajari Produksi Tari dan sering terlibat sebagai tim produksi tari selama kuliah. Setelah lulus, ia bekerja di rumah produksi TV komersial sebagai asisten produksi dan line producer . Dalam seni pertunjukan, ia dikenal sebagai manajer produksi untuk berbagai pementasan tari dan teater musikal.

Pendidikannya mencakup Sarjana Seni Tari dari Institut Kesenian Jakarta (2008). Pengalaman kerjanya meliputi peran sebagai Manajer Produksi untuk Harmony of Worship (2025), karya tari Sulawesi karya Yoseph Prohantoro untuk Dharma Wanita Persatuan, Badan Intelijen Negara (2025), Satu Asa oleh Tim Tari Grande PT Pelabuhan Indonesia Regional 2 (2025), Srikandi Samudra oleh Tim Aksara Tari PT IPC Terminal Peti Kemas (2025), video Integrasi Aviasi Solusi di Everg Moto GP, Mandalika (2025), iklan digital produk Diadora (2025), Drama Musikal Transformasi (2025), ujian kompetensi keahlian SMKN 57 Jakarta (2023/2024), dan video klip Pelindo Regional 2 (2023). Ia juga menjadi Manajer Produksi untuk Teater Musikal Keumalahayati “Laskar Inong Balee” di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki dan Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia (2023), Wadah Daya Cipta Pertunjukan Maestro Tari Aceh Marzuki Hasan “Syair Dalam Jiwa” di Anjungan Aceh, Taman Mini Indonesia Indah (2022), Mini Konser Keumalahayati “Laskar Inong Balee” di Perpustakaan Nasional (2022), serta Teater Musikal Keumalahayati “Laskar Inong Balee” di Teater Jakarta (2022). Antara 2008–2019, ia menjadi Manajer Produksi untuk pameran Mahata Carnival oleh PT Perumnas, produksi IPC Performing PT IPC 2 (Pelindo), Teater Musikal Merah Putih Narapidana dan pameran instalasi seni narapidana di Teater Jakarta, Sendratari Merangkai Asa karya Krisna Aditya, karya tari This Cycle We’re In dan tari HUT Hotel Indonesia karya Andara F. Moeis, serta sebagai produser dan line producer untuk iklan TV seperti Biskuit Roma Kelapa (Mayora), Dove Shampoo (Unilever), Pond’s (Unilever), Stai Olay (Mayora), Choki-Choki (Mayora), Torabika (Mayora), dan asisten produksi untuk Beng-Beng (Mayora).

Lihat Pandangan Pribadi
9 Cheelvy Cheelvy adalah seniman tari tradisional, koreografer, dan direktur artistik dengan lebih dari 25 tahun pengalaman dalam seni pertunjukan, koreografi, dan misi budaya internasional. Lulusan Sarjana Pendidikan Seni Tari dari Universitas Negeri Jakarta (1998–2004), ia meraih predikat lulusan terbaik jurusan dan memperoleh sertifikat Akta Mengajar IV. Pendidikan sekolahnya meliputi SDN Tomang 03 Pagi (1986–1992), SMP Sumbangsih (1992–1995), dan SMA Yadika 1 (1995–1998).

Ia adalah co-founder dan Direktur Artistik Sanggar Gantari Gita Khatulistiwa (2013–sekarang), di mana ia mengembangkan kurikulum tari, melatih tim, mengoordinasikan penampilan di berbagai acara, dan memimpin tim pada enam festival kompetisi folklore internasional di Italia, Bulgaria, Rusia, Taiwan, Malaysia, dan Singapura. Ia juga mendirikan dan mengelola Sandar Sakti Kostum Tari (2014–sekarang), usaha penyewaan dan produksi kostum tari serta busana daerah Nusantara. Sebagai pendidik, ia mengajar seni budaya di SMA Negeri 112 Jakarta (2004–2009), melatih lebih dari 200 siswa per angkatan, serta menjadi pelatih tari tradisional di berbagai institusi seperti SMA Labschool Jakarta (1999–sekarang), TK dan SMP Bhakti Mulya 400 (2003–2012), SD Islam Tugasku (2003–2005), SMA Diponegoro 1 (2007–2010), Unit Kesenian Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (2006–sekarang), SMP Labschool Cibubur (2012–sekarang), SMP Al Azhar 22 Sentra Primer (2023–sekarang), Otoritas Jasa Keuangan (2016–sekarang), dan Universitas Kedokteran Umum Trisakti (2006–2022). Ia juga menjadi fasilitator dan Direktur Artistik untuk program team building bertema seni budaya di Pusat Kepemimpinan Wikasatrian, melayani klien seperti BCA, Toyota, dan ASDP.

Karya tarinya meliputi Tari Mahaga (Dayak, 2025), Tari Mpok Waru (Betawi, 2024), Tari None (Betawi, 2023), Gerak Senam Nusantara Wikasatrian (2021), Tari Tallasa Asse’re (Makassar, 2018), Tari Baine Toraya (Toraja, 2018), Tari Zapin Rantak (Riau, 2018), Tari Bingkai Jakarta (Betawi, 2017), Tari Lenggang Serumpun (Riau, 2017), Tari Harmoni Jakarta (Betawi, 2016), Tari Hentak Khatulistiwa (2016), Tari Dyalan Jebeng (Jawa Timur, 2016), Tari Rantak Basamo (Minang, 2016), Tari Langgak Ningkrik (Betawi, 2015), Tari Lakanak Ulai (Dayak, 2013), Tari Bale (Betawi, 2013), Tari Lenggok Payung (Riau, 2002), Tari Bagurau (Riau, 2001), dan Tari Malenggang (Riau, 1999). Karya pertunjukan dan acaranya meliputi Festival Lenggok Nusantara (2025, Bandung), Festival Harmoni Tari Nusantara (2025, TMII), GGK X Grand Metropolitan Culture Fest 1.0 (2025, Bekasi), Konser Gempita Budaya Khatulistiwa (2025, Gedung Kesenian Jakarta), KCIC X GGK Menari di Atas Kereta Cepat Whoosh (2024), Konser Gantari Nuswantara (2024, Gedung Kesenian Jakarta), dan Konser Gempita Budaya Khatulistiwa (2023, Perpustakaan Nasional).

Penghargaannya meliputi Juara 2 Kategori Senior dan Juara 3 Kategori Junior di Bandung International Dance Competition (2025), partisipasi di Festival Rentas Budaya Borneo Malaysia (2025), Juara 1 Kategori SMP & SMA di Lomba Tari Pesona Bhineka Tunggal Ika (2024), Medali Emas di The 11th Asia Arts Festival Singapura (2024), Grand Prix di The 8th Wroclaw Art Inspirations Festival Polandia (2023), partisipasi di Diplomatic Reception Indonesia di Malaysia (2023), Medali Perak di Andong Mask Dance Festival Korea Selatan (2022), Laureate 1st Degree di Sopravista International Folklore Fest Italia (2021), partisipasi di Indonesian Fair Thailand (2019), Grand Prix di Interfolk Competition Rusia (2017), Juara 2 di Sabah Int’l Folklore Festival Malaysia (2016), Grand Prix dan Medali Emas di World Championship of Folklore Bulgaria (2014), Juara 3 di Lomba Karya Cipta Tari Betawi DKI Jakarta (2013), Grand Prix 1st Runner Up di EURO Folk Bulgaria (2013), serta berbagai misi budaya ke Amerika Serikat, Portugal, Spanyol, Ceko, Slovakia, Austria, Swedia, India, dan Perancis (2005–2011).

Lihat Pandangan Pribadi
10 Densiel Lebang Densiel Lebang adalah seniman tari, koreografer, performer, dan praktisi budaya yang berbasis di Jakarta. Lulusan Sarjana Seni Tari dan Magister Seni Urban dan Budaya dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), ia mengeksplorasi kompleksitas konteks urban dan rural, isu sosial, dan migrasi melalui karya-karyanya yang terinspirasi dari pengalaman hidup di berbagai daerah di Indonesia. Karyanya berfokus pada pengetahuan budaya lokal, relevansinya dengan wacana global, dan intermedialitas berbasis observasi serta riset desain budaya. Saat ini, ia menjabat sebagai Manajer Program di StandArt Foundation, Tim Kreatif di Indonesian Dance Foundation, serta Sekretaris dan Pengajar di Program Studi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan IKJ.

Sebagai seniman independen sejak 2013, ia telah bekerja dengan seniman kontemporer Indonesia dan internasional. Pada 2017, ia menerima hibah dari Kelola Foundation untuk karya #NEEDMOREINTERACTION dan terpilih sebagai koreografer untuk Ins and Outs di Sasikirana Dance Lab dan Choreo-Lab Bandung. Pada 2018, ia menciptakan Let’s Talk dalam program Cross Media Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta, Inhibition di Salihara International Performing Arts Festival, dan No Limit 2.0 di Indonesian Dance Festival. Pada 2019, ia mempresentasikan Inhibition 2.0 di Ansan Street Arts Festival Korea Selatan dan Cabaret Chairil Theater Garasi, serta menciptakan M I S S di Asiatri Yogyakarta. Pada 2020, ia menampilkan Bodily/Physical/Material di Sanskar Festival India dan Online Performance Art Festival Amerika Serikat, serta film tari CHAOTIC yang terpilih di Kalakari Film Festival India dan Reeling: Dance on Screen Festival oleh Mile Zero Dance Canada.

Pada 2021, karyanya meraih Special Prize di Mellow Art Japan, dan ia menciptakan Another Body-Another Space-Another Time di Helatari Salihara, yang membuatnya masuk nominasi Tempo Selection Indonesian Artist. Ia juga menggarap koreografi instruksional Where are you going today? untuk Goethe Institut Indonesien dan film tari You Might Like untuk Rotten TV, serta berkolaborasi dalam proyek 14 oleh Esplanade Singapura.

Pada 2022, ia memenangkan kompetisi Indonesia Bertutur dan menampilkan Leang: Redesign Culture di penutupan G20 di Candi Borobudur, yang juga dipresentasikan di Media Arts Community Festival 2023. Pada 2023, ia menciptakan karya seni pertunjukan Barricade di Undisclosed Territory oleh Studio Plesungan. Pada 2024, didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ia menciptakan koreografi besar bertajuk Ma’ Bua’ dan melakukan empat eksplorasi artistik untuk Konjo Project dengan presentasi performatif di Pekanbaru (Juni 2023), Jakarta (2024), ADAM/TAF/Taipei (Agustus 2024), dan Indonesian Dance Festival (November 2024).

Lihat Pandangan Pribadi
11 Fizar Indrawidjaya Fizar Indrawijaya adalah profesional berpengalaman di bidang pendidikan, seni pertunjukan, dan manajemen proyek, dengan gelar Magister Seni Pertunjukan dan Studi Seni Visual dari Universitas Gadjah Mada serta Sarjana Pendidikan Seni Tari dari Universitas Pendidikan Indonesia. Pengalaman kerjanya meliputi posisi sebagai Selection Committee untuk Beasiswa LPDP (2023–2024), freelancer Master of Ceremony sejak 2019. Ia juga menjabat sebagai Project Officer (Juni 2023) dan Program Officer (Maret–Mei 2023) di Hoshizora Foundation, mengelola program pengembangan kapasitas, laporan akademik, dan kebutuhan penerima manfaat, serta mengatur keuangan, SDM, logistik, dan komunikasi dengan pemangku kepentingan.

Selama 2017–2019, ia mengajar seni dan kewirausahaan di SMK Yadika 9 Bekasi, SMA Negeri 12 Jakarta, dan SMK Negeri 1 Gantar, mengembangkan kurikulum, melatih tari tradisional, dan membimbing kegiatan ekstrakurikuler. Pengalaman pelatihannya mencakup kelas Sosialisasi Pengembangan Seni Pertunjukan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (2021).

Dalam organisasi, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Ikatan Alumni SMAN 1 Anjatan (2015–2016), Ketua Umum KIG Dance Community UPI, Kepala Divisi Sosial dan Politik Himpunan Mahasiswa Seni Tari (Himastar) UPI, serta Sekretaris Sanggar Seni Born Peace dan Pramuka SMAN 1 Anjatan (2010–2011).

Keterlibatan komunitas dan sukarelawannya meliputi Enumerator untuk program Revisiting Adik Bintang Hoshizora Foundation (2023), Koordinator Science Film Festival 2022 di Lentera Bambu Community, dan relawan Science Film Festival 2021–2022 di SICT Community Bondowoso. Pengalaman acara meliputi Ketua Hoshizora Forum #21 dan Obrolan Pulang Sekolah (2023), kru pengabdian masyarakat Universitas Gadjah Mada di Magelang (2021), PIC delegasi Indonesia untuk Indonesia Cultural Night di Malaysia (2016), dan Ketua Isola Menari 12 Jam di Bandung (2015), dengan tanggung jawab mengelola konsep acara, keuangan, SDM, logistik, dan koordinasi dengan mitra.

Lihat Pandangan Pribadi
12 Conni Retno Kusumawati Conni Retno Kusumawati adalah seorang pekerja seni yang aktif berkesenian sejak kecil. Dengan latar belakang pendidikan seni, ia terus mengeksplorasi fenomena kebudayaan di sekitarnya. Ia lulus dari Pendidikan Seni Tari (S1) Universitas Negeri Jakarta (2004–2009) dan sedang menempuh Pascasarjana Pengkajian Seni (S2) di Institut Seni Indonesia Surakarta (2013–sekarang). Pendidikan sekolahnya meliputi SD Santa Maria Fatima (1991–1998), SMP Santa Maria Fatima (1998–2001), dan SMA Negeri 54 Jakarta (2001–2004).

Pengalaman kerjanya meliputi pelatih ekstrakurikuler tari di berbagai sekolah swasta dan negeri sejak 2004, pelatih tari di SLBC Dian Grahita Jakarta (2006–2007), guru seni budaya di SMK Barunawati Jakarta Utara (2008–2010), Chief HRD di Mammoth Photography Solo (2015–2016), Manajer Produksi di PT. Sarana Trimitra Yogyakarta (2016–2018), Social Media Optimizer di Zierolu Jakarta (2021–2022), tim produksi Djakarta Theatre Platform (DITP) DKJ (2019), Project Officer DKJ Fest dan Meja Bundar DKJ (2023), staf produksi Pekan Kebudayaan Nasional Kemendikbud (2023), serta juri tari FLS3N tingkat SMA/SMK Jakarta Utara (2025).

Pengalaman berkeseniannya mencakup asisten manajer produksi Harmony of Worship (2025), asisten koreografer Rasa Sulawesi dan Kabar Merdeka untuk Dharma Wanita Persatuan Badan Intelijen Negara (2025), koreografer Satu Asa untuk tim tari Grande PT. Pelabuhan Indonesia Regional 2 (2025), koreografer Srikandi Samudra untuk tim tari Aksara Tari PT. IPC Terminal Peti Kemas (2025), manajer produksi Keumalahayati The Musical (2025), koreografer Harmony of Borneo Untuk ibu-ibu pimpinan tinggi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (2024), koreografer video klip lomba flashmob Regional 2 Pelindo League (Juara 2 nasional, 2024), asisten sutradara Keumalahayati The Musical: Laskar Inong Balee (2022–2023), koreografer Grande Vocal Grup PT. Pelabuhan Indonesia (Juara 2 nasional, 2023), koreografer Carmultose Voice PT. Indonesia Kendaraan Terminal (Juara 1 nasional, 2023), asisten manajer produksi drama musikal Transformasi (2023), koreografer tari kolosal Rampak 55 (150 narapidana, 2019), koreografer Tunggu Kami bersama LPP Jakarta (2019), tim kurator Indonesian Prison Art Festival (2018), asisten koreografer Merah Putih Narapidana (2018), koreografer dramatari kolosal Merangkai Asa (300 narapidana, 2017), penari sebagai Mpok dalam Ariah (2013), koreografer Pelabuhan Indonesia Choir (2012–2022), koreografer Warna The Musical (2011), koreografer Mimpi Nyumpeno (2010), koreografer Ande-Ande Lumut (2007), dan penari di berbagai acara nasional dan internasional (1998–2022).

Dalam organisasi, ia menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Pendidikan Seni Tari Universitas Negeri Jakarta (2024–2027), Sekretaris HOPE Foundation (2018), Direktur Kreatif Mama Art Project (2011), Bendahara Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Seni Tari UNJ (2004–2006), Bendahara Organisasi Rohani Katolik SMAN 54 Jakarta (2002–2003), anggota Karang Taruna RT.016 Cililitan Jakarta Timur (2001–2009), dan Sie. Bidang Kesenian OSIS SMP Santa Maria Fatima (1999–2000).

Lihat Pandangan Pribadi
13 Daniel Setyo Prambudi Daniel Setyo P adalah seorang guru dan pelaku seni yang bergerak di bidang seni tradisi dan kontemporer, dengan pengalaman sebagai penari, koreografer, sutradara pertunjukan, dan direktur seni. Ia menyelesaikan studi Sarjana Pendidikan Seni pada 2015 dan melanjutkan studi di Institut Kesenian Jakarta pada 2018. Dalam bidang pendidikan, ia mengajar sebagai guru seni di Sekolah Cikal Cilandak (2015–2020), Guru Seni Budaya di SMA Budi Agung (2020–sekarang), serta menjadi pembicara tamu untuk subjek seni, juri, dan mentor kompetisi seni pelajar.

Pengalaman kepenariannya mencakup tampil dalam Teater Tari PADUSI , Sawah Lunto , Akan Menjadi Malam , Hukla Pengembara , Tribute to Chrisye bersama Erwin Gutawa (2013), Pekan Kebudayaan Nasional (2018, 2021), Art-Jog 2023 karya Sardono W. Kusumo, Indonesia Bertutur oleh Kemenparekraf (2022, 2023) dengan karya maestro tari kontemporer Indonesia, Asia Discovers Asia Meeting di Taipei (2024), serta kolaborasi seni pertunjukan Indonesia-Perancis-Taiwan. Sebagai koreografer, ia menghasilkan karya seperti Teater Tari Gema Gita Khatulistiwa bersama Uzmar Ismail, Drama Dolorosa di Lotte Art Avenue, Teater Indonesia Kita: Sabdo Pandita disutradarai Sujiwo Tejo, Preman Pamit Pensiun Disutradarai Agus Noor, Tari Kolosal Pameran Pendidikan di Santa Ursula, Jakarta Enam Senar (JES) di ISI Surakarta (2017), S.A.M.A.K di I-Move5 Taman Ismail Marzuki (2018), Lampah di Tidak Sekedar Tari ISI Surakarta (2018), A (ke) Z di Urban Art Forum Taman Ismail Marzuki (2019), karya tari di Salihara International Performing Art Festival (2019), Eling pada pementasan Dari Rumah Ke Rumah/DRKR vol. 2 (2021), dan Nilik di Pekan Kebudayaan Nasional (2023).

Dalam kepelatihan, ia melatih tari di berbagai institusi seperti Sekolah Internasional Jakarta Utara, Little House of Trinity, Universitas Gunadharma, Fakultas Psikologi dan Fasilkom UI, Universitas Trisakti, Kalbis Institute, Akbid Gatot Soebroto, serta Hitung Mundur Asian Games 2019. Ia juga tampil di festival tari internasional seperti Festival Rakyat Tari Internasional Brasil dan Kompetisi Tari Internasional Karagoz Turki. Penghargaannya meliputi Medali Emas FLS2N (2018), Juara II Pekan Seni Mahasiswa Daerah DKI (2009, 2011), Penampil Terbaik Festival Tari Brasil, Juara II Lomba Cipta Karya Betawi (2016), dan Penampil Terbaik Festival Seni Pertunjukan Nasional (2015).

Lihat Pandangan Pribadi
14 Yunithia Yunithia Samsudin, dikenal sebagai Thia Samsudin, adalah profesional di bidang manajemen produksi seni, kurator, fasilitator, elaborator, dan pengelola hubungan mitra untuk berbagai program seni pertunjukan tradisional, kontemporer, dan acara industri kreatif di Indonesia. Ia lulus dari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan jurusan Kajian Seni Pertunjukan (Manajemen Seni) dan Etnomusikologi (S1), serta menempuh pendidikan di Universitas Siber Asia jurusan Manajemen.

Karier profesionalnya dimulai sebagai General Affair Staff di Prasetyo Utomo & Co (Ernst & Young, 1997–1998), kemudian bergabung dengan Forum Apresiasi Seni Pertunjukan (Ratna Riantiarno) sebagai staf produksi (1998–2008). Ia menjadi manajer untuk Jecko Siompo (1995–2006) dan produser pentas tari kontemporernya (2000–2006), serta koordinator program magang Nusantara dan Professional Development di Yayasan Kelola (2004–2005). Saat ini, ia mengelola Komunitas Honai Papua dan Komunitas Action Papua (2006–sekarang), menjadi pendiri Komunitas Seniman Jakarta (KSJ, 2025–sekarang), tim marketing Teater Tanah Air bersama Jose Rizal Manua (2024–sekarang), dan kolaborator FASTA DKI Jakarta serta PaSKI Nasional (2024–sekarang).

Proyek seninya meliputi produser dan manajer produksi drama musikal Jefri Zeth Nendissa di Jakarta dan Papua (2007–2024), Road Manager Numbay Band Papua (2021), tim pengarah Pemilihan Duta Pariwisata “Yauw dan Enggo” Kabupaten Jayapura (2022), manajer produksi dan keuangan Indonesia Bertutur Kemendikbud RI di Jayapura (2022), Pentas Bulan Purnama di Teluk Yotefa (2022), program TV Kominfo di TVRI Papua (2022), Opening dan Closing Ceremony Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI di Jayapura (2022), Para-Para Inspirasi TVRI Papua (2022), Rantai Bunyi Kemendikbud RI di Jayapura dan Jakarta (2023), pimpinan produksi Penghargaan IKJ III (2024), production designer film pendek Dunia Tanpa Luka (Yayasan Perempuan Peduli Berbagi, 2024), perancang konsep Festival Kalipasir (2024), kurator Program Inkubasi Kreatif Kemenkraf RI di Merauke (2024), pendamping Direktur Musik Kemenkraf RI untuk kunjungan Wapres RI ke Merauke (2025), casting director dan koordinator talenta film Sahabat Anak (Heart Picture dan Rumah Semut Production, 2025), juri lomba kriya FLS2N dan FLS3N Kepulauan Seribu (2025), sekretaris produksi Festival Kalipasir (2025), mitra Festival Dayung Sispala DKI Jakarta (2025), juri Festival Ciliwung dan Parade Perahu Cinta Lingkungan (2025), serta pengelola program Kenduri Bahari HUT Maritim ke-62 di Museum Kebaharian Jakarta (23 September 2025).

Lihat Pandangan Pribadi

Bidang Film

No Nama Riwayat Hidup Pandangan Pribadi
1 Felencia Oktaria Hutabarat Felencia Oktaria Hutabarat adalah konsultan dan peneliti di bidang ekonomi kreatif, seni, dan budaya dengan pengalaman luas di Indonesia dan internasional. Ia meraih gelar Bachelor of Arts dari Jurusan Bahasa Inggris Universitas Indonesia (2001), Pre-master dan Master’s Program in Cultural Economics and Entrepreneurship dari Erasmus University Rotterdam, Belanda (2011–2012). Ia aktif sebagai pendiri, pengelola, dan konsultan di berbagai organisasi seni dan budaya, dengan fokus pada pengembangan kota kreatif, festival seni, dan kebijakan budaya.

Pengalaman profesionalnya mencakup posisi Wakil Ketua 2 dan Anggota Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ, 2023–2026), memimpin Musyawarah Nasional Dewan Kesenian dan Kebudayaan 2023, mengadvokasi pembentukan Badan Koordinasi, mengoordinasikan urusan internal DKJ, menjalin relasi dengan gubernur dan lembaga internasional, serta mendesain program Jakarta Kota Sinema . Ia juga pendiri dan Managing Director kekini coworking space (2016–sekarang), Secretary General Coworking Indonesia (2016–sekarang), co-founder dan Deputy Hubungan Internasional Jogja Festivals (2016–sekarang), pendiri dan CEO Tutur Daya Creative Consultancy (2020–sekarang), serta pendiri dan Dewan Penasihat Indonesian Creative Cities Network (ICCN, 2015–2019). Ia menjabat sebagai konsultan untuk berbagai lembaga seperti British Council Indonesia (2013–2018), CKU Denmark (2014–2016), UNESCO Indonesia (2016), Goethe Institute Indonesia (2017–2018), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2020–2022), Kementerian Koperasi dan UKM (2020–2021), dan Kementerian Perindustrian (2021). Ia juga menjadi peneliti utama untuk buku pedoman standarisasi produk tenun berkelanjutan di Labuan Bajo (2021–2022) dan kajian festival seni di Asia Tenggara untuk British Council (2022).

Aktivitas organisasinya meliputi keanggotaan di Koalisi Seni dan perwakilan International Federation of Coalitions for Cultural Diversity (2014–sekarang), inisiator Kelompok Kerja Koalisi Indonesia untuk Keberagaman Budaya (2010), dan rapporteur untuk pemetaan kesenian ASEAN oleh Asia Europe Foundation (2016). Ia memfasilitasi lokakarya UNESCO 2005, memprakarsai proyek residensi seniman Liwuto Pasi di Wakatobi (2014), dan mengorganisir konferensi serta festival seperti Jogja Festivals Forum and Expo (2020) dan Forum Kota Kreatif Indonesia (2014–2015). Publikasinya mencakup makalah tentang Sensor Seni Sipil (2012), Pengembangan Pasar Menggunakan Nilai-Nilai Bersama Komunitas (2015), dan laporan seni budaya ASEAN (2016–2017). Ia juga menjadi pembicara di Konferensi Budaya dan Inovasi Sosial Tokyo (2013) dan Konferensi Modern Heavy Metal Helsinki (2015).

Lihat Pandangan Pribadi
2 Anisa Nastiti Anisa Nastiti adalah profesional kreatif dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di industri kreatif. Ia meraih gelar Bachelor of Arts di bidang Seni dari Macquarie University, Sydney, Australia (2009). Ia aktif sebagai direktur kreatif, sutradara video, dan pengelola proyek seni, menghasilkan berbagai karya mulai dari produksi video, pameran, hingga acara berskala besar.

Pengalaman profesionalnya meliputi peran sebagai anggota Komisi Filantropi – Komite Film di Dewan Kesenian Jakarta (Januari 2023–sekarang), IP Creator dan Creative Director untuk Srinewlat dan Waktu Indonesia Tribute (WIT) (Januari 2023–sekarang), yang menghadirkan pertunjukan lawak Srimulat dan konser penghormatan untuk band-band legendaris. Ia juga menjabat sebagai Festival Director TIMFest 2024 (Januari 2023–sekarang), mengelola festival seni budaya di Taman Ismail Marzuki pada 7–10 November 2024, dengan kegiatan seperti pameran seni, pemutaran film independen, pertunjukan musik, dan workshop. Sebagai Creative Director di TMC Jakarta (Januari 2013–sekarang), ia mengembangkan konsep hingga eksekusi proyek seperti produksi video iklan, profil perusahaan, dan aktivasi acara. Ia juga menyutradarai video dan motion picture untuk berbagai merek dan korporasi (Januari 2011–sekarang), termasuk video The Box untuk upacara pembukaan Asian Para Games 2018, yang meraih trending topic dunia nomor satu dan Piala Citra Pariwara 2019. Sebagai Project Director untuk aktivasi acara, pameran, dan konferensi (Maret 2012–sekarang), ia memimpin proyek seperti Bubu Award E-sport Exhibition & Conference (2019), aktivasi merek Philips dengan teknologi proyeksi imersif, dan KOSTCON (Korean OST Concert), yang menggabungkan musik, pencahayaan, dan visual untuk menciptakan pengalaman sinematik. Ia juga menjabat sebagai Creative Director untuk upacara pembukaan dan penutupan Asian Para Games 2018 (Januari–Desember 2018), mengelola konsep hingga produksi.

Lihat Pandangan Pribadi
3 Satrio Pamungkas Satrio Pamungkas, atau dikenal sebagai Satrio ‘Pepo’ Pamungkas, adalah dosen tetap di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ), anggota SENAT IKJ, serta mengajar di Jurusan Film President University dan Jurusan Broadcasting Universitas Sahid Jakarta. Ia lulus Sarjana Manajemen Produksi (Produser) dari Fakultas Film dan Televisi IKJ (2005–2009), Magister Studi Seni (Cinema Studies) dari Pascasarjana IKJ (2013–2015), dan meraih gelar Doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (2020–2024). Pendidikan sekolahnya meliputi SDN Bekasi Timur III (1993–1999), SLTP PGRI I Bekasi (1999–2002), dan SMA PGRI I Bekasi (2002–2005). Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di industri televisi, ia mendirikan iVOLKS Creative (2018–sekarang) sebagai Founder dan CEO, aktif sebagai praktisi audiovisual dan film, menghasilkan karya seperti fotografi, iklan televisi, video musik, dokumenter, dan film panjang. Ia juga sering menjadi juri kompetisi, narasumber, konsultan kreatif, serta pemateri seminar dan workshop di berbagai institusi pendidikan, pemerintah, dan swasta, dengan minat penelitian di bidang film, televisi, dan media baru.

Pengalaman profesionalnya meliputi Asisten Produser di PH Triwarsana (2009–2010), PH Shandiago (2011), dan PH Barometer Light (2011), Fotografer Freelance (2009–2015), Creative di FremantleMedia (2011–2012), Produser Promo On Air di Global TV (2012–2013), Produser dan Direktur Promo On Air di TransVision (2013–2017), serta Founder, Produser, dan Direktur Pepo Project (2015–2018) yang menghasilkan karya seperti Video Creative Telkom Regional II, Digital Commercial AMITRA (FIF Group), Video Animasi Launching AWDA (FIF Group), dan Video Profil Universitas Tarumanegara. Sejak 2018, ia memimpin iVOLKS Creative, menghasilkan berbagai proyek kreatif. Pengalaman mengajarnya mencakup BSI Broadcast (2013–2015), SAE Indonesia (2016), KALBIS Institute (2018–2019), Universitas Sahid Jakarta (2015–sekarang), President University (2023–sekarang), dan IKJ (2009–sekarang) dengan berbagai peran seperti Koordinator Mata Kuliah Umum, Pembimbing Akademik, Kepala UPT Majalah AKSI, serta anggota tim akreditasi dan perumus kurikulum.

Penghargaannya meliputi Silver Best Use Influencer, Silver Ambient/Guerilla/Live Theatre, dan Bronze Social Media Campaign di Citra Pariwara 2022 untuk iklan digital Nongshim Bulgogi bersama iVOLKS Creative, serta nominasi Video Klip Dangdut Terpopuler di Indonesian Dangdut Award 2022. Ia tersertifikasi sebagai Produser Film dan Penulis Buku Ilmiah oleh BNSP. Karya tulisnya meliputi buku Produksi Film untuk SMK Film (Kemendikbud), Kontribusi 50 Tahun IKJ: Kronik Seni Budaya dan Sosok Alumni (sebagai kurator), dan dua buku ajar Dasar-Dasar Broadcasting dan Film Untuk siswa dan guru (Kemendikbud, 2023). Penelitiannya mencakup jurnal seperti Televisi di Indonesia dan Mitos Rating dan Share (2016), Peran Orang Gila sebagai Representasi Kritik Sosial (2017), Resistensi Orde Baru (2017), Persona Jordan Belfort (2018), Di Balik Retorika Sang Raja (2018), Kritik Struktur Budaya Patriarki (2019), Citra Perempuan Pejuang Cina (Humanus UNP), serta dua jurnal internasional tentang adaptasi Malin Kundang (2021) dan kritik Javasentrisme dalam film Nagabonar (SINTA 2, UNESA).

Sebagai narasumber dan pemateri, ia tampil di berbagai seminar dan workshop, seperti Manajemen Produksi Film Pendek (SMA 46 Jakarta), Seni Urban – Estetika Sehari-hari (Pascasarjana IKJ, 2017), Film dan Media Baru (Husnul Khotimah Kuningan, SMK Fajar Utama Bogor, 2018), Kreatif Cerita Film (VIU, 2019), The Scope of Criticism in Film and Literature (UM Tangerang, 2020), hingga Southeast Asia Conference on Media, Cinema, and Art (UGM, 2021). Ia juga menjadi narasumber di CNN Indonesia, Trans 7, dan USee TV, serta juri di berbagai lomba seperti Festival Film Pendek Sinekom BSI (2014), Brationfest USAHID (2018), dan GATRA KENCANA TVRI (2023–sekarang). Ia terlibat dalam proyek pemerintah seperti perumusan SKKNI Bidang Audio Visual (Kemenkominfo, 2018), validasi video Kurikulum Merdeka (Kemendikbud, 2022), dan penyusunan modul SKKNI untuk Produksi Film Negara (2022).

Lihat Pandangan Pribadi
4 Daniel Rudi Haryanto Daniel Rudi Haryanto lahir di Semarang Jawa Tengah 17 April 1978. Mengenyam pendidikan,film di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (FFTV IKJ) pada tahun 1998 dan,lulus pada tahun 2005. Pada Tahun 2010 meraih Director Guild of Japan Awards dari,Yamagata International Film Festival (YIDFF) di Jepang dan Special Juri Mention dari,Cinemasia Amsterdam 2014 untuk karya film Prison and Paradise.

Dari tahun 2010-2023 memenuhi undangan melawat ke berbagai festival film international di Korea, Jepang, Singapura, Malaysia, Dubai, India, Belanda, Jerman, Perancis, Australia, dan Amerika Serikat.

Mendapatkan beasiswa program American Film Showcase (AFS) dari University of Southern,California School of Cinematic Arts (USC) pada tahun 2016 dan beasiswa satu tahun dari Asia,Pacific Screen Lab dari Griffith Film School Brisbane Australia pada 2018-2019.

Sejak kuliah di IKJ pada masa reformasi 1998 hingga saat ini masih aktif berjejaring dengan komunitas film dari seluruh Indonesia, Asia Tenggara, Asia Pasifik dan berbagai negara lainnya.

Lihat Pandangan Pribadi
5 Sigit Pradityo Soetjicpto Sigit Pradityo Soetjipto adalah seniman dan praktisi film yang lulus dari Universitas Trisakti dengan gelar Sarjana Seni Rupa di bidang Desain Produk Industri (1998–2005) dan memperoleh Diploma Filmmaking and Producing dari Hollywood Film Institute (2011). Ia aktif sebagai sutradara, produser, aktor, dan penulis komik, dengan karya yang mencakup novel grafis, film pendek, film panjang, serial, dan dokumenter. Karyanya sering mengusung pendekatan eksperimental dan independen, meraih berbagai penghargaan di festival film internasional.

Pengalaman profesionalnya meliputi pencipta novel grafis Satrio Piningit (2012), sutradara film panjang Kurung Manuk (2016), produser dan aktor dalam film pendek Goyang Kubur Mandi Darah dan Kuntilanak Pecah Ketuban (2017), pencipta komik cetak Temani Aku (2017), produser dan aktor dalam film pendek Neon City Files dan Chump (2018), produser dan sutradara film pendek Pendekar Cyborg (2019), penulis komik Realita Tanpa Nama , Konsananta , dan Petrus (2019), produser dokumenter Sinema Kacang Goreng dan sutradara omnibus 60 Seconds to Live (2021), produser dan sutradara Lord Rangga serta omnibus Anthology of Jenglot Ploitation (2022), sutradara serial Sandiwara Dunia Tiga (2023), aktor dalam film panjang Zombie Phoria dan Suanggi serta sutradara film pendek Kabut Senandung (2024), serta aktor dalam film pendek Flatulensi dan film panjang Darahnyai , Pamikatjiwa , dan omnibus The Ghouls from Outer Space Tower Rats (2025).

Penghargaannya di Los Angeles Underground Film Forum 2016 untuk Kurung Manuk meliputi Best Underground Feature, Best First Feature, Best Experimental Feature, Best Jury Award, dan Best International Feature, serta untuk Chump meraih Best Foreign Language Short dan Independent Spirit Award.

Lihat Pandangan Pribadi
6 Bernadus Yoseph Setyo Prabowo Bernadus Yoseph, dikenal sebagai Jose Prabowo, adalah profesional di bidang desain komunikasi dan industri film dengan pengalaman lebih dari 8 tahun, berfokus pada seni media dan produksi. Ia aktif mengajar perfilman sambil membangun portofolio di manajemen kreatif untuk menjembatani teori dan praktik dunia nyata. Selama 5 tahun memimpin PT Bekantan Rumah Produksi, ia mengelola berbagai genre dalam manajemen kreatif, mengutamakan tenggat waktu, multitasking, penganggaran, dan penjadwalan. Ia menikmati tantangan dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan, dengan keahlian dalam mengembangkan strategi komunikasi visual untuk menjangkau audiens target.

Pendidikannya meliputi gelar Master of Screen Production dari Griffith University (2015, IPK 5.1/7) dengan kegiatan di Indonesian Students Association dan Griffith Film Society, serta sebagai Project Officer Griffith Indonesian Film Festival 2015 dan peserta International Co-Production Workshop di Jeju, Korea Selatan. Ia juga meraih gelar Bachelor of Media Arts and Productions dari University of Canberra (2013, IPK 5.76/7), aktif di UC Media Society dan Indonesian Students Association.

Pengalaman kerjanya mencakup posisi Dosen Film di Universitas Multimedia Nusantara (2016–sekarang), mengajar mata kuliah seperti Moving Image Production, Hybrid Production, Introduction to Creative Business, dan Film Marketing. Ia mengembangkan kurikulum yang mengintegrasikan studi film tradisional dengan tren media digital, membimbing mahasiswa dalam produksi film pendek, dan mengadakan workshop tentang manajemen, produksi, dan pemasaran. Sebagai CEO PT Bekantan Rumah Produksi (2019–sekarang), ia merancang strategi bisnis, mengelola hubungan klien, anggaran, dan produksi proyek di bawah merek Bekantan Pictures (rumah produksi) dan Bekantan Creative (agensi kreatif).

Filmografinya meliputi produser Jemari yang Menari di Atas Luka-Luka (2019, Indonesia, pemenang Best Short Film di Festival Film Indonesia 2020), produser Yellow (2015, Australia), line producer The Veiled (2015, Australia), line producer High Heels (2014, Australia), dan sutradara Back Where It Began (2013, Australia). Keahliannya mencakup pengajaran universitas, pembangunan tim, produksi film, strategi bisnis, manajemen akun, branding, iklan media sosial, dan produksi video.

Lihat Pandangan Pribadi
7 Rummana Yunus Yamanie Rumana Yamanie adalah aktris dan pencipta pertunjukan dengan pengalaman luas di bidang teater, seni pertunjukan, film, dan pelatihan akting. Ia menempuh pendidikan formal di SITI Company New York Summer Intensive (Suzuki/Viewpoints, 2017–2022), meraih gelar BA (Hons) Acting dari Lasalle College of the Arts, Singapura (2008–2011), dan Diploma in Theatre dari Nanyang Academy of Fine Arts (2007–2008). Ia aktif sebagai aktris, sutradara, penulis, pelatih akting, koordinator intimasi, dan kurator, dengan karya-karya yang menonjol di panggung teater, film pendek, dan festival seni nasional maupun internasional.

Pengalaman teaternya meliputi peran dalam Spill The T (berbagai peran, Teater Pintu Kereta, Festival Teater Jakarta 2024), sutradara dan penulis SUPERIA: Suara Perempuan Indonesia (2024, Institut Ungu/Yayasan Bersama), sutradara Sekolah Cikal Playground of Samudra Pasai (2024, Ciputra Artpreneur), Bright Light Burning sebagai Rummana (Theatre of Others, UNCOP28, 2023), sutradara Sekolah Cikal Playground of Mataram (2023, Ciputra Artpreneur), The Exhibit sebagai Magda (Teater Asa Jakarta, Festival Teater Jakarta 2021, meraih Best Female Actor), Dua Manusia Sebagai Wanita sekaligus produser (Drupadi.ID, 2019), Longing For Love sebagai Mary-Ann (IFI/The Jakarta Players, 2019), sutradara I La Galigo (Cikal Secondary School, 2019), dan Suara Tiga Telaga sebagai Drupadi (Drupadi.ID, 2018).

Dalam seni pertunjukan, ia tampil sebagai penulis dan performer dalam The Flaming Wombs (Dia.Lo.Gue EXI(S)T, 2018), Msitake (Sepersepuluh Jakarta, 2018), dan Nyanyian Tari Pedati sebagai performer dan direktur artistik (Galeri Indonesia Kaya, 2018). Ia juga berperan sebagai pelatih akting dan koordinator intimasi untuk produksi seperti La Tahzan (MD Pictures, 2024), Agen +62 (Wahana Kreator Indonesia, 2024), A Normal Woman (Netflix, 2024), Crocodile’s Tears (Talamedia, 2023), Perang Kota (Cinesurya, 2023), The Aces (Prime Video Indonesia, 2023), Dapur Napi (Vidio.com, 2022), Like & Share (Wahana Kreator Nusantara/Starvision Plus, 2022), Klub Kecanduan Mantan (Netflix Indonesia, 2022), dan Indonesia Biner (MAXstream, 2021). Ia menjadi fasilitator workshop Introduction to Viewpoints di INSPYRO MOVES Bandung (2021) dan Omah Kebon Yogyakarta (2021), serta kurator Jakarta Short Theatre Festival (2024).

Filmografinya mencakup Mengusahakan Ani (Wahana Kreator/Paragon, 2024), Pertolongan Ilahi (2024), SUPERIA sebagai dirinya sendiri sekaligus sutradara (Spicy Island Studio, 2023), Like and Share sebagai Pengacara (Wahana Kreator, 2022), Dapur Napi sebagai Ibu Komplek (Vidio/Wahana Kreator, 2022), Rice Cooker sebagai Istri (Matta Cinema, 2019), MURNI sebagai dirinya sendiri (ICAD ART, 2017), dan Equals sebagai Citizen (Freedom Media United States, 2014). Ia juga mengikuti pelatihan seperti Kelas Penyutradaraan Titimangsa dengan Iswadi Pratama (2024), Post-Dramatic Workshop dengan Kai Tuchmann (2024), Kelas Menulis Lakon dengan Joned Suryatmoko (2021), dan Kelas Menulis Cerita dengan Wahana Kreator Nusantara (2019).

Lihat Pandangan Pribadi
8 Fanisa Fiandra Amandhia Fanisa Amandhia adalah konsultan di bidang media hiburan dan seni dengan pengalaman signifikan dalam manajemen, produksi, dan representasi bakat. Ia menempuh pendidikan Master of Science in Entertainment Business di Full Sail University, Florida (lulus 2024) dan Bachelor of Science in Film and TV Studies di universitas yang sama (lulus 2012).

Pengalaman profesionalnya meliputi posisi sebagai Entertainment Media and Arts Consultant di Famandhia Consulting, Jakarta (Juli 2023–sekarang), di mana ia menyediakan jasa konsultasi untuk produksi media hiburan dan seni skala kecil hingga menengah, mencakup kontrak, organisasi tim, manajemen, hak cipta media internasional, penerbitan, dan pengetahuan menengah di bidang pemasaran seni dan media. Ia juga menjabat sebagai Commissioner on Board di PT. Meta Fokus Sarana Ananda (MFSA), Jakarta (Mei 2022–sekarang). Selain itu, ia bekerja sebagai Associate Talent Agent di International Casting and Creative Management (ICACM), Jakarta dan Sydney (Januari 2018–Desember 2024), mewakili aktor secara penuh waktu.

Lihat Pandangan Pribadi
9 Ferry Ocktora Ferry Octora adalah sutradara film, editor film, dan fotografer dengan pengalaman luas di berbagai proyek media, termasuk iklan, dokumenter, video profil perusahaan, FTV, drama mini seri, video musik, dan film layar lebar. Ia telah bekerja di industri ini dari tahun 2002 hingga 2024, menunjukkan keahlian dalam menyutradarai, mengedit, dan memproduksi konten visual yang beragam.

Pengalaman kerjanya mencakup penyutradaraan iklan seperti Yamalube TVC untuk PT Papatong Pro, PSA Pajak untuk PT Kinikom dan Kementerian Pajak, PSA Depresi dan Posyandu untuk PT Kinikom dan Kementerian Kesehatan, PSA Survei Tani Indonesia untuk BPS, serta PSA dan iklan politik untuk Syshrial Oesman, Achmadi, PDIP, dan PBB melalui Karnos Film. Dalam video profil perusahaan dan dokumenter, ia menyutradarai Ciliwung Riwayatmu Kini untuk PT Bumi Prasidi dan Unocal, Fashionista , Gadgetfreak , Safety Work Video dan Video Ethic untuk Total Oil, Raja Ampat (editor), Kota Baru Profile Video untuk Pemda Kota Baru, Self Service Machine untuk Bank Mandiri, Bakrie Brother Company Profile , Sewatama Company Profile , dan Tanjung Pesona Resort Company Profile . Untuk FTV dan mini seri drama, ia menjadi asisten sutradara untuk Duda dan ko-sutradara untuk Jago Bola (PT Indika), menyutradarai Pintu-Pintu untuk Cannes Festival, serta Untuk Mama , Sahabat-Sahabat Atar , Cermin di Ujung Sore , Gitar Diary , dan Andai Dia Tahu untuk Jalan Terang Production dan PMD, serta Rumah Baru Kita untuk Apix Production dan BNN. Dalam video musik, ia menyutradarai Sahabat untuk JIM Pro, menjadi ko-sutradara untuk Too Phat (Sony Music), serta menyutradarai dan mengedit Catatan Kecil Kikan untuk Sony Music dan RAI Pro. Untuk film layar lebar, ia menjadi asisten sutradara untuk Naga Bonar Jadi 2 (PT Demi Gisela Pro) dan Dewa Dewi (Smaradana Pro), serta editor untuk Bukan Mata Ketiga (RAI Pro) dan asisten sutradara untuk Malam Minggu Miko (PT Bumi Prasidi).

Lihat Pandangan Pribadi
10 Syauki Salahudin Sani Syauki Salahudin Sani adalah editor, produser, penulis skenario, dan pekerja kreatif di bidang film dan media. Ia lulus dari Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta, jurusan S1 Editing pada tahun 2020. Kariernya mencakup berbagai peran dalam produksi film, sinetron, iklan, dokumentasi, dan konten digital, serta aktif dalam organisasi budaya dan politik.

Pendidikannya mencakup S1 Editing dari Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta (2020). Pengalaman kerjanya meliputi editor dan produser film pendek Bujel dan Roy , editor Mitos-Mitos Kota Batik produksi Infiniti Forum, editor di Prima Entertainment (1999–2003), asisten sutradara video klip Jadikan Aku Raja milik Ada Band, editor sinetron Lingkar Dajjal episode 10–12 untuk TPI produksi Dapoer 711, kreatif dan produser Sanggar Pelakon (2005–2007), editor behind the scene film Disini Ada Setan (Sinemart, 2004), script editor di Multivision Plus (2007–2009), tim produksi Mahkamah dan Abang Thamrin (Sanggar Pelakon, 2007), penulis skenario sandiwara radio Sesame Street (2009), kepala bagian dokumentasi ulang tahun Partai Hanura, produser dan kreatif profil Wiranto Idolaku , kontributor JJK Magazine (2011–2013), Now Jakarta Magazine (2013–2015), Total Film Indonesia (2008–2011), All Film (2019–2020), kreatif iklan TVC Cosmopolitan Magazine (2008), penulis skenario film Singgasana Antartika (2022, tertunda), tim kreatif YouTube channel Kanaka Vlog, Gemilang 2, dan Dapur Ibu Gendis (2021–sekarang), tim kreatif dan co-founder Kilau TV dan Tanaka TV (2019–2022), pelaksana produksi Nabila (Sanggar Pelakon, 2025), serta penulis skenario film Hellroad berjudul kerja Malam Tiga Kematian bersama sutradara Yanie Sukarya dan penulis Fannyco.

Pengalaman organisasinya mencakup anggota Partai Hanura (2006–2012) dan pengurus Lesbumi (NU) DKI Jakarta (2024–2026).

Lihat Pandangan Pribadi
11 Dewi Umaya Rachman Dewi Umaya Rachman adalah produser film berbasis di Indonesia yang aktif di industri perfilman sejak 1992, dengan fokus pada film panjang. Ia mendirikan dan memimpin Pic[k]lock Films sejak 2008, di mana ia sedang mengembangkan proyek seperti Minggu Pagi di Victoria Park 2 , A New Task of Saraswati , Nonversation , Kaki Terbalik , Kisah Pilot Bejo , dan Jalan Timur Menuju Bakso . Ia menempuh pendidikan di Fakultas Seni dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan Film Editing (1992–1998) dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia jurusan Sastra Perancis (1989–1992). Selain perfilman, ia memiliki ketertarikan pada kuliner dan sastra, serta mengelola band Strangers .

Pengalaman profesionalnya mencakup berbagai peran. Sebagai pendiri dan produser di Pic[k]lock Films (2008–sekarang), ia memproduksi film panjang seperti Minggu Pagi di Victoria Park (2010), Rayya: Cahaya di atas Cahaya (2012), Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015), Insya Allah Sah (2017), Partikelir (2018), Ananta (2018), Hanum & Rangga (2018), dan Sampai Nanti, Hanna! (2025), serta serial dokumenter Gue Jakarta dan Maestro untuk Usee TV (2021–2022), serial dokumenter The Quest (2022), iklan untuk merek seperti Futami dan Intel Core-7, iklan layanan masyarakat untuk UNICEF, dan video musik untuk musisi seperti Letto, Titi Sjuman, Anda, Angelique, Marvell, dan Strangers. Sebelumnya, ia menjabat CEO dan produser di Luma Productions (2002–2008), memproduksi film seperti Mirror , Long Road to Heaven , Koper , Oh Baby , Lost in Love , dan Lawang Sewu , serta video musik untuk Maliq & d’Essentials, Andi Riyanto, Letto, Peter Pan, Nidji, Iwan Fals, Chrisye, Josh Groban, Christian Bautista, Ari Lasso, Melly Goeslaw, dan Krisdayanti. Ia juga bekerja sebagai produser dan editor dokumenter (2001–2002), termasuk biopik Zawawi Soelaiman dan profil perusahaan, asisten editor untuk sinetron dan film televisi seperti Cinta dan Jangan Ucapkan Cinta (1999–2001), asisten produksi dan asisten sutradara di Jakarta Visiprana Production untuk iklan merek seperti Dunkin Donuts dan Texas Fried Chicken (1998–1999), produser serial TV Nasrudin Hoja di PT. Aditya Sidhayam (1998), staf lepas di berbagai produksi film sebagai asisten produksi, asisten art director, wardrobe, asisten kameramen, dan film loader (1992–1997), serta fotografer lepas untuk Hai Magazine dan Anda Magazine (1989–1995). Ia juga menjabat sebagai Chief Content Recruiting untuk Indihome Cinema (2020–2021).

Dalam organisasi, ia aktif di Aprofi (Asosiasi Produser Film Indonesia) sejak 2013, menjabat sebagai Bendahara IKAFI (Ikatan Alumni FFTV IKJ) pada 2008–2011, anggota Rotaract/Rotary International (1989–1994), dan Wakil Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) selama 6 tahun (2017–2020, diperpanjang hingga 2022).

Lihat Pandangan Pribadi
12 Gelar Agryano Soemantry Gelar Agryano Soemantri adalah seniman multimedia, jurnalis, dan pendidik yang lulus sebagai Sarjana Jurnalistik dari IISIP Jakarta. Ia aktif dalam seni visual, video, instalasi, dan performa, dengan karya yang sering mengusung tema sosial dan budaya, dipamerkan di berbagai pameran nasional dan internasional. Ia juga terlibat sebagai editor, penulis, fasilitator, dan kurator dalam proyek seni dan media.

Pengalaman pendidikannya mencakup partisipasi dalam residensi seni daring di CEMETI untuk proyek RottenTV Siber (2021–2022, kurator: Manshur Zikri dan Nuraini Juliastuti). Pengalaman profesionalnya meliputi Multimedia Team di Harvester/Gudskul Studi Kolektif (2020), tim media/video/editor untuk Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera (2019), penulis untuk pameran tunggal Lindung di OK Video Gallery (2018), dosen daring untuk Aksara Tani di Komunitas Pasir Putih Lombok (2018), Display Head Exhibition untuk Suara-suara Bahasa oleh Afrizal Malna dan Ugeng T. Moetidjo di Indonesian Cultural Congress (2018), performa visual audio Jailbreak di RURU Gallery (2018), model untuk Club Anomaly oleh Ugly (2018), sutradara dan editor video musik Torpedoest: Bongkar Akal (2018), videografer untuk video musik Jeslla: Coldwave (2018), editor untuk video musik Harlan: Tak Baik Maruk (2018), selektor di ARKIPEL Penal Colony (2017), penanganan seni di Pekan Seni Media 2017, pameran Nomadic Traveler di Edwin Gallery (2017), residensi seniman di Akumassachronicle Bangsal Menggawe Lombok (2016), filler artist dan komite untuk Jakarta Biennale 2015, fasilitator residensi seniman RRRECFEST di Sukabumi (2015), editor in chief di www.halamanpapua.org(2014–2018), fasilitator workshop video untuk Halaman Papua di Sentani dan Wamena (2014–2018), jurnalis dan editor video berita di MNC Group (2011–2013), peneliti dan sutradara film Elesan Deq A Tutuq (2011–2013), fasilitator workshop Jakarta 32: Bongkar Jakarta (2010), dan manajer lokasi untuk 10 video dokumenter Departemen Perindustrian Indonesia serta fasilitator di Akumassa Lenteng Agung (2009).

Karya-karyanya mencakup instalasi dan video seperti Kun Fayakun (remix) (2022), Warhol Eat Burger, Like Me Eat Indomie (2021), Fermentasi Dalam Layar Sentuh (2021), Trash Scoring (2021), Mass Up Video (2021), Belantara Emik – Racau Beliau (2018), Sri Magic – 2nd Myth News (2018), Minimental Milestone for The Kids (2018), Bahasa Kaldu (2018), 121 Years Now | Memory of L (2018), 4 5ehat, 6 5empurna (2017), Kun Fayakun (2017), Clever Box (2017), MNGLKWLMD (2016), PARKLIFE (2016), Tungs Kram (2016), DUIT (2016), La Femeuse Podo Bae (2016), ANGELA: a tragic or a comedy (2016), Sweetcase Diary (2016), Montase Air (2016), KITCH (2015), Boundalies (2015), Fairly Paradise (2015), Poster Hidup (2015), Tiga Mama Tiga Cinta (2015), Tuah Untuk Timur (2014), Trip to the Earth (2013), Pesan dari Luar Angkasa (2013), Elesan Deq A Tutuq (2013), Famplet Elektronik (2010), Red Closet (2010), Kalian dalam Kaca (2009), Disko Plastik (2008), Lesut Mobil Jalan Gelap (2008), dan Ketika Aku Pulang Tidak Ada Mamah di Depan Pintu (2007).

Pameran yang diikutinya meliputi Finding/Founding Text (Museum Keramik Indonesia, 2022), KOTA.EDU (Gudskul Ekosistem, 2018), PBSR 2018 (Graha Among Tani, Malang, 2018), MANIFESTO 6.0 – MULTIPOLAR (Galeri Nasional Indonesia, 2018), Cinta ini Milik Kita (Gudang Sarinah Ekosistem, 2018), Rumah vol2 (New Mutans Menteng, 2018), World is a HOAX (Jatim Biennale 7, 2017), OK Pangan (OKVideo Festival, 2017), FESTIVAL SENI MEDIA (Dewan Kesenian Riau, 2017), FOLLOWING (National Gallery of Indonesia, 2017), MUVI PARTY (Gudang Sarinah Ekosistem, 2016), Bongkar Muat (RURU Gallery, 2016), VIDEO PERFORMANCE (Gudang Sarinah Ekosistem, 2016), FieldTrip Project Asia (RURU Gallery, 2016), Bangsal Menggawe (Lombok, 2016), JEDA (Taman Ismail Marzuki & Cemeti Art House, 2015), OKVideo Festival Orde Baru (National Gallery of Indonesia, 2015), Sidang Hans Bague (Galeri Cemara 6, 2013), Yang Taksa (CCF Jakarta, 2010), One Shot Project (Jogjakarta, 2010), Pameran Video Akumassa Blora (Blora, 2009), VIDEOBASE (Bentara Budaya Jakarta, 2009), Rotterdam International Film Festival (2008), dan Jakarta 32oC (Galeri Nasional Indonesia, 2006).

Lihat Pandangan Pribadi
13 Umi Lestari Umi Lestari adalah sejarawan film, peneliti arsip, dan pendidik dengan pengalaman lebih dari sepuluh tahun di bidang seni, kuratorial, dan kajian sinema Indonesia. Fokusnya adalah sejarah film Indonesia, arsip film termarjinalkan, dan sinema perempuan dengan pendekatan dekolonial. Ia meraih gelar Sarjana Sastra Inggris dan Magister Kajian Budaya dari Universitas Sanata Dharma. Sejak 2015, ia aktif sebagai kurator, selektor, dan juri di festival film nasional dan internasional, serta mengajar di Program Studi Film Universitas Multimedia Nusantara (2019–2024), dengan spesialisasi sejarah film dan teori film. Ia juga terlibat dalam Kelas Liarsip, menggerakkan diskursus tentang sinema perempuan, memori, dan resistensi terhadap struktur patriarkal dalam budaya visual. Umi aktif menulis, mempublikasikan artikel, dan menjadi pembicara di forum nasional dan internasional, menjembatani penelitian akademik, praktik kuratorial, dan advokasi seni.

Pengalaman profesionalnya meliputi Peneliti di Eye’s Open Project, Eye Filmmuseum, Belanda (2024–2025), dengan tugas memetakan institusi budaya di Yogyakarta, Solo, Bali, Makassar, dan Papua Barat, mendokumentasikan seniman kontemporer, dan membangun jaringan seni. Ia menyusun rekomendasi kuratorial dan diseminasi pengetahuan arsip. Sebagai Dosen di Universitas Multimedia Nusantara (2019–2025), ia mengajar sejarah film, teori film, dan pengarsipan audiovisual, membimbing penelitian mahasiswa, dan mengembangkan kurikulum berperspektif keberagaman dan gender. Di Kelas Liarsip (2021–sekarang), ia meneliti sejarah Ratna Asmara, co-author buku Ratna Asmara: Perempuan di Dua Sisi Kamera (2021), dan mengelola pendanaan untuk dokumenter Devising Ratna Asmara . Ia mewakili Kelas Liarsip di forum internasional seperti Eye Filmmuseum (2022), JAFF (2022), dan Archival Assembly Arsenal Berlin (2023). Sebagai Koordinator Program Hibah Karya (2013–2014), ia mengelola open call dan mendampingi penerima hibah, serta sebagai kurator lepas (2015–sekarang), ia menguratori Film Anak Klasik Indonesia (bioscil, Yogyakarta), pameran B. Resobowo (Galeri Nasional Indonesia, 2021), selektor Arkipel International Documentary and Experimental Film Festival, Pemimpin Redaksi Visual Jalanan, dan co-kurator Bebas Tapi Sopan (Galeri Nasional, 2016).

Ia menerima hibah dan fellowship seperti Research Support dari Marinus Plantema Foundation (2022), Travel Grants dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2022–2024), Emerging Curator Grant dari Galeri Nasional Indonesia (2021), dan Emerging Writer Fellowship dari Southeast of Now Journal (2019). Keahliannya mencakup kuratorial dan pengarsipan film, penelitian dan penulisan akademik, manajemen program dan event seni, jaringan festival film, serta perspektif gender dan sinema inklusif.

Lihat Pandangan Pribadi

Bidang Sastra

No Nama Riwayat Hidup Pandangan Pribadi
1 Fadjriah Nurdiarsih Fadjriah Nurdiarsih adalah penulis, editor, penerjemah, dan penggiat literasi dengan fokus pada sastra dan budaya Betawi. Ia lulus dari Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (2003–2008). Ia menjabat sebagai Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (2025–sekarang) setelah menjadi anggota (2023–2024), menggerakkan program literasi seperti Sastra Masuk Sekolah dan kurasi Pekan Sastra Betawi (2019, 2025). Ia juga bekerja sebagai editor bahasa di PT Kapan Lagi Youniverse (2017–2024), koordinator korektor bahasa di PT Kreatif Media Karya (2015–2017), copywriter di PT Rajawali Cipta Televisi Indonesia (2009–2010), dan kepala editor di Penerbit Komunitas Bambu (2008).

Publikasinya meliputi kumpulan cerpen Rumah Ini Punya Siapa? (2021), buku muatan lokal Lingkungan dan Budaya Jakarta Kebanggaanku (2021), PLBJ Jakartaku: Kota Kebudayaan (2025), modul Puisi Betawi (2025), serta penulisan untuk Warisan Budaya Takbenda seperti Tari Enjot-Enjotan (2023), Injek Tane , Upacara Mangkeng (2023), dan Sejarah Kebudayaan Betawi: Toponimi Nama Kelurahan di Jakarta (2023). Ia juga menyusun Kamus Bahasa Betawi: Pengayaan Kosakata (2023) dan rekomendasi Warisan Budaya Takbenda untuk muatan lokal DKI Jakarta (2025). Artikelnya dimuat di Media Indonesia (2021, 2024), Femina (2015, 2016), Koran Tempo (2015), Jawa Pos (2015), Jurnal Stamboel (2012), dan Kompas (2007). Ia juga menyunting Kamus Dialek Jakarta karya Abdul Chaer (2009).

Kegiatan profesionalnya mencakup narasumber diskusi 25 Tahun Sesuatu Indonesia Afrizal Malna (2025), narasumber Muatan Lokal berbasis Warisan Budaya Takbenda (2025), moderator diskusi Jakarta City of Literature (2024), narasumber peningkatan kompetensi pendidik PLBJ (2023–sekarang), narasumber FGD BRIN tentang disinformasi (2023), dewan juri lomba cerpen FLS3N (2023–sekarang), pembicara workshop public speaking dan jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah (2015), serta moderator peluncuran buku Pramoedya Ananta Toer (2008). Sertifikasinya meliputi Penulis Naskah Nonfiksi (BNSP, 2024), Editor Naskah (BNSP, 2021), dan Wartawan Muda (2021). Ia mengikuti pelatihan seperti Pedoman Penyuntingan Naskah Cerita Anak (2024), Peningkatan Kapasitas Pelaku Budaya Jalur Rempah (2021), Menulis Feature (2015), dan Klinik Menulis Fiksi (2015).

Ia aktif di organisasi sebagai pendiri Perkumpulan Betawi Kita dan Yayasan Baca Betawi, serta anggota Forum Jurnalis Betawi, Lembaga Kebudayaan Betawi, dan Forum Bahasa Media Massa. Ia juga mengelola website pribadi www.mpokiyah.com dan blog ruangceritablog.wordpress.com .

Lihat Pandangan Pribadi
2 Imam Ma’arif Imam Maarif adalah pekerja seni dan sastra, menjabat sebagai Anggota Komite Sastra dan Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta periode 2023–2026. Ia memiliki pengalaman luas dalam pelatihan seni dan sastra, penyutradaraan teater, penulisan puisi dan cerpen, serta organisasi kesenian. Ia aktif sebagai pelatih, narasumber, penulis, sutradara, dan pengurus berbagai komunitas seni.

Pendidikannya mencakup pelatihan kewartawanan di Gelanggang Remaja Jakarta Pusat (1997), Workshop Stage and Props Management oleh Dewan Kesenian Jakarta (1998), Workshop Pelatih Teater Anak (1999) dan Penataran Peningkatan Kualitas Teater Tingkat 2 (1999) oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Pelatihan Motivasi MHMMD oleh Marwah Daud Ibrahim (2000), Pelatihan Pertunjukan Seni Tradisional oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2001), Penataran Calon Pelatih Seni Teater (2003) dan Pelatihan Seni Sastra (2004) oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta, Bengkel Penulisan Federasi Teater Indonesia (2009), Bengkel Penulisan Naskah Drama oleh Dewan Kesenian Jakarta (2013), serta Bimbingan Teknis Tata Cahaya Panggung oleh Kemenparekraf dan Pecahin (2020).

Pengalaman organisasinya meliputi pengurus Sanggar Poros Jakarta (1997–2000), pendiri Sanggar Sastra Religius Mentaya Estetika bersama Aspur Azhar (2000), pembina Federasi Panjat Dinding Indonesia Jakarta Pusat (2000–2005), redaktur puisi di Majalah Sastra Imajio/Aksara (2006), pendiri Komunitas Seni Planet Senen (2008), pengurus PP Lesbumi (2010–2015), aktor dan anggota Sanggar Lenong Denes Kembang Batavia (2010–sekarang), pembina Federasi Panjat Tebing Indonesia Jakarta Pusat (2013–2017), aktif di Forum Save TIM (2019–sekarang), penyelenggara Musyawarah Masyarakat Kesenian Jakarta non-DKJ (2019), Ketua Umum Laskar Patriot Pembela Pancasila (2021–2023), pendiri Komunitas Sastra Jakarta Timur (2023), pendiri Lingkar Sastra Jakarta Selatan (2025), pendiri Sajak Pusat Jakarta Pusat (2025), pendiri Komunitas Jakarta Utara (2025), Ketua Steering Committee Festival Teater Jakarta, dan Ketua Steering Committee Pertemuan Penyair Nusantara XIII (2025).

Sebagai narasumber, ia menjadi pelatih sastra di Gelanggang Remaja Jakarta Pusat (2015–sekarang), pelatih seni sastra di PPSB Jakarta Timur (2023), narasumber pelatihan menulis dan membaca puisi pada Road Show Pembudayaan Minat Baca Literasi oleh Dispusip Jakarta Utara (2023, 2024, 2025), pelatih Bimbingan Teknis Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Daerah jenjang SD dan SMP oleh Balai Bahasa Banten (2024), narasumber pelatihan sastra untuk guru di Jakarta Selatan (2024), narasumber pelatihan sastra di Disdik DKI Jakarta (2025), narasumber pelatihan sastra MGMP Bahasa Indonesia Jakarta Barat dan Selatan (2025), serta pelatihan menulis puisi PPN XIII di Jakarta (2025).

Karya sastranya mencakup antologi puisi tunggal Sandal Jepit Merawat Negeri (Teras Budaya, 2018), Tanpa Judul (Teras Budaya, 2022), Puisi Satu Kata (manuskrip, 2025), antologi puisi bersama seperti Nyanyian Integrasi Bangsa (Balai Pustaka, 2001), Malam Bulan (MSJ, 2002), Bisikan Kata Teriakan Kota (DKJ dan Bentang Budaya, 2003), Duka Aceh Luka Kita (KSSI, 2004), Lampion Sastra (DKJ, 2008), Empat Amanat Hujan (DKJ dan Gramedia, 2010), Sesaji Puisi Ratu Adil (Borobudur Writer & Culture Festival, 2014), Gelombang Puisi Maritim (Dewan Kesenian Banten, 2016), Puisi Untuk Perdamaian Dunia (PPN, 2017), Epitaf Kota Hujan (Dispusip Padang Panjang, 2018), Pandemi Puisi dan Rajawali di Dermaga (DSJ dan Teras Budaya, 2020), Perempuan Pengantin Puisi dalam Opera Tujuh Purnama (2021), Layang-layang Tak Memilih Tangan (PPN XIII dan Karesia, 2025), serta karya puisi di koran Republika, Sinar Harapan, dan koran daerah. Antologi cerpen tunggalnya adalah Migrasi Sepasang Burung (Vighuari Press, 2009).

Ia juga menyutradarai pementasan teater seperti Nyanyian Iblis karya Aspur Azhar, Nyanyian Angsa karya Anton Cekov, Malam Jahanam karya Motinggo Busye, Calon Presiden Anjing karya Imam Maarif, dan beberapa pementasan lainnya. Ia menjadi juri lomba dongeng, baca puisi, penulisan puisi, cerpen, musikalisasi puisi, dan monolog tingkat wilayah dan provinsi, serta memenangkan lomba baca puisi tingkat nasional dan tampil di berbagai panggung sastra. Bersama Komite Sastra dan Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta, ia menyelenggarakan program seperti Sastra Masuk Sekolah, Pekan Sastra Betawi, dialog seniman di enam wilayah Jakarta, pendataan seniman lintas disiplin, digitalisasi bersama Dinas Budaya Jakarta, festival komunitas, penerbitan buku Mereka Ada di TIM , pelatihan semiotika, dan diskusi seni.

Lihat Pandangan Pribadi
3 Esha Tegar Putra Esha Tegar Putra adalah penyair, penulis prosa, naskah drama, dan catatan seni-budaya yang aktif menyiarkan karya-karyanya di berbagai media massa. Buku puisinya Hantu Padang (JBS, 2024) meraih Kusala Sastra Khatulistiwa 2025. Saat ini, ia tinggal di Kota Depok dan sedang menyelesaikan pendidikan S3 di Departemen Susastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Ia memiliki pengalaman sebagai tim promosi sastra (2025), konsultan komunikasi di Direktorat Jenderal PDM (2023–2024) dan GTK (2022), editor kepala program penulisan Warisan Budaya Takbenda (2021), peneliti arsip Dewan Kesenian Jakarta (2019–2022), peneliti Ruang Kerja Budaya Padang (2014–2019), staf pengajar Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta (2013–2014), serta wartawan dan editor halaman sastra-budaya Koran Haluan Sumatera Barat (2011–2013).

Publikasi bukunya meliputi Hantu Padang (puisi, JBS, 2024), Posisi, Reposisi, Revitalisasi: Seri Wacana 50 Tahun Dewan Kesenian Jakarta (editor, DKJ, 2023), Setelah Gelanggang Itu (puisi, Grasindo, 2020), N.V. Nusantara: Tradisi Intelektual di Sumatera Barat 1950-1960an (Direktorat Sejarah Kemendikbud, 2021), Tradisi Menghela Kayu (buku anak, Balai Bahasa Kemendikbud, 2018), Liburan Bersama Sepupu (buku anak, Balai Bahasa Kemendikbud, 2017), Kampung Engku Bahar (buku anak, Balai Bahasa Kemendikbud, 2017), Sarinah (kumpulan puisi, Grasindo, 2016), Dalam Lipatan Kain (kumpulan puisi, Motion Publishing, 2015), dan Pinangan Orang Ladang (kumpulan puisi, Frame Publishing, 2009). Publikasi lainnya mencakup Belok Kiri, Belok Kanan, Terbentur Kanon: Membaca Historiografi Sastra Indonesia 1960-an (tengara.id, 2024), Serupa Tapi Tak Sama: Dari Syair ke Roman Perang Kamang (tengara.id, 2022), Tarekat, Jimat, dan Korban Perang dalam Dua Teks Sastra tentang Perang Kamang (Revitalisasi Sastra Badan Bahasa, 2021), Kanon Sastra: Bagaimana Menjadi Indonesia? (Kongres Kebudayaan Indonesia, 2018), Nasionalisme Egaliter Minangkabau (tesis S2, UI, 2018), Obituari Leon Agusta (LIFes Salihara, 2017), Negotiating Indonesianess in Soewardi Idris’ Short Stories (prosiding Asia-Pacific Research, 2017), Postmodern Fiction Motives in The Adaptation of Kaba Cindua Mato (Jurnal Jentera Badan Bahasa, 2017), dan Membangun Ketokohan dalam Sastra (Seminar Politik dan Kritik Sastra UGM, 2015).

Penghargaannya meliputi Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa kategori Puisi untuk Hantu Padang (2025), Daftar Pendek Kusala Sastra Khatulistiwa untuk Setelah Gelanggang Itu (2023), Anugerah Wisran Hadi kategori esai terbaik (2019), Rawayan Award DKJ untuk naskah drama Dua Puluh Tahun Ingatan (2017), Penghargaan Badan Bahasa Kemendikbud untuk Sayembara Penulisan Bahan Bacaan Literasi (2017), Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa untuk Sarinah (2017) dan Dalam Lipatan Kain (2016), Anugerah Literasi Minangkabau dari Gubernur Sumatera Barat (2016), Puisi Terbaik 1 Cipta Puisi Nasional Tema Kota Padang (2010), 60 Puisi Terbaik Indonesia (2009, 2010), dan Award Fakultas Sastra Universitas Andalas sebagai Mahasiswa Penulis Media Nasional (2008, 2009).

Kegiatan seni-budaya dan organisasinya mencakup Tim Promosi Sastra Indonesia di Kementerian Kebudayaan (2025), Tim Persiapan Perayaan 100 Tahun A.A. Navis dengan UNESCO (2024), periset arsip Jakarta Biennale 2024, kurator pameran Pekan, Pesta, Festival: Bermula dari Cikini Raya 73 dan Ulang-Alik ke Masa Lalu (2024), kuratorial Laku Hidup Pekan Kebudayaan Nasional (2023), kurator pameran Sastra Kolonian (2023) dan Halaman Depan Multikulturalisme (2023), kurator Gunung Api Jassin, Lahar Panas Chairil (2022) dan Cipta! Kapita Selekta Cikini Raya 73 (2022), periset pameran Aku Berkisar Antara Mereka (2022), tim penyusun Naskah Akademik Rancangan Perda Pemajuan Kebudayaan Sumatera Barat (2022–2023), periset naskah pidato kebudayaan DKJ (2022), periset, penulis, dan konseptor Festival Musikal Indonesia (2022), penulis dan editor konten Jakarta Biennale 2021 (2021–2022), penulis dan editor Distance Parade: Festival Film Tari Virtual (2021), pengamat Jakarta Dance Meet Up (2023), pengamat dan penulis pameran Tambo #4 (2019), manajer program Silek Art Festival (2019), inisiator Laboratorium Pauh 9 (2019), inisiator Payakumbuh Literary Festival (2018), konseptor Minangkabau Culture and Art Festival (2018), pengelola Ruang Kerja Budaya Padang (2014–2019), penggagas dan direktur Padang Literary Biennale (2012–2014), pendiri Ranah Teater (2007), Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Andalas (2007–2008), dan anggota Unit Kegiatan Seni Universitas Andalas (2006–sekarang).

Kegiatan bidang sastra meliputi pembicara di Singaraja Literary Festival (2025), Peringatan 100 Tahun A.A. Navis (Paris & La Rochelle, 2024), Festival Kebudayaan Yogya (2024), Pekan Sastra Cirebon (2024), Borobudur Writers & Cultural Festival (2023), Jakarta International Literary Festival (2022), Festival Literasi Balige (2022), Festival Seni Tubaba (2021), Festival Merawat Ingatan Pekan Kebudayaan Sumatera Barat (2021), Litfest x Festival Sastra Lontar (2020), Beranda Sastra Bentara Budaya Kompas (2020), Litbeat (2019), Kongres Kebudayaan Indonesia (2018), residensi Komite Buku Nasional Sarajevo (2018), Kelas Kritik Sastra Ruang Kerja Budaya (2018), Sayembara Kritik Sastra Japan Foundation (2017), Festival Literasi Tangsel (2017), Octofest Textum Mataram (2017), Literary Ideas Festival Salihara (2017), Seminar Politik dan Kritik Sastra UGM (2015), Asean Literary Festival (2015), Pekan Kritik Sastra II Universitas Andalas (2015), Pertemuan Pengarang Indonesia Makassar (2012), Pertemuan Penyair Nusantara VI Jambi (2012), Korean-Asean Poet Literary Festival Pekanbaru (2011), Utan Kayu-Salihara International Literary Biennale (2011), Temu Sastrawan Indonesia IV Ternate (2011), Temu Sastrawan Indonesia III Pangkal Pinang (2010), Ubud Writers & Readers Festival (2009), Temu Sastrawan Indonesia II Tanjung Pinang (2009), Temu Penyair Indonesia Payakumbuh (2007), dan Temu Penyair Muda Empat Kota (2006).

Lihat Pandangan Pribadi
4 Ikhsan Risfandi Ikhsan Risfandi, atau dikenal sebagai IRZI, adalah penyair, esais, dan penggiat sastra. Ia aktif menulis puisi, cerpen, dan esai sastra sejak 2015, dengan karya yang dimuat di media nasional seperti Kompas.id , Tempo.co , BasaBasi.co , BacaPetra.co , dan Kalamsastra . Gaya penulisannya mengusung pendekatan sastra urban, lokalitas Betawi modern, serta narasi keseharian dengan sentuhan musik dan budaya pop. Ia meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Persada Indonesia YAI (2004–2009). Awalnya berkarier sebagai gitaris jazz, IRZI beralih ke kepenulisan pada pertengahan 2010-an, menghasilkan karya yang ekspresif dan komunikatif.

Pengalaman profesionalnya mencakup Redaktur Sastra & Budaya di Jernih.co (2025), Juri Festival Musikalisasi Puisi Digital SMA DKI Jakarta oleh Badan Bahasa (2025), Juri Cipta Puisi FSL3N SMA/SMK Jakarta Pusat (2025), Pemateri Workshop Puisi SD–SMP pada Roadshow Membaca Perpustakaan Jakarta Timur (2024–2025), Juri Baca Puisi SD pada Hari Anak Jakarta Membaca (2023–2025), dan peraih 5 Besar Sayembara Puisi Piala Kebangsaan Wina Sukardi (2025). Publikasi karyanya meliputi buku puisi Ruang Bicara (2019), Trivia Kampung Sawah (2024, Velodrom), serta esai ulasan puisi Purnama Puisi Ramadhan (2025) dan Perempuan Merah Putih (2025). Ia berpartisipasi di Jakarta International Literary Festival (JILF) edisi 2022 dan 2024.

Keahlian utamanya meliputi penulisan kreatif (puisi, cerpen, esai sastra), performansi sastra melalui pembacaan puisi dan musikalisasi puisi, penyuntingan naskah, pengelolaan situs sastra, dan kurasi program kebudayaan. Minatnya mencakup kajian sastra urban, budaya pop, lokalitas Betawi kontemporer, musik, sepak bola, dan pengembangan literasi anak serta remaja.

Lihat Pandangan Pribadi
5 Sihar Ramses Sakti S Sihar Ramses Simatupang adalah penulis, jurnalis, dan penggiat seni budaya dengan pengalaman luas di bidang jurnalistik, sastra, dan teater. Ia meraih gelar Sarjana Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (sekarang Fakultas Sastra) Universitas Airlangga (1993–1999) dan Master Seni dari Program Pascasarjana Penciptaan dan Pengkajian Seni Urban dan Industri Budaya Institut Kesenian Jakarta (2014–2016). Ia sempat menempuh kuliah di Jurusan Sosiologi Universitas Sam Ratulangi (1992–1993). Karyanya meliputi puisi, cerpen, novel, dan esai budaya, dengan keterlibatan aktif dalam komunitas seni dan jurnalistik.

Pengalaman profesionalnya mencakup juri Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS3N, 2023–sekarang dan FLS2N, 2017–2023) oleh BPTI Kemendikbudristek Dikti, pendamping program Kampung Budaya Dinas Kebudayaan DKI Jakarta (2022–2023), Pemimpin Redaksi anjangsana.id (2020–sekarang), redaksi wartajabar.id (2023–sekarang), jurnalis sugawa.id (2023–2024), Tim Media Pemenangan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (2018–2019), penulis lepas advertorial tempo.co (2016–2022), dosen honorer Universitas Multimedia Nusantara Serpong (2017–2022), Humas Komite Buku Nasional Kemendikbud (2015–2016), redaktur dan jurnalis Harian Umum Sinar Harapan (2001–2015), editor Tabloid X-File Jawa Pos (2000–2001), jurnalis majalah ilmiah remaja PERINTIS (1998–1999), editor Buletin Gapensi Jawa Timur (1997), serta reporter, editor, dan pemimpin redaksi majalah mahasiswa Dedicatio (1997–1999) dan majalah kampus Gatra Universitas Airlangga (1994–1997). Ia memiliki pengalaman jurnalistik di berbagai wilayah Indonesia dan luar negeri seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Cina, dan Frankfurt Book Fair, Jerman.

Karya tulisnya meliputi kumpulan cerpen Narasi Seorang Pembunuh (Dewata Publishing, 2004), novel Lorca – Memoar Penjahat tak Dikenal (Melibas, 2005), esai teater Teater yang Koma (Federasi Teater Indonesia, 2008), kumpulan puisi Metafora Para Pendosa (Rumpun Jerami, 2005), Semadi Akar Angin (Q Publisher, 2014), Kabar Burung Pecah di Jendela (TareBooks, 2021), serta tiga novel: Bulan Lebam di Tepian Toba , Misteri Lukisan Nabila , dan Lorca Inocencio . Ia juga mengikuti kursus Bahasa Perancis di CCF Jakarta (2006–2007), Filsafat Hukum di STF Driyarkara (2005), dan Bahasa Inggris di Royal Training Center, Manado (1993).

Kegiatan seni dan budayanya mencakup juri Festival Teater Jakarta Pusat (2012), pengamat dan pembahas pementasan Festival Teater Jakarta (2014), pembicara pameran karya Maspadhik di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki (2014), perwakilan Indonesia di Art for All – Towards A Caring Society di Thailand (2006), tutor pelatihan jurnalis budaya di Batam (2006), pembicara Seminar Sastra di Universitas Pakuan Bogor (2006), pembanding Kontes Pembaca Puisi SMA Jakarta Pusat (2005), pelatih penulisan fiksi di UIN Jakarta (2004), pembahas buku sastra di YSIC Al-Azhar (2004), nominator Lomba Puisi Krakatau Award (2002), dan sutradara pementasan Kereta Api Hantu oleh Teater Gapus Universitas Airlangga (1999). Ia aktif di komunitas sebagai pendiri Yayasan Rumah Aksara Khatulistiwa, anggota Dewan Kebudayaan Depok, pendiri Komunitas Tanpa Nama (KTN), kurator puisi di Indonesian Writers Inc, anggota Perkumpulan Penulis ALINEA, pengurus Lembaga Kebudayaan Depok, anggota Komunitas Rupa Kata (Koruka), pendiri Komunitas Sastra Rumpun Jerami, anggota forum Meja Budaya PDS H.B. Jassin, serta menjabat sebagai Ketua Bidang Komunikasi GMKI Surabaya (1997–2000), Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga (1997–1998), Ketua Teater Gapus (1997–1999), dan anggota Teater Puska Universitas Airlangga (1994–1999).

Lihat Pandangan Pribadi
6 Dhianita Kusuma Pertiwi Dhianita Kusuma Pertiwi adalah penulis, penerjemah, editor, dan penggiat sastra dengan pengalaman luas di bidang literasi, budaya, dan komunikasi. Ia lolos seleksi SIMAK 2025 untuk program Doktor Ilmu Susastra di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (perkuliahan dimulai 2026), meraih gelar Magister Ilmu Susastra dari universitas yang sama (2017–2019, cum laude), dan Sarjana Bahasa dan Sastra Inggris serta Pendidikan Bahasa Inggris (gelar ganda) dari Universitas Negeri Malang (2011–2016). Ia aktif sebagai co-founder dan redaktur Footnote Press (2020–sekarang), penulis, penerjemah, dan editor lepas (2019–sekarang), serta terlibat dalam berbagai proyek seni dan budaya.

Pengalaman profesionalnya meliputi Manajer Program Laboratorium Penerjemah Sastra di Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan (Mei–September 2025), Tenaga Ahli Staf Khusus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bidang Komunikasi dan Media (2020–2024), Program Officer Yayasan Kelola (2020), dan Sekretariat Produksi Literasi Komite Buku Nasional (2019). Publikasi bukunya sebagai penulis tunggal mencakup Di Bawah Rundungan Merah (2025, on progress), Siapa yang Melawan dari Dapur (2025), Tak Perlu Malu dengan Menstruasimu (2024), Rumah Dukkha (2023), Mengenal Orde Baru (2021), Sesaji Raja Suya (2021), Menanam Gamang (2020), dan Buku Harian Keluarga Kiri (2019). Sebagai editor, ia mengerjakan Komunikasi Kebijakan Publik (2025, on progress), Kebijakan Publik untuk Pemimpin Indonesia (2025, on progress), Diri, Liyan, dan Dunia (2025, on progress), Panorama Cerita dan Pemikiran A.A. Navis (2024), Adat, Kelas, dan Indigenitas (2024), Merah Juang (2024), Biang Kerok Kenikmatan (2023), dan Suara yang Lebih Keras (2021). Sebagai penerjemah, ia menerjemahkan Surat-Surat Hannah Arendt–Martin Heidegger (2025, on progress), Makam Tanpa Nama (2024), Semangat Merusak (2024), Bridging Cities: Exeter x Jakarta (2024), dan Dark Academia (2022). Artikelnya dimuat di media seperti Jawa Pos , Kompas , Tempo , Kalam Sastra , tengara.id , Kala Teater , Jurnal Prisma , dan lainnya.

Proyek lepasnya meliputi mentor dan juri Seleksi Duta Bahasa Tingkat Nasional (2025), selektor Kusala Sastra Khatulistiwa (2025), tim penulisan buku Pusaka Sastra (2025), panitia 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer (2025), kurator pameran 100 Tahun A.A. Navis (2024), kurator pameran Toeti Heraty (2024), juri Lomba Debat Sastra SMA tahap 2 (2024), kurator pameran Rupa Rupa Lima Lima (2023), kurator pameran S. Rukiah (2023), juri Sayembara Novel DKJ (2023), juri Lomba Debat Sastra SMA tahap 1 (2022), tim pengajuan Jakarta City of Literature (2019), dan periset Ruang Perempuan dan Tulisan (2018). Penghargaannya mencakup Peserta Terpilih International Literature Exchange UNESCO City of Literature (2025), Peserta Terpilih Majelis Sastra Asia Tenggara (2024), Peserta Terpilih KalamPuan#4 (2024), Tiga Besar LPDP Awards Bidang Seni Budaya (2023), Hibah Seni Jagongan Wagen (2021), Nusantara Academic Award (2020), Lulus Magister cum laude (2019), dan Beasiswa LPDP Magister (2017).

Kegiatan diskusi, seminar, dan pertunjukannya meliputi pembicara Simposium Festival Sastra H.B. Jassin (2025), narasumber Sastra Masuk Sekolah dan Seni Lawan Tirani DKJ (2025), speaker TEDx Padjadjaran University (2025), narasumber HUT ke-60 Harian Kompas (2025), speaker memorial lecture Pramoedya Ananta Toer (2025), guest speaker podcast The Chapter tirto.id (2025), pembicara UNESCO tentang pemikiran sastra Indonesia (2024), presenter UXA:b! International Conference IKJ (2024), pembicara Pekan Sastra Cirebon (2024), pembicara ARKIPEL (2024), pembicara Jakarta Content Week (2024), presenter International Conference on Public History UI (2023), pembicara diskusi arsip DKJ (2023), speaker ASEAN-Korea Innovative Culture Forum (2023), guest speaker podcast Komunitas Salihara (2023), pembicara Festival Sastra Banggai (2023), pembicara Sekolah Pemikiran Perempuan DKJ (2023), pembicara lokakarya esai Malang (2023), pembicara Flores Writers’ Festival (2022), penampil Menonton Sedap Malam Artjog (2022), guest speaker Stay A(r) Home Talks Salihara (2022), presenter Simposium Khatulistiwa Yogyakarta Biennale (2022), dan pembicara Makassar International Writers Festival (2019).

Lihat Pandangan Pribadi
7 Martin Suryajaya Martin Suryajaya adalah filsuf, penulis, dan pengajar dengan fokus pada filsafat kontemporer, estetika, sastra, dan kebudayaan. Ia meraih gelar Sarjana Filsafat (2005–2009), Magister Filsafat (2010–2012), dan Doktor Filsafat (2019–2021) dari STF Driyarkara, Jakarta. Saat ini, ia mengajar di Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (2021–sekarang) dan memiliki pengalaman sebagai konsultan kebijakan di Direktorat Jenderal Kebudayaan (2016–2024), tim perumus Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (2017–2018), fasilitator penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (2018), serta fasilitator Pra-Kongres Kebudayaan Indonesia (2018, 2023).

Publikasi bukunya mencakup Imanensi dan Transendensi (2009), Alain Badiou dan Masa Depan Marxisme (2011), Materialisme Dialektis (2012), Asal-Usul Kekayaan (2013), Mencari Marxisme (2016), Sejarah Estetika (2016), Sejarah Pemikiran Politik Klasik (2016), Kiat Sukses Hancur Lebur (2016), Terdepan, Terluar, Tertinggal (2020), Principia Logica (2022), Penyair sebagai Mesin (2023), Kesusastraan, Kehancuran (2024), Sebelum Hancur Lebur (2024), Meta-Estetika (2024), Nihilisme (2025), dan Apa Rakyat Bisa Salah? (2025). Artikelnya dimuat di berbagai jurnal, seperti Driyarkara (2007, 2011), BASIS (2008), DEMOS (2010), LIPI Kajian Wilayah (2011), Indoprogress (2012, 2014, 2015), Diskursus (2013), Di’van (2016), Jurnal Seni Nasional CIKINI (2019), Jurnal Filsafat (2022), Poetika (2023), Jurnal Urban (2022), Jurnal Masyarakat dan Budaya (2023), Jurnal Senirupa Warna (2024), dan prosiding seminar internasional (2024).

Penghargaannya meliputi Juara Pertama Sayembara Kritik Sastra Dewan Kesenian Jakarta (2013), Juara Unggulan Sayembara Esai Sudjojono Langgeng Art Foundation (2014), Penghargaan Art Stage untuk Best Art Publication ( Sejarah Estetika , 2017), Penghargaan Sastra Badan Bahasa untuk Novel ( Kiat Sukses Hancur Lebur , 2018), Penghargaan Inspirational Lecturer dari Populi Center (2022), Penghargaan Disertasi Terbaik STF Driyarkara (2024), dan Penghargaan Sastra Badan Bahasa untuk Kumpulan Esai ( Kesusastraan, Kehancuran , 2024).

Lihat Pandangan Pribadi
8 Sugiyanto Giyanto Subagio, nama asli Sugiyanto, dikenal dengan nama panggilan Edo, adalah penyair yang aktif menulis puisi dan menerbitkannya di berbagai media massa dan sosial, seperti Tabloid Hikmah , Majalah Romansa , Majalah Imajio , Buletin Swara Mentaya Estetik , Majalah Ceria Remaja , Media Sastra Semesta , dan Media PojokTIM . Puisinya Ode Perkampungan Nelayan meraih Juara II Lomba Cipta Puisi Hari Nusantara (2000), Aphrodite masuk nominasi 50 besar Lomba Cipta Puisi Bentara Budaya Bali, dan puisinya termasuk dalam 100 puisi terbaik Lomba Cipta Puisi Al Qur’an. Karyanya tergabung dalam lebih dari 30 antologi puisi bersama, termasuk Antologi Puisi Trotoar (1996), Antologi Puisi Indonesia (1997), Nuansa Tata Warna Batin (2000), Malam Bulan (2002), Bisikan Kata Teriakan Kota (2003), Jogya 5,9 Skala Reahter (2006), Komunitas Sastra Indonesia: Catatan Perjalanan (2008), Lampion Sastra (2008), Negeri Cincin Api (2011), Sragen Membaca Indonesia (2012), Pertemuan Sastrawan Mitra Praja Utama ke-VII (2012), Pertemuan Sastrawan Mitra Praja Utama ke-VIII (2014), 100 Terbaik Al Quran (Persaudaraan Muslimin Indonesia), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), The First Drop Of Rain (Banjarbaru), Rindu Rendra (2019), Corona (2020), Perempuan Pengantin Puisi dalam Opera Tujuh Purnama (2021), Tirtayasa Madukoro Baru (2022), Eril dalam Untaian Kata Penyair Indonesia (2022), Kampung Kelahiran (Balai Bahasa Pare-Pare), Larung Sastra (2023), Gedor Depok (2024), Aku Presiden (2024), Jejak Masa Depan (2024), Purnama Puisi Ambang Ramadhan (2025), Nirkabel Kenangan (2025), Buitenzorg (2025), KosaKata Kota (2025), dan Sekumpul Puisi Nelayan Pantura (2025). Antologi puisi tunggalnya berjudul Kasidah Bayang-Bayang (2016). Namanya tercantum dalam Kamus Pintar Sastra Indonesia , Ensiklopedia Sastra Modern Indonesia , Leksikon Sastra Jakarta , dan Apa dan Siapa Penyair Indonesia . Ia aktif di Komunitas Planet Senen, Masyarakat Sastra Jakarta, Kebun Ilalang, Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ), Dapur Sastra Jakarta (DSJ), dan PojokTIM. Lihat Pandangan Pribadi
9 Supyan Sofyan RH. Zaid, nama asli Supyan, adalah penyair, esais, dan penggiat sastra. Ia meraih gelar Sarjana Filsafat dan Agama dari Universitas Paramadina Jakarta, Magister Manajemen Bisnis dari Universitas Tazkia, dan Magister Filsafat dan Agama dari Universitas Paramadina. Ia aktif dalam organisasi sastra, menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Yayasan Hari Puisi (2025–sekarang), Koordinator Bidang Kompetensi & Publikasi Komunitas Jagat Sastra Milenia (2020–sekarang), serta terlibat dalam penyusunan pengajuan Hari Puisi Indonesia (2025). Ia juga memimpin pembinaan Komunitas Literasi Betawi (2025–sekarang) dan berbagai kepanitiaan sastra seperti Rakara Residensi Sastra 2024.

Pengalaman kerjanya meliputi Anggota Pokja Keuangan dan Perbankan KEIN RI (2017–2019), Tim Ahli Penilaian Karya Sastra Unggulan BSNP Kemendikbud (2019), Konsultan Keuangan & Peneliti Tazkia Consulting Indonesia (2018–sekarang), Pemimpin Redaksi SASTRAMEDIA.COM (2020–2023), Pemimpin Umum KAWACA.COM (2021–sekarang), Chief Copy Editor & Writing Tazkia Publishing (2017–2021), serta freelance copy editor dan writer untuk Friedrich Naumann Stiftung, PT Bhineka Investama Utama, dan Yayasan Global Cahaya Nubuah Insani (2017–sekarang). Ia juga pernah menjadi Staf Ahli Perpustakaan Universitas Paramadina (2008–2011), Asisten Pribadi Manager Telkom (2008–2010), dan Staf Magang Gran Melia Hotel Jakarta (2011–2012).

Publikasi buku tunggalnya mencakup Pagar Kenabian (puisi, 2015), Kaidah Puisi dan Akidah Kepenyairan (esai, 2022), Buku Pintar Menulis Puisi (esai, 2023), Khalwat, Sepilihan Sajak (puisi, 2023), Goethe: Kajian Sastra Sufistik (kajian ilmiah, 2024), dan Perasaan yang Berpikir (puisi, 2025). Ia menyunting buku seperti Ikut Kejar Eropa Amerika , Merger dan Akuisisi , dan beberapa karya Friedrich Naumann Stiftung. Karyanya dalam antologi puisi meliputi Oikos Poeti Per Il Futuro (2020), Empat Amanat Hujan (2010), Sesapa Mesra Selinting Cinta (2019), Suara 5 Negara (2012), Narasi Tembuni (2012), Surat-surat Cinta untuk KPK (2012), Bersepeda ke Bulan (2014), Lentera Sastra II (2014), Gelombang Puisi Maritim (2016), dan Pasie Karam (2016). Tulisannya dimuat di media seperti Kompas , Media Indonesia , Jawa Pos , Bali Post , Indopos , Pikiran Rakyat , Majalah Sastra Horison , Majalah Annida , Basabasi.co , dan Bacapetra.co .

Ia sering menjadi narasumber, antara lain pada Seminar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia (FIB UI, 2018), Seminar Nasional Universitas Negeri Jember (2022), Bedah Buku Abdul Hadi WM (2021), Bedah Puisi Ideologi Ibu (2018), Workshop Kepenulisan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (2017), Diskusi Puisi Universitas Uhamka (2017), Seminar Sastra ASKS Kalimantan Selatan (2022), hingga Bedah Buku dan Diskusi di berbagai kota seperti Jakarta, Jember, Banyuwangi, dan Situbondo (2011–2025).

Penghargaannya meliputi Juara I Lomba Cipta Puisi se-Sumenep (2000), Juara II Lomba Cipta Puisi se-Madura (2003), 15 Nominasi Anugerah Haripuisi Indopos (2015), Juara II Cipta Puisi Nasional PCINU Maroko (2017), dan Juara II Lomba Cipta Esai Nasional Piala H.B. Jassin (2023). Ia aktif di Komunitas Sastra Reboan, Paramadina Poetry Club, dan berbagai komunitas sastra lainnya.

Lihat Pandangan Pribadi
10 Frans Eko Dhanto Frans Eko Dhanto adalah penyair, penulis, dan penggiat seni budaya lulusan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Ia menempuh pendidikan di SD Negeri 101740 Tj. Slamat, SLTP N2 Air Putih, SMA St. Yooseph Medan, dan UPI Bandung. Buku puisi tunggalnya meliputi Kelana Anak Rantau (Koekosan, 2013), Marhajabuan (Yayasan Dewantara Center, 2018), dan Monolog Hujan (Taresia, 2024). Puisinya juga termuat dalam antologi seperti Narasi Tembuni , Tuah Tara No Ate (TSI Ternate), Sauh Seloko (PPN Jambi), Akulah Musi (PPN Palembang), Ibukota Keberaksaraan (Jilfest), Negeri Abal-abal (Negeri Poci 4), Peradaban Baru Corona (Wartawan Penyair Indonesia), Berjalan ke Utara (Mengenang Moh. Wan Anwar), dan Niswasa (Wartawan Seni Budaya Jakarta). Karyanya dimuat di media massa seperti Pikiran Rakyat , Kompas Jabar , Radar Banyuwangi , Radar Banten , Mitra Dialog Cirebon , GONG , Analisa Medan , Waspada Medan , Pontianak Pos , Lampung Pos , Suara Pembaruan , Sinar Harapan , Jurnal Nasional , Seputar Indonesia , dan Media Indonesia .

Ia aktif dalam organisasi seni dan literasi, termasuk Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS) dan Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan (UKSK) di UPI Bandung, Perkumpulan Penulis Alinea, serta sebagai pendiri Forum Diskusi Jurnalis Kebudayaan (FDJK) dan Komunitas Rupa Kata (KoRuka). Bersama FDJK, ia menggelar diskusi seni budaya dengan narasumber seperti Radhar Panca Dahana dan Dolorosa Sinaga. Bersama KoRuka, ia menyelenggarakan Panggung Literasi dan Seni serta Lomba Cipta Puisi Nasional bertema “Jakarta dan Kolaborasi”. Ia sering menjadi juri, pembicara, dan moderator, termasuk di Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLSN) DKI Jakarta, Wonder Eight Championship SMA 8 Jakarta, acara Balai Budaya Jakarta, serta penampil di Atase Kebudayaan Italia dan Rusia.

Penghargaannya meliputi Penghargaan Penulis dari Rektor UPI Bandung (2010), Pemenang Lomba Cipta Puisi Mitologi Bentara Budaya (2011), Pemenang 2 Lomba Cipta Puisi Nasional Piala Rendra (2012), Pemenang 3 Lomba Penulisan Jurnalistik Wayang (2014), Pemenang 3 Lomba Penulisan Jurnalistik Wisata Kementerian Pariwisata (2015), dan Certificate of Honor dari Russian Center of Science and Culture (2015). Pengalaman kerjanya mencakup Koran Jakarta , Majalah Swantara LEMHANNAS RI , Beritajakarta.id , Beritajakarta.tv , dan Perumda Pembangunan Sarana Jaya.

Lihat Pandangan Pribadi
11 Muhammad Fadli Muslimin Muhammad Fadli Muslimin adalah akademisi, peneliti, dan sastrawan dengan fokus pada kajian sastra, budaya, dan gender. Ia menempuh pendidikan Sarjana Sastra Inggris di Universitas Muslim Indonesia (2009–2013), Magister Ilmu Sastra di Universitas Gadjah Mada (2016–2018), dan sedang menempuh Doktor Ilmu Susastra di Universitas Indonesia (2025–2029). Ia menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian ISBI Aceh (2025) dan Koordinator Program Studi Kajian Sastra dan Budaya ISBI Aceh (2023–2024). Pengalaman penelitiannya meliputi Lanskap Sosiokultural dalam Sastra Koran Aceh Periode 1990-an dan 2000-an (2025, Ketua), Peran Penulis Perempuan dalam Promosi Inklusif Gender di Aceh Pasca-Tsunami (2023, Ketua), dan Pola Adaptasi Masyarakat Suku Jawa di Gampong Jantho Baru Aceh Besar (2024, Anggota).

Publikasi ilmiahnya dimuat di jurnal terindeks seperti Asean Journal of Community Engagement (2025), Studies in English Language and Education (2025, Scopus Q1), Indonesian Language Education and Literature (2024, Sinta 2), Jurnal Totobuang (2022), Tuahtalino (2020), Batra (2020), Pangadereng (2020), Aristo (2020), Telaga Bahasa (2020), Undas (2019), dan Kibas Cenderawasih (2019). Karya sastranya meliputi cerpen Mata ke Mata ( Harmoni , 2024), cerita anak Nenek dan Cimpe (Balai Bahasa Aceh, 2023), antologi puisi Rangkaian Saja Kehidupan (2023), kumpulan puisi Ladang Kering, Menjadi Manusia, Bertemu Dan Rindu (2023), dan cerpen Pekerja Sampah ( Majalah Sastra Kandaga , 2022). Esai dan opininya dimuat di Balai Bahasa Sumatera Utara (2022), Omong-omong.com (2022), dan Balai Bahasa Aceh (2021).

Ia aktif sebagai pemakalah di berbagai seminar, seperti Seminar Nasional Bulan Bahasa dan Sastra (2018, 2021), International Symposium of Humanities Studies UGM (2018), International Conference on Indonesian Culture (2021), dan 1st International Conference on Aceh Civilization (2024). Ia juga menjadi narasumber, moderator, dan pengawas dalam kegiatan seperti Workshop Kepenulisan Cerpen (ISBI Aceh, 2024), Seminar Kecerdasan Buatan dan Seni (IKJ, 2023), dan Transcultural Memory in US-Muslim Women’s Writing (Universitas Dian Nusantara, 2022). Ia mengelola jurnal ilmiah seperti Studies in English Language and Education (Scopus Q1, 2025–sekarang), Pioneer: Journal of Language and Literature (Sinta 3, 2024–sekarang), dan Jurnal Poetika (Sinta 2, 2016–2018).

Kegiatan keseniannya mencakup ketua Duek Pakat Kajian Sastra dan Budaya Aceh (2024), Sayembara Penulisan Cerpen (2024), Workshop Kepenulisan Bahasa Aceh (2022), dan anggota Seminar Sastra dan Budaya Aceh (2022). Ia menerima Hibah Fasilitasi Bidang Kebudayaan (2024), Pemenang Sayembara Penulisan Cerita Anak (2023), dan 10 Besar Finalis Lomba Pemuda Menulis (2018). Ia juga menjadi juri pada Sayembara Penulisan Cerpen (2024) dan Pekan Seni Mahasiswa Daerah XVI Aceh (2024). Pengalaman merumuskan kebijakan meliputi Tenaga Ahli Perancangan Peraturan Bupati Aceh Barat tentang Adat Perkawinan (2025) dan Master Plan Perkawinan Aceh Barat (2024). Ia aktif di organisasi seperti Himpunan Sarjana Kesusasteraan (HISKI) Aceh (Wakil Ketua I), Forum Aceh Menulis (Sekretaris, 2023–2027), dan Relawan Jurnal Indonesia (2017–sekarang).

Lihat Pandangan Pribadi
12 Rm Joko Prawoto Mulyadi R.M. Joko Prawoto Mulyadi, dikenal sebagai Okky Tirto, adalah akademisi, penulis, editor, dan pekerja budaya yang aktif dalam kajian sastra, filsafat, kebudayaan, dan kebijakan publik. Ia lulus dari Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011, cum laude), menyelesaikan tugas akhir di Ilmu Hukum Universitas Dirgantara Marsekal TNI Suryadharma Jakarta, memperoleh gelar Magister Susastra (Cultural Studies) dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (2016), dan mengikuti Program Magister Kebijakan Publik di School of Government and Public Policy Indonesia (SGPP).

Pendidikannya mencakup SD Muhammadiyah 55 Tebet Jakarta Selatan (1992–1998), SLTPN 73 Tebet Jakarta Selatan (1998–2001), SMUN 26 Tebet Jakarta Selatan (2001–2004), S1 Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (lulus 2011, cum laude), Ilmu Hukum Universitas Dirgantara Marsekal TNI Suryadharma Jakarta (tugas akhir), dan Magister Susastra Universitas Indonesia (lulus 2016).

Karier profesionalnya meliputi dosen Filsafat Ilmu, Etika Sosial, Sosiologi Budaya, dan Sosiologi Kebijakan Publik di Program Studi Sosiologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Jakarta (2016–2021), koordinator media campaign penelitian counter violence and extremism di LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (2019), tenaga ahli DPRD DKI Jakarta (2019–2021), peneliti, penulis, editor, dan inisiator program sastra dan sejarah sosial di Lembaga Kreativitas Kebudayaan Jakarta (2012–sekarang), jurnalis di Sayangi.com (2013–2015), kolumnis kolom Titik Temu Nurcholish Madjid Society di Harian Umum Pelita (2009–2011), serta penulis dan editor lepas untuk tema sosial budaya, sejarah sosial, dan kebijakan publik. Ia juga membuat klip dan konten digital bertema sosial budaya untuk media sosial.

Aktivitas budayanya mencakup pendiri Komunitas Matabudaya (2008) yang fokus pada diskusi filsafat, kajian budaya, sastra, musik, dan seni rupa, serta menyelenggarakan pelatihan, perluasan jejaring budaya, peluncuran dan bedah buku, diskusi, dan penerbitan buku. Ia menginisiasi program audio sastra Hak Sastra untuk Semua (2013) untuk mengajak mahasiswa menjadi relawan pembaca karya sastra dalam format audio. Ia menjadi narasumber tema kebudayaan, sastra, sejarah, sosial, dan kebijakan publik di berbagai media dan acara hingga saat ini. Ia juga menjadi pembicara pada Seminar Budaya Festival Hadhrami FIB Universitas Indonesia (2018) tentang Konstruksi Identitas Hadrami, Sistem Nilai, dan Penggunaan Bahasa Hibrid , serta peserta International Conference on Public Participation and Stakeholders Engagement in SDGs di kantor PBB, Bangkok, Thailand (2019). Dalam organisasi, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Pelindungan Budaya KADIN Indonesia (2024–2029), anggota Komite Periklanan, Media, dan Komunikasi Bidang Ekonomi Kreatif APINDO (2023–2028), dan tim perumus usulan Konsep Kementerian Kebudayaan (2024).

Karya sastranya mencakup biografi sastra Jejak Sunyi si Jalak Bali tentang Putu Oka Sukanta (2013), editor Bintang Berekor di Langit Timur tentang sejarah sosial dan memori tragedi 1965 di Kupang dan Alor (2018), editor novel Jamal dari Perempuan Setengah Baya (2012), serta puisi dalam antologi Empat Amanat Hujan: Bunga Rampai Puisi Panggung Sastra Komunitas oleh Dewan Kesenian Jakarta. Ia juga menulis artikel tentang filsafat, kebudayaan, sastra, pemikiran Islam, dan politik yang dimuat di berbagai media sejak 2009 hingga sekarang.

Lihat Pandangan Pribadi
13 Ahmad Zaenuri EZ Ahmad Zaenuri EZ, dikenal dengan nama seni Exan Zen, adalah penulis naskah drama, sutradara, aktor, dan penggiat teater serta sastra yang hijrah ke Jakarta pada 1991. Ia mendirikan Sanggar Tanjung Seni (1993), Kamar Bedah Sastra Rengganis (1995), Periuk Kontemplasi (1996), Pertalian Teater Pelajar Jakarta Utara (PETA PELAUT, 2006), Ikatan Teater Jakarta Utara (2010), dan Komunitas Budaya Dapunta (2022). Kiprah teaternya mencakup penulisan naskah, penyutradaraan, dan akting dalam Shak! (1994), Ritus Luka (1995), ? (1996), Mencari Judul (1997), dan teaterisasi puisi Binatang Jalang dan Amuk (1999). Ia menyutradarai monolog Prita Istri Kita (2000), pertunjukan Kura-Kura dan Bekicot (2001–2002), serta berkolaborasi dengan Chi Body Theatre Taiwan (2002). Sebagai konseptor, kreator, aktor, dan sutradara Komunitas Budaya Dapunta, ia menggelar Refleksi Puisi Radhar – Chairil di Akhir April (2023), Gerilya Teaterikal HUT ke-55 TIM (2023), Ritus Opening Tribute Huriah Adam (2023), Teaterisasi Puisi HUT FSP-TIM ke-4 (2023), Ngiau (2024), Performing Art World Music (2024), dan Gurindam Dua Belas (2024–2025).

Kiprah sastranya meliputi buku 9 Perintis Teater Modern Indonesia (2006), naskah adaptasi Antara Ketenangan dan Hasrat (2007), naskah drama Lowbat (2018), dan Bisnis Onlen (2025). Ia menjadi dosen tamu penulisan naskah drama di FISIP Universitas Indonesia (2016). Di televisi, ia menjadi co-writer Tukang Bubur Naik Haji The Series (RCTI, 2000 episode), penulis skenario serial seperti 7 Manusia Harimau , Istiqomah , RT Marihot , dan head writer untuk Ular Tangga , Wali Sanga , Amanah Wali , serta ratusan FTV. Dalam film, ia menulis skenario dokumenter Semar Mesem dari Amerika (2022), dokudrama Sunda Kelapa Pintu Gerbang Kebudayaan Jakarta (2023), film pendek Seribu Surat Untuk Bapak (2016), Langit Jingga di Atas Lingga (2016), Kejar Sekolah (2017), film puisi Binatang Jalang (2020), Lalu Kau Lalu Batu Lalu Aku Lalu Waktu (2021), Bersih Sebagian Dari Iman (2021), Museum Bahari Berpuisi (2023), serta film layar lebar Jembatan Pensil (2017), Inem Pelayan Sexy New (2018), Lagu Cinta Untuk Mama (2024), dan Dua Nafas (2025).

Prestasi sastranya meliputi Juara Lomba Karya Tulis Keagamaan (1989), Juara Lomba Cipta Puisi Ciliwung (1994), Pembaca Puisi Terbaik se-DKI Jakarta (1995), Pembaca Puisi Terbaik se-Jabodetabek (1995), Juara Musikalisasi Puisi Depdikbud (1994–1998), Juara Musikalisasi Puisi STISIP Widuri (1995), Penulis Naskah Terbaik Kucing-Kucing Sampah (1999), Juara 1 Lomba Baca Puisi Chairil Anwar (2022), dan Juara 1 Lomba Baca Puisi Piala Paman Birin (2022). Ia juga menjadi deklarator Federasi Teater Indonesia (2004) dan guru eskul teater di 13 sekolah Jakarta Utara (2004–2007).

Lihat Pandangan Pribadi

Bidang Musik

No Nama Riwayat Hidup Pandangan Pribadi
1 Iman Putra Fattah Iman Putra Fattah adalah profesional seni yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital dalam pengelolaan seni dan budaya. Ia lulus dari program Independent Music Production di University of California Los Angeles Extension (2019) dan kini menjabat sebagai anggota Komite Musik dan pemimpin integrasi teknologi di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Ia juga pendiri Alun , sebuah inisiatif di bidang seni.

Di DKJ, Iman memodernisasi operasional dengan menerapkan alat berbasis AI dan alur kerja digital, mengurangi biaya administrasi sebesar 40% dan meningkatkan alokasi sumber daya. Ia memajukan keragaman dan inklusi dengan analisis data komunitas, meningkatkan partisipasi kelompok terpinggirkan sebesar 18% dan keterlibatan publik sebesar 12%. Sebagai Ontology and Linguistic Engineer di Google melalui Vaco di Austin, Texas (2020–2024), ia meningkatkan efisiensi sistem pengambilan informasi sebesar 30% dan memperbaiki Google Knowledge Graph sebesar 5% untuk pengalaman pengguna yang lebih baik. Sebelumnya, sebagai Indonesia Language Specialist di Apple melalui RWS Group di Culver City, California (2019–2020), ia meningkatkan kualitas konten berbahasa Indonesia sebesar 30% melalui penyuntingan, lokalisasi, dan transkreasi, serta mengurangi waktu tinjauan proyek sebesar 50%.

Publikasinya mencakup artikel “Menyikapi Disrupsi Kecerdasan Buatan Melalui Musik dan Kearifan Lokal” (bersama Aris Setyawan) pada Seminar Nasional di Institut Kesenian Jakarta, 30 Juli 2024.

Lihat Pandangan Pribadi
2 Muhammad Arham Aryadi Arham Aryadi adalah komponis dan pendiri Indonesian Contemporary Gamelan Ensemble (ICGE), yang memadukan musik tradisional Indonesia dengan elemen seni Barat dan teknologi musik elektronik. Ia lulus Sarjana Seni (Komposisi Musik) dari Universitas Pelita Harapan dan Magister Seni (Penciptaan Seni Urban) dari Institut Seni Jakarta. Aktif dalam pendidikan, ia mengajar di berbagai institusi dan menginspirasi generasi musisi berikutnya. Ia juga ikut mendirikan Orkestra Nasional Indonesia (INO) bersama Franki Raden, berkontribusi pada visi artistiknya.

Saat ini, Arham menjabat sebagai Ketua Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (2023–2026), pengawas Indonesian Composers Collective (2025–sekarang), dan kurator Jakarta Contemporary Gamelan Festival (2024–sekarang). Ia pernah menjadi dosen penuh waktu di Universitas Universal Batam (2020–2022), guru musik di SMA Avicenna Jagakarsa (2017–2018), dosen paruh waktu dan kepala program musik di Cantata Institute of Arts (2013–2019), guru musik di SMK Sarasvati Jakarta (2010–2017), serta asisten direktur musik INO (2011–2013).

Karya-karyanya meliputi komisi untuk Jakarta Contemporary Gamelan Festival (2025), kolaborasi musik dan tari Ishvara (Indonesian Dance Festival, 2024), Siska Aprisia dan Deden Bulqini (ARTJOG, 2024), Pekan Kebudayaan Nasional (Pontianak, 2023), Performing Spiral (Salihara Festival, 2022), Generative Gamelan (Australian Computer Music Conference, 2021), Jakarta International Dance Festival JICON (2021), Connecting Beats Malaysia (KLPAC, 2019), Jakarta Dance Extravaganza (2019), National Theater Weeks Festival (Samarinda, 2019), Hibah Seni Pentas Keliling (Kelola Foundation, 2018), pertunjukan dengan Quatuor Bozzini (Salihara, 2018), Hong Kong New Music Ensemble ( Shadow of Wind Concert , 2018), Sounding Architecture Concert (Hong Kong University, 2018), SMCC Soundbridge Music Festival (Kuala Lumpur, 2017), Ensemble Multilatérale (Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Paris, 2017), Ruang Suara dengan Ensemble Modern (Frankfurt, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, 2015), Yogyakarta Contemporary Music Festival (2014), dan Malaysian Composer Series (KLPAC, 2014).

Sebagai anggota Komite Musik Tradisional Asia dan Asian Cultural Council (ACC) Korea, Arham berkontribusi pada pelestarian musik tradisional Asia dan pertukaran budaya Indonesia-Korea, memperkaya warisan budaya Indonesia sambil mengeksplorasi inovasi musik kontemporer.

Lihat Pandangan Pribadi
3 M.Hilmi Khoirul Umam M. Hilmi adalah Creative Director, content strategist, dan penulis dengan pengalaman luas di bidang desain, komunikasi digital, dan jurnalisme budaya. Sebagai anggota Komite Musik serta Komisi Riset dan Kebijakan Dewan Kesenian Jakarta (2023–sekarang), ia berkontribusi dalam pengembangan kebijakan seni, program publik, dan penguatan hubungan antara ekosistem seni, masyarakat, dan pemerintah. Dengan semangat menjembatani storytelling, branding, dan ekspresi kreatif lintas industri, ia berpengalaman memimpin tim, mengembangkan strategi konten inovatif, serta mendorong kolaborasi kreatif.

Pengalaman profesionalnya meliputi Creative Director di Studio 1212 (Mei 2024–sekarang), memimpin arah kreatif dan strategi komunikasi brand; Content Manager di Studio 1212 (2014–2024), mengelola strategi konten dan narasi brand; Head of Content di Whiteboard Journal (2014–sekarang), memimpin strategi editorial dan kolaborasi dengan seniman serta brand; Kontributor Penulis di Yahoo (2012–2014), menulis artikel budaya, teknologi, dan hiburan; Desainer Grafis di 24Slides (2012–2014), mendesain konten visual untuk presentasi bisnis; Kontributor Penulis di Jakarta Beat (2011–2013), menulis tentang musik dan budaya; Pemimpin Redaksi Majalah Sintetik (2010–2013), mengkurasi artikel budaya Jawa Timur; dan Desainer Freelance untuk Efek Rumah Kaca (2009–2013), membuat aset visual dan materi promosi. Ia juga aktif sebagai moderator dan pembicara di acara seperti Ideafest dan Jakarta Future Festival.

Pendidikannya adalah Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Brawijaya (2013). Hilmi terus mendorong pengembangan ekosistem seni melalui keterlibatan dalam diskusi nasional dan internasional serta kolaborasi lintas disiplin.

Lihat Pandangan Pribadi
4 Arief Winanda Arief Winanda adalah seniman, komposer, dan pengajar seni musik lulusan Magister Seni Penciptaan (2019) dan Sarjana Seni Perkusi (2016) dari Institut Kesenian Jakarta. Ia menghasilkan album Notes: Composing Resonance (2019) yang disponsori The Japan Foundation Asia Center serta menerbitkan buku Kreativitas Kuantum: Penjelajahan dan Penerapan Aritmatika Melalui Elemen Seni (2023, ISBN: 978-623-97518-6-9) dan Fraktal: Penjelajahan Perkusi melalui Riset dan Eksperimen (2021, ISBN: 978-623-91451-6-3). Karya komposisi musiknya meliputi Earthquake untuk koto dan jangguk (2018), Music for Cymbal China (2013–2018), Into The Wild untuk tujuh perkusi, bass elektrik, dan flute (2014), serta Rahwana untuk suling Bali (2013).

Ia mengikuti residensi seni Notes: Composing Resonance (The Japan Foundation Asia Center, 2018) dan Cultural Partnership Initiative (National Theater of Korea, 2012). Pengalaman pentasnya mencakup Invisible (Yogyakarta, Tokyo, Yokohama, 2018), Jazz Buzz (Salihara, 2017–2018), Dongeng Negeri Kita (Jakarta, 2015), Solo International Performing Arts (Solo, 2014), Gyeongju World Traditional Wind Instrument Festival (Korea Selatan, 2012), serta berbagai pertunjukan di Korea Selatan dan Singapura (2011–2012). Ia juga tampil di wawancara radio seperti Radio Republik Indonesia (2013–2014) dan Arirang Radio (Korea Selatan, 2012).

Arief mengajar sebagai guru musik di SMP Negeri 09 Depok (2025–sekarang), dosen seni di Universitas Terbuka (2019–sekarang), guru drum di Modern Kawai (2024–2025), guru musik SMA di Bakti Mulya 400 (2023), guru piano di SD Islam At-Taqwa (2016–2017), dan guru drum di B’One Music School (2009–2010). Ia menjadi pelatih perkusi untuk Nation Beat Kids (2011), mengikuti pertukaran pelajar Jenesys 2.0 (2013), serta menjadi narasumber pada workshop Lokovasia (Kemendikbud dan SJ Foundation, 2024) dan pelatihan seni di Balai Kota Jakarta Tengah dan Selatan (2017–2018).

Lihat Pandangan Pribadi
5 Yoga Ghotama Yoga Ghotama adalah musisi, penulis, dan jurnalis lulusan Sarjana Sastra Inggris dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ia mendirikan Exhumation (2008), band extreme metal dari Yogyakarta, dengan diskografi Hymn to Your God (2012), Opus Death (2014), Eleventh Formulae (2020), Master’s Personae (2024), Morbid Death Cult (split live, 2025), dan Sacred Oath: Temple of Death (split album, 2025), dirilis oleh label seperti Pulverised Records (Singapura), Dunkelheit Produktionen (Jerman), dan lainnya. Ia juga mendirikan Kaliyoga (2019), band ambient dengan album Setiap Mati Ada Arti (2021). Konser Exhumation meliputi tur Jawa (2012, 2016), Asia Tenggara (2014), Eropa (2024), serta Jawa dan Bali (2024).

Sebagai pendiri Horrible Night (2010) dan anggota Dangerous Congregation (2020), ia menyelenggarakan konser seperti tur Indonesia untuk Oath (2011), Haul (2012), Masakre (2020), serta tur Asia Tenggara untuk xSaxonx (2012) dan Sewercide (2015). Publikasi musiknya mencakup buku seni Under the Hands of Destruction #1 (Consumed Media, 2022), ditampilkan di Jakarta Art Book Fair 2022. Ia menjadi penulis untuk Voices from Darkside (Jerman, 2022–sekarang), Pestakapatala (Indonesia, 2021–sekarang), Lycanthropic Chants (Jerman, 2021–sekarang), dan Black and Je Records (Indonesia, 2019–2020).

Yoga menjadi pembicara kunci di acara Tarung Records dan Sarekat Swara (2024) tentang jaringan internasional dalam musik independen, serta di Dewan Kesenian Jakarta dan Soundless Nation (2025) tentang evolusi kecerdasan buatan dalam industri musik. Dalam jurnalisme multimedia, ia bekerja sebagai produser berita di CNN Indonesia (2017–sekarang) untuk program Newshour dan sebagai asosiasi produser berita di Kompas TV (2015–2016) untuk Kompas Dunia . Ia juga memproduseri acara seperti Debat Pilgub Jakarta 2024, dokumenter Taman Ismail Marzuki Dulu, Kini, dan Nanti (2022), Hajatan Jakarta HUT DKI Jakarta ke-495 (2022), dan Desa Wisata Kemenparekraf (2021).

Lihat Pandangan Pribadi
6 Sayroy Oktavianus Nababan Sayroy Oktavianus Nababan adalah seorang musisi lulusan Institut Kesenian Jakarta, Fakultas Seni Pertunjukan, Jurusan Musikologi, angkatan 2019. Ia menempuh pendidikan di SMK Negeri 11 Medan (2010–2013) dan mengikuti kursus gitar listrik. Sejak 2016, ia aktif mengajar les privat gitar, bertanggung jawab atas pencapaian siswa dalam menguasai instrumen dan membantu mereka mencapai tujuan belajar. Ia juga terlibat dalam komunitas musik sebagai musisi, penyelenggara acara, pembawa acara, dan penulis lagu untuk berbagai acara dan pertunjukan. Selain di bidang musik, ia bekerja di industri percetakan dan media kreatif, memperluas keterampilan kreatif dan kolaboratifnya.

Pengalaman kerjanya meliputi penyelenggara acara di Kosong Delapan (2017–2019) dengan tugas mengelola logistik dan menjadi penghubung, pembawa acara Serenada Sejarah (2020–2021) di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menghadirkan konten edukasi sejarah melalui video, musik, dan diskusi. Ia juga menjadi talenta di Memory Full Entertainment (2020–2021) untuk acara dan kegiatan kreatif, serta menjabat sebagai pengawas percetakan dan kontrol produksi di CV. Mitra Buana Sukses (2022–sekarang), mengoordinasikan proses percetakan, memverifikasi materi, mengoperasikan mesin cetak digital dan offset, serta berkolaborasi dengan tim desain dan pemasaran.

Sebagai sukarelawan sejak 2013, ia mengajar musik dan gitar di gereja serta meningkatkan keterampilan musik anak-anak di rumah ibadah, menunjukkan komitmennya dalam pengembangan komunitas melalui musik.

Lihat Pandangan Pribadi
7 Camilla Darren Camilla Dareen adalah guru musik, pendidik, dan penggemar budaya yang aktif terlibat dalam acara seni dan budaya lokal maupun internasional. Ia berdedikasi mempromosikan kolaborasi lintas budaya melalui proyek-proyek kreatif, memiliki kemampuan kerja tim yang baik, komunikatif, terbuka untuk belajar, dan selalu mencari pengalaman baru untuk pengembangan pribadi dan profesional.

Pengalaman profesionalnya meliputi pengajaran musik di berbagai sekolah dan institusi privat di Indonesia, pembinaan paduan suara, serta pelatihan vokal untuk kelompok siswa yang beragam. Ia mengajar berbagai kursus musik dengan fokus pada teori dan pertunjukan. Camilla juga berpartisipasi dalam acara musik lokal dan internasional, seminar, kelas master, dan lokakarya, termasuk orkestra mahasiswa universitas dan inisiatif budaya oleh Kedutaan Besar Indonesia di Beograd. Ia menyelenggarakan dan mengelola acara musik dan akademik, termasuk koordinasi dengan vendor, serta berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Turki untuk proyek musik yang berfokus pada pembinaan, pertukaran budaya, dan pertunjukan.

Pendidikan terakhirnya adalah Sarjana Pendidikan Musik dari Universitas Pendidikan Indonesia dan Magister Pertunjukan dan Pendidikan Musik dari Ankara Music and Fine Arts University.

Lihat Pandangan Pribadi
8 Mellody Arben Mellody Arben adalah guru biola bersertifikasi Suzuki dan pemain biola berpengalaman dengan lebih dari 10 tahun mengajar dan memimpin ansambel. Ia dikenal karena menerapkan metode Suzuki dalam mengajar serta tampil sebagai concertmaster di berbagai orkestra nasional dan internasional, termasuk di World Orchestra Festival (Wina) dan Edinburgh Festival Fringe.

Pengalaman kerjanya mencakup posisi sebagai Guru Biola Suzuki di Suzuki Music Association of Indonesia (2015–2021), mengajar siswa dari tingkat pemula hingga lanjutan dengan metode Suzuki, merancang kelas privat dan kelompok yang menarik, serta menumbuhkan disiplin musik, kepercayaan diri, dan kerja tim. Ia juga menjadi Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Sekolah Pelita Harapan (2019–2020), fokus pada pengembangan musik dan pribadi anak usia 0–4 tahun melalui kelas berbasis permainan dengan keterlibatan orang tua. Dalam orkestra, ia menjabat sebagai concertmaster di Trinity Youth Symphony Orchestra (2015–sekarang) dan Orkes Komunitas Concordia (2016–2018), serta anggota Jakarta City Philharmonic (2020).

Sertifikasi dan pelatihannya meliputi Sertifikat Pelatihan Guru Biola Suzuki untuk Buku 1, 2, dan 3 (2015–2020), Sertifikat Penilaian Guru Biola Suzuki untuk Buku 1 dan 2, serta Pelatihan Pendidikan Anak Usia Dini Suzuki. Sorotan penampilannya termasuk memenangkan Medali Emas di World Orchestra Festival, Wina (2019, 2025), pentas di KTT G20 Bali, Edinburgh Festival Fringe (2024), dan Australian International Music Festival, Sydney (2015).

Lihat Pandangan Pribadi
9 Muhammad Taufik Taufik Adam adalah musisi dan komposer multigenre yang menguasai world music, electronic music, new age, instrumental rock, dan musik kontemporer. Lulusan Jurusan Musik dengan spesialisasi cello dari Institut Seni Indonesia Padangpanjang, ia memiliki keahlian tinggi dalam musik tradisional dan modern sebagai multi-instrumentalis. Karyanya memadukan tradisi dan modernitas secara intertekstual, menghadirkan pluralitas interpretasi yang melintasi batas lokal-global dan Barat-Timur. Ia sering berkolaborasi dengan musisi dan seniman dari berbagai latar belakang di panggung nasional dan internasional, serta membuat scoring dan ilustrasi musik untuk film, teater, iklan, dan bumper berita di stasiun TV Indonesia.

Pengalaman berkeseniannya mencakup partisipasi di Dunya Music Festival (Rotterdam, 2000), New Expo 2000 (Hannover, 2000), Armenian World and Techno Music Festival (2001, 2009), Festival Kesenian Yogyakarta (2001), Diaspora Music Village (London, 2002), Bulgarian Dance and Music Festival (2002), Perayaan Hari Kemerdekaan Brunei Darussalam (2003), Rock Opera Esplanade (Singapura, 2003), Italian Folk Music Festival (2005), Hungarian World Music Festival (2006), Intermediate Music Forum (Alaska, 2007), Asian Beach Games (Bali, 2008), Indonesian Art Culture Festival (Rusia, 2010), Indonesian Night (Los Angeles, 2010), Nusantara Festival of Harmony (TIM, 2010), Festival Musik Kontemporer (Berlin, 2012), International Interfaith Youth Summit (2012), Indonesia International Music Festival (Sawahlunto, 2012), Payakumbuh World Music Festival (2012), World Travel Market (London, 2014), Tour dengan Ensemble Modern (Jerman dan Indonesia, 2015), Rock Symphonic (UIN Jakarta, 2016), Holland Festival (2017), Asia TOPA Creative Lab (Melbourne, 2018), International Gamelan Festival (Surakarta, 2018), Olympic Theatre (Jepang, 2019), World Tour The Planet karya Garin Nugroho (2020), Sweden Contemporary Music Festival (2021), International Ethnic Music Festival (DKJ, 2022), Asean Culture Centre World Music Festival (Korea, 2024), dan Pesta Raya (Singapura, 2025). Ia juga menjadi penata musik untuk film Sepeda Presiden (2022) dan Jendela Seribu Sungai (2023), serta komposer tari kolosal seperti Neraka Juga Hijau (Bali, 2024) dan Jarum dalam Jerami (Singapura, 2025). Taufik menjabat sebagai mentor di Festival Mentari (2021–2024), Festival Gerak Riau (2025), dan komposer untuk Sonic Matter di Pekan Nantumpah (Padang, 2025). Ia meraih Penata Musik Terbaik pada Festival Teater se-DKI Jakarta (2001, 2002).

Lihat Pandangan Pribadi
10 Dj. Dimas Phetorant DJ. Dimas Phetorant adalah akademisi, musisi, dan penggiat seni dengan pengalaman di bidang pendidikan, penelitian, dan seni musik. Ia lulus Sarjana Seni dari Institut Kesenian Jakarta (2009), Magister Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (2015), dan Doktor Pendidikan dari Universitas Pakuan (2024). Dalam 10 tahun terakhir, ia menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Jurnal Beranda (2020–2024), Auditor Mutu Internal, Sekretaris Program Studi Musik FSP-IKJ (2019–2020), Juri Seni (2016–sekarang), dan Dosen (2012–sekarang).

Ia menerima pendanaan Program Penelitian BIMA Dosen Kemristekdikti pada 2022, 2023, dan 2025, serta menerbitkan karya seperti Future Jakarta: Artificial Intelligence dan Kebijakan Inovatif untuk Kota Pintar (Book Chapter Jilid 2, 2024), Paradigma Kinerja Tenaga Pendidik (2024, ISBN 978-623-8050-52-9), Buku Panduan Guru Seni Musik SMA/MA Kelas XII (Puskurbuk, 2022), Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (2022, ISBN 978-623-98733-7-0), dan Psikologi dan Musik (2018, ISBN 978-602-73088-5-5).

Sebagai narasumber, ia tampil di Seminar Melody of Change (Institut Pariwisata Trisakti, 2025), Bimtek Tata Kelola Lembaga Seni Disbudpar Kabupaten Bogor (2024, 2025), seminar Pengaruh Teknologi Terhadap Industri Musik Modern (Universitas Satya Negara Indonesia, 2024), dan Peningkatan Kapasitas Tata Kelola Lembaga Kesenian Tradisional (Disbudpar Bogor, 2023). Ia juga menjadi penelaah perencanaan pembelajaran seni musik (Puskurjar, 2025) dan alur tujuan pembelajaran serta modul ajar Fase F Kelas XII (Puskurjar, 2023). Dalam bidang seni, ia berkolaborasi dengan artis Bosnia Herzegovina Raffid Subasic (2022), menjadi konseptor dan pembuat musik tema untuk Webinar Seni Pertunjukan di Ruang Virtual (2021) dan Bincang FSP#2 (2021), serta membuat partitur Ondel-Ondel (2018, 2019, 2023) dan Shang Hyang Dedari (2020). Ia juga menjadi pemateri Guitar Clinic, Talkshow, Jamming, Edutainment Guitarist dan Ketua Publikasi Pementasan Teater Perampok (2019).

Lihat Pandangan Pribadi
11 Eka Rahadi Anash Eka Annash adalah penggemar media digital dan pemimpin kreatif dengan pengalaman luas di industri periklanan, didukung latar belakang seni dan fundamentalisme konsep. Sebagai Gen X yang bangga, ia mahir dalam storytelling, pengembangan ide, kampanye terintegrasi lintas platform, dan strategi merek. Ia memiliki kemampuan motivasi dan kepemimpinan yang kuat, keterampilan komunikasi dan presentasi, serta dedikasi untuk menciptakan budaya kerja yang menarik dan produktif.

Pengalaman kerjanya meliputi Creative Director di Finch Agency (Juni 2023–Januari 2024), mengawasi output kreatif, menghasilkan ide dan konsep, berkolaborasi dengan tim antar-departemen, serta menjaga hubungan dengan klien dan vendor. Ia juga menjabat sebagai Head of Creative Branding di Rukita Indonesia (Desember 2022–Mei 2023, freelance), mengawasi operasional dan kualitas dari departemen pemasaran, membangun ekuitas merek, mengelola inisiatif merek, merumuskan tujuan jangka panjang, serta memotivasi bawahan untuk mencapai sasaran pemasaran.

Pendidikannya mencakup Diploma in Graphic Design dari Digital Studio Workshop, Jakarta (2003–2004), Sarjana Seni Rupa (majoring in Painting) dari College of Fine Art, University of New South Wales, Sydney (1999–2002), dan Sarjana Manajemen Transportasi Udara dari Trisakti University, Jakarta (1994–1998). Ia mengikuti kursus dan workshop seperti Apac EFFIE Forum (Singapura, 2018), Tech in Asia Digital Conference (Jakarta, 2015–2016), Awaken Group Conference: Design Thinking (Singapura, 2015), TEDxJakarta Live Simulcast (2012), dan FGD Expo: 100% Indonesia Hebat (2009).

Penghargaannya meliputi Gold Mobile Application dan Gold Mobile Activation by Location/Proximity serta Silver Branded Utility/Tools untuk Samsung ‘Keeper Alert’ di Citra Pariwara 2015, Bronze Single Ad Print untuk Garmin ‘Playground’ di Citra Pariwara 2012, Silver Outdoor/Billboard/Poster untuk Kinokuniya ‘Bookends’ di Adoi 2010, dan Bronze Single Ad TVC untuk DHL ‘Express’ di Citra Pariwara 2009.

Kegiatan ekstrakurikulernya mencakup pendiri saluran YouTube Diskas , penyiar radio dan produser program di MTV Trax (2003–2004), Motion FM (2007–2010), Trijaya FM (2010–2012), vokalis dan pendiri band The Brandals (2002–sekarang), duta program WWF (2009–2010), kontributor penulis di Republika Online (2010–2013) dan supermusic.id (2016–2020), serta aktif sebagai pembicara publik, voice over talent, ilustrator, DJ, dan jurnalis.

Lihat Pandangan Pribadi
12 Hery Budiawan Hery Budiawan adalah komposer, pengajar, dan peneliti musik dengan latar pendidikan Doktor Penciptaan Seni (Musik) dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta (2017–2020), Magister Penciptaan Seni (Musik) dari Institut Seni Indonesia Surakarta (2008–2010), dan Sarjana Pendidikan Musik dari Universitas Negeri Jakarta (1998–2002). Ia aktif sebagai komposer sejak 2000, pengajar di Program Studi Pendidikan Musik Universitas Negeri Jakarta sejak 2010, dan dewan juri KGKN serta FLS2N sejak 2009. Ia mengajar komposisi musik di Sanggar Anak Akar (2010–2014), memfasilitasi diskusi rutin bulanan di Pertemuan Musik Jakarta (2010–2015), dan berkolaborasi dengan anak-anak Rusunawa Jatinegara Kaum sejak 2023.

Karya seninya meliputi After Drop With Test (kuartet gitar, Jepang, 2025), Meditasi , Poy-Tikus , Rindu Lubang Hitam (cello dan gitar, Yogyakarta, 2024), Eternal Reverie (solo gitar, KGKN Jakarta, 2023), Selisih (kuartet gesek, Yogyakarta, 2021), Saat Ini (kuartet gesek, Jakarta, 2020), Sssttttt (panci, suling, elektronik, Jakarta, 2019), Gong (gamelan slendro, Jakarta, 2019), Minangmalis (gitar dan elektronik, TIM, 2019), Uncompleted Winner (paduan suara, 2018), Informasi (4 radio, 2018), Log-am (glockenspiel, rebab, karinding, vibraphone, Jakarta, 2017), 12 Pas (bola pingpong dan elektronik, Jakarta, 2017), dan AC&H (rebi, komputer, elektronik, PKIna, 2016).

Penghargaannya mencakup Karya Gitar Kontemporer dari TPMA dan Waseda University, Tokyo (2025) serta Komponis Muda Terpilih dari Dewan Kesenian Jakarta (2016). Publikasinya meliputi buku Penelitian Artistik: Teori dan Praktik (2025), Mau Pintar Jangan Sekolah (2025), 20-48-50-70 Perjalanan Darma (2025), Adiwarna Suka Hardjana (2020) sebagai penulis, serta Ventilasi Musik Perempuan (2023) dan Guitanesia (2021) sebagai editor. Artikel jurnalnya mencakup topik seperti manajemen seni, modul pembelajaran gitar klasik, fisika harmonik, analisis frekuensi gamelan, dan estetika seni jalanan (2020–2025). Penelitiannya fokus pada musik dan otak bersama RSCM (2023–sekarang) serta musik, gelombang, spektrum, dan cahaya di Laboratorium Fisika Bunyi UNJ (2024–2025). Ia aktif dalam kegiatan seni berbasis komunitas melalui Sanggar Anak Akar, Pojok Kreatif Rusunawa Jatinegara Kaum, dan GoodSchol, serta proyek seni kolaboratif lintas disiplin untuk memperkuat ekosistem kesenian.

Lihat Pandangan Pribadi
13 Irsyad Agni Sudhirajat Irsyad Agni adalah audio engineer dan musisi yang menguasai produksi audio dan komposisi musik. Ia lulus dengan gelar Bachelor of Arts with Honors dari SAE Indonesia (September 2017). Berpengalaman sebagai audio engineer di Sevenplus Creative Studio (2019–2020), ia menangani voice-over, mixing, dan pengiriman hasil akhir audio. Ia juga aktif sebagai komposer dan produser musik untuk berbagai proyek.

Pengalaman profesionalnya meliputi komposisi musik untuk 7 episode serial Daur Hidup (2021), 3 konten ( PKN , PKD , PKN Trailer ) dan mixing audio untuk PKN milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mixing engineer untuk Menilik Indonesia episode 6–13 (Visinema), komposisi 12 musik dan desain SFX untuk game promosi bank, produksi single Boston untuk Bobi Kurtz, serta komposisi untuk 4 episode serial pendek Pegadaian. Ia juga berkontribusi pada Sunyata Session (pre-production, recording, mixing, dan mastering) dan menciptakan OST Soumnium untuk proyek akhir teman kuliahnya, Mirza Haikal Damara. Ia dinominasikan untuk “Best Blues Music Production” di Indonesian Music Awards (AMI).

Irsyad mahir mengoperasikan perangkat lunak DAW seperti Ableton, GarageBand, Pro Tools (versi 10 ke atas), dan Logic X, serta memahami perangkat keras audio untuk rekaman musik dan teater. Ia juga terampil dalam mixing, mastering, scoring, dan pengeditan SFX. Sebagai musisi, ia menyanyi dan bermain gitar, dengan karya tersedia di Spotify.

Lihat Pandangan Pribadi
14 Yogi Dwinanto Yogi D. Sumule, lulusan Sarjana Teknologi Informasi dari Universitas Gunadarma (1997), mengejar passion-nya di bidang perfilman dengan belajar di KvB College dan North Sydney Institute, Sydney Utara, Australia. Sejak kembali ke Indonesia pada 2002, ia aktif dalam pembuatan film, video musik, iklan, dan dokumenter, menjabat sebagai sutradara ( 1:0 , Baik! , berbagai video musik, dokumenter di balik layar Radit dan Jani , video profil untuk Badan Tenaga Nuklir Nasional dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta dokumenter pendek untuk Zoomin TV Belanda), asisten sutradara (video musik dan film Ruang karya Teddy Soeriaatmadja), produser di beberapa produksi, dan Penyelia Produksi serial TV Beranda Pak RT (Kemdikbudristek, 2020). Karya dokumenter panjang terbarunya adalah Setelah Multatuli Pergi (Sebelas Filmworks, 2019). Saat ini, ia sedang mengerjakan dokumenter pendek Murtad: Murni Tanpa Dicampur , yang mengangkat kisah band rock independen That’s Rockefeller dan kancah musik indie Jakarta di awal 2000-an.

Pada 11 Januari 2009, bersama adiknya Derby Sumule, Yogi mendirikan coffeewar , kedai kopi yang fokus pada kopi lokal dari koperasi petani, bukan distributor besar. Kedai ini menjadi wadah promosi musik melalui program coffeewar yang telah mendukung lebih dari 1100 band/musisi sejak Februari 2009. Sejak April 2024, coffeewar kembali menggelar dua program musik: MAiN (Musik Alternatif Indonesia) dan Merangkai Sunyi , didukung Dana Indonesiana dari Kementerian Kebudayaan. Yogi dikenal atas kecintaannya pada budaya Indonesia dan dedikasinya mempromosikan aspek masyarakat dan budaya lokal melalui karya seni dan inisiatif komunitas.

Lihat Pandangan Pribadi
15 Yustiawan Paradigma Yustiawan Paradigma Umar adalah pemain, komposer, dan improvisator gamelan berbasis di Sleman, D.I. Yogyakarta, yang menghubungkan gamelan akustik, teknik perluasan, dan pendekatan peka ruang (site-responsive) dengan fokus low-tech berbasis tubuh. Ia lulus Sarjana Seni (Karawitan) dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta (2019). Sebagai ko-pendiri Sandikala Ensemble (2020–sekarang) dan Catu Daya (2024–sekarang), ia aktif di lintas disiplin seperti sound art, seni performatif, dan improvisasi kolaboratif.

Ia menerima komisi untuk karya gamelan baru dari Institute for Ethnomusicology, University of Music and Performing Arts Graz (KUG), Austria, didukung Ernst von Siemens Music Foundation (2025). Residensi dan lokakaryanya meliputi Threshold – Impro Recognition Salon (Goethe-Institut Bandung, 2025), Rebab sebagai Medium Seni Performatif (Galeri Lorong, Yogyakarta, 2025), Project Embat (Sandikala × Anaphora, IFI Yogyakarta, 2024), OneBeat Virtual 4: Assemblies (Found Sound Nation, USA, 2023), dan Open Lab, October Meeting (Yogyakarta, 2019).

Karya terpilihnya mencakup Tali Pati (komisi KUG Graz, 2025), waiting for the rain (kolaborasi dengan Yoga Nugraha Usmad, 2024), Jumirah (Lokovasia, 2023), dan Two Ning (2019). Rilisannya meliputi album Epitaph (Sandikala Ensemble, Yes No Wave Music, 2025), Babat Kawat (Catu Daya, Shimmering Moods Records, 2025), single Trancing (kolaborasi dengan Alec Goldfarb, 2025), dan OneBeat Virtual 4 Mixtape (2023). Pertunjukan dan festivalnya termasuk Sculptures in Time (Yogyakarta, 2025), Latihan Pestapora (Yogyakarta, 2025), Festival Dalang Anak & Remaja (Yogyakarta, 2025), Gema Tabuhan (Pacitan, 2024), Pestapora (Jakarta, 2024), Fractured Gongs (ARTJOG, Yogyakarta, 2024), Wasteland (Salihara, Jakarta, 2023), dan MATA Festival (New York, daring, 2023).

Pengalaman kerjanya meliputi pemain gamelan di Sanggar Tari Retno Aji Mataram dan Bimo Murti, Museum Sonobudoyo, Yogyakarta (2022–sekarang), adjudicator untuk Score Follower, AS (2022–2024), dan instruktur gamelan di Gendhing Bahana Community, Universitas Ahmad Dahlan (2015–2017). Ia aktif berkontribusi pada seni dan masyarakat melalui proyek seni kolaboratif lintas disiplin dan pengembangan ekosistem kesenian.

Lihat Pandangan Pribadi
16 Ignatius Aditya Adhiyatmaka Ignatius Aditya Adhiyatmaka adalah periset, penulis, dan kurator dengan fokus pada etnomusikologi dan studi kultural. Ia lulus Sarjana Etnomusikologi (Peminatan Kajian Musik Etnis) dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta (2006–2011) dan Magister Ilmu Susastra (Peminatan Studi Kultural) dari Universitas Indonesia (2016–2018). Ia menjabat sebagai Koordinator Penelitian di Jakarta Center for Cultural Studies (2017–sekarang), Peneliti di Yayasan Irama Nusantara (2016–sekarang), dan Dosen Luar Biasa di Fakultas Ilmu Komunikasi, Sastra, dan Bahasa, Universitas Islam 45 Bekasi (2016–sekarang).

Pengalaman riset dan kuratorialnya meliputi penelitian pengarsipan Membuka Kembali Arsip Musik Indonesia Zaman Pra-Kemerdekaan untuk Yayasan Irama Nusantara dan British Library (2025), kurator pameran Mas Yos: The Singing Commodore untuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2024), kurator musik dan instrumen untuk revitalisasi Galeri Lokananta Surakarta (Lokananta Bloc, 2023), serta kurator pameran Dari Ngak Ngik Ngok Ke Dheg Dheg Plas untuk Yayasan Irama Nusantara dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2023). Penelitian lainnya mencakup Dangdut: Produk Budaya Populer Indonesia dan Perkembangannya (Badan Ekonomi Kreatif, 2018), tesis Kelompok Pengarsipan Musik Populer Indonesia: Atribusi Nilai dan Makna pada Produk Budaya Populer (Universitas Indonesia, 2017), I Sing Therefore I Am: A Case Study of Chinese Karaoke at Gedung Chandra (International Conference on Urbanism and Religiosity, 2017), Community Archives of Indonesian Popular Music Recordings (The 5th Inter-Asia Popular Music Studies Conference, Monash University, 2016), dan Rekonstruksi Gamelan Gentha oleh Aloysius Suwardi (skripsi, ISI Yogyakarta, 2011).

Lihat Pandangan Pribadi
17 Septo Adi Kristanto S Septo Adi Kristanto Simanjuntak adalah pendiri dan pemimpin paduan suara Jakarta Youth Choir sejak 2015, dengan pengalaman luas sebagai choirmaster, sutradara artistik, dan juri kompetisi nyanyian nasional. Ia lulus Sarjana Pengajaran Bahasa Inggris (Cumlaude) dari Sampoerna University (2009–2013) dan mengikuti Master Class Choral Conducting di New York University (2019). Sebagai pemimpin paduan suara, ia berhasil membawa timnya meraih berbagai penghargaan internasional dan nasional, termasuk Grand Prix di festival-festival bergengsi di Eropa dan Asia.

Pengalaman kerjanya meliputi Artistic Director Jakarta International Choral Festival ke-1 (2025), choirmaster Otsuka Choir untuk HUT ke-50 Otsuka Indonesia (2025), choirmaster Bank BTN Choir untuk perayaan Natal BTN (2024), Artistic Director Jakarta National Choir Competition ke-3 (2024), Artistic Director paduan suara Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI) yang meraih juara nasional (2024), Artistic Director paduan suara Gereja Bethel Indonesia (GBI) untuk anak dan dewasa (2019–sekarang), Artistic Director Jakarta National Choir Competition ke-2 (2022) dan ke-1 (2019), Artistic Director Toraja Male Choir Jatiwaringin (2017–sekarang), Adjudicator SimFogi Trilogi University (2019), serta juri kompetisi nyanyian pemerintah seperti Gita Bahana Nusantara dan FLSN (2018–sekarang).

Penghargaannya meliputi Grand Prix Finalist Budapest International Choir Competition (Hongaria, 2025), Juara 2 Budapest International Choir Competition (2025), Grand Prix Finalist Praga Cantat (Republik Ceko, 2023), Juara 1 Kategori Folklore, Sacred, dan Runner Up Mixed di Praga Cantat (2023), Best Conductor Lloret De Mar International Choir Festival (Spanyol, 2022), Semi Finalist Indonesia’s Got Talent RCTI (2022), Juara 1 Provence International Choir Competition (Prancis, 2022), Best Conductor, Best Choreography, dan Juara 1 tiga kategori di Lloret De Mar (2022), Grand Prix, Best Performance Western European Sacred Music, dan Juara 1 empat kategori di Concorso Corale Internazionale (Italia, 2020), serta Grand Prix dan berbagai juara di Lithuania Cantat (2019) dan Varsovia Cantat (Polandia, 2019).

Keahliannya mencakup Vocal Coaching, Choral Conducting, Vocal Arranging, dan Music Composing. Ia fasih berbahasa Indonesia dan Inggris, serta memiliki kemampuan dasar bahasa Prancis.

Kegiatan lain meliputi choirmaster untuk Chorus Inside Advent (Italia, 2018) dan Joy Dancing Beijing (Cina, 2017–2018), di mana ia meraih Best Performance. Ia juga menjadi juri di berbagai kompetisi nasional dan memimpin tur serta festival paduan suara sejak 2019.

Lihat Pandangan Pribadi
18 Amar Aprizal Amar Aprizal adalah musisi dan penggiat seni yang memulai perjalanan musiknya pada usia 12 tahun di Sanggar Passiana, Selayar, mempelajari alat musik dan kesenian tradisional. Pada 1996, ia pindah ke Makassar dan menempuh pendidikan formal di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (kini SMK Negeri 2 Gowa), jurusan Musik. Di Makassar, ia bergabung dengan Lembaga Kesenian Batara Gowa, Makassar Art Group, dan Yayasan Indonesia Lestari. Pada 1999, ia melanjutkan studi di STSI Bandung (kini ISBI Bandung), jurusan Seni Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, dan aktif dalam kelompok seni seperti 100%, Samba Sunda, Kabumi UPI, Teater Laskar Panggung, Kelompok Payung Hitam, Studio Tari Indra, serta Legus Contemporary Dance Studio, sambil berpartisipasi dalam berbagai pagelaran seni di Bandung.

Sejak pindah ke Jakarta pada 2006, Amar aktif dalam pertunjukan seni di Taman Ismail Marzuki. Pada 2009, ia menjadi volunteer untuk proyek field recording musik etnik Asia Tenggara oleh ASEAN Culture Centre (ACC) di Bangkok. Sejak 2007, ia bergabung dengan CIOFF Indonesia, organisasi penyelenggara festival kebudayaan internasional berpusat di Confolens, Prancis Selatan, dan mengikuti festival folklore di Asia, Balkan, Afrika, Eropa, dan Amerika. Ia mulai mengelola International Sufi Music Festival di Banda Aceh (2009) dan festival kebudayaan rakyat di Samarinda, Kutai Kartanegara, Surabaya, Bojonegoro, dan Luwuk Banggai. Pada 2019, ia mendirikan Indonesia World Music Series (IWMS), konsorsium jaringan kelompok musik dan penyelenggara festival berbasis tradisi, fokus pada tata kelola manajemen kelompok dan pertunjukan musik tradisi. Festival yang telah diselenggarakan meliputi Sound of Archipelago (Bandung, 2019–2020), Root World Music Festival (Bengkulu, 2021), Bahana Benua Raja dan Swanantara Traditional Music Festival (Kutai Kartanegara, 2022–2023), Antasan Banjar Musik Festival (Banjarmasin, 2025), dan Ethnic & World Music Festival (Balikpapan, 2024).

Lihat Pandangan Pribadi
19 Prima Kharisma Putra Prima Kharisma Putra adalah komposer musik dan produser yang telah bekerja di KP Records sejak Mei 2011. Ia lulus Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonusa Esa Unggul pada 2010. Dengan keahlian dalam menciptakan jingle, scoring film, dan backsound iklan, Prima telah menghasilkan berbagai karya untuk media televisi, film, dan kampanye. Ia juga meraih penghargaan sebagai keyboardist terbaik pada Geo Festival Universitas Trisakti (2005).

Prestasi musiknya meliputi Juara 1 Lomba Jingle ANCOL “Keajaiban Berpetualang” (2024), Juara 1 Sayembara Jingle Pemilihan Wali Kota Sukabumi (2024), Juara 1 Angklungs Day Jingle Competition Kabumi UPI (2023), Juara 1 Jingle Koperasi Syariah ImoneyQ IFest (2023), Karya Terbaik Jingle Pemilu (2019), serta berbagai juara 2, 3, dan finalis dalam kompetisi jingle seperti Pemilihan Bupati Trenggalek (2024), Literasi Diarpus Sukabumi (2023), Hari Kesehatan Nasional Jawa Barat (2022), dan lainnya. Ia juga masuk nominasi dan finalis di berbagai kompetisi jingle nasional seperti PPATK (2020), YUPI x Purwacaraka (2024), dan Pemilu (2014).

Portofolio musiknya mencakup produser musik dan penulis lagu untuk girlband D’five (2012), pembuat jingle TVC Miky Moo, opening Dapet Deh , scoring iklan layanan filariasis “Aku Anak Kaki Gajah”, backsound TVC Mazaya, scoring film Halusinasi , musik teaser Abang None Kepulauan Seribu (2014), kompilasi soundtrack Tukang Ojek Pengkolan (2020), backsound Gulavit Pir YouTube (2021), ilustrator musik film pendek Kedai Pang (2024), dan jingle OH Man (2024).

Lihat Pandangan Pribadi
20 Kartika Jahja Kartika Jahja adalah seniman lintas disiplin, musisi peraih penghargaan, dan penggerak budaya yang berdedikasi pada seni, keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas. Ia lulus dari Art Institute of Seattle jurusan Film Production (2000–2003) dan dikenal atas kemampuannya merancang visi strategis, memimpin tim lintas disiplin, serta menginisiasi program seni yang menyoroti keadilan sosial dan inklusi kelompok minim representasi. Penghargaannya meliputi Penghargaan Perempuan Bersuara (Kementerian PPPA, 2022), IVLP Impact Award (US Department of State, 2022), BBC 100 Women (2016), dan Tokoh Seni Musik Pilihan TEMPO (2009).

Sebagai Direktur Eksekutif Institut Ungu (2022–sekarang), ia mengarahkan strategi seni berbasis HAM dan membangun kemitraan lintas sektor. Ia mendirikan dan menjadi Direktur Yayasan Bersama Project (2015–2022), memadukan seni dan aktivisme untuk kesetaraan gender, serta mendirikan dan menjadi CEO Ruang Selatan (2008–2021), ruang budaya dan kuliner untuk ekspresi kreatif dan pemberdayaan. Ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Koalisi Seni (2022–2024), merumuskan strategi advokasi kebijakan seni.

Sebagai musisi, ia adalah vokalis utama, penulis lagu, dan ko-produser Tika & The Dissidents serta Aksan Sjuman & The Committee of The Fest, dengan penampilan di Java Jazz Festival, Synchronize Fest, Joyland Festival, Sunburst Music Festival (Malaysia), dan Bumbershoot (AS). Karya seninya dipamerkan di Wani Ditata (DKJ), District (Berlin), Art Sonje (Seoul), dan ReelOzInds (Samarinda, Melbourne). Ia memproduseri proyek seperti SUPERIA: Suara Perempuan Indonesia , berfokus pada seniman perempuan dan kelompok marginal. Sebagai konsultan brand, ia bekerja dengan Nike, The Body Shop, dan Levi’s, serta menjadi pembicara di TEDx Ubud, World Bank Indonesia, dan Pop Kultur Festival (Berlin).

Ia mengikuti residensi dan pelatihan seperti International Visitors Leadership Program (AS, 2022–2023), Future Arts Leadership Program (Australia, 2018–2019), Fempop (Goethe-Institut, Berlin, 2018), Women Create (HiVos, Potsdam, 2018), Arts Leaders Secondment Program (Melbourne, 2019), Unlimited Festival (British Council, London, 2022), dan Artistic Freedom & Policy Advocacy (Koalisi Seni, 2022). Penghargaan lainnya termasuk Best Documentary & Best Film di ReelOzInd (2024) dan Perempuan Pendobrak Batas (TEMPO, 2016).

Lihat Pandangan Pribadi
21 Aristofani Fahmi Aristofani Fahmi adalah musisi, produser, dan aktivis seni dengan fokus pada musik tradisi Makassar dan etnomusikologi. Ia memulai perjalanan bermusik di SMKI Somba Opu, Gowa, dan melanjutkan studi di Jurusan Karawitan (1994) serta Etnomusikologi (2009) di Institut Seni Indonesia Surakarta. Setelah pindah ke Pekanbaru, ia mengajar Estetika dan Musik Nusantara di SMA Cendana dan Universitas Islam Riau, serta berperan sebagai musisi, periset, dan manajer program di Riau Rhythm (2012–2022). Selama pandemi, ia mendirikan Asosiasi Seniman Riau (2020–2025) untuk memperjuangkan hak seniman. Ia menerima Ford Global Fellowship (2021–2023), menjabat Sekretaris Koalisi Seni Indonesia (2021–2024), Direktur Interim Koalisi Seni (2024), dan mendirikan Konstelasi Artistik Indonesia (2021–sekarang). Ia juga co-founder Indonesia World Music Series (2022) dan representatif Riau untuk CIOFF Indonesia (2012–2021).

Pengalaman kerjanya mencakup kurator musik Festival Musik Tradisi Indonesia Kalsel (2025), Co-Director Benang Merah Festival (2025), Koordinator Manajemen Talenta Nasional Musik (2025), produser dan komposer Kabata Tanrasula (2023), serta pimpinan produksi tur Riau Rhythm di Eropa (2019) dan misi budaya di Lisbon, Portugal (2019). Ia juga musisi di OzAsia Festival (Adelaide, 2015) dan Sono Seni Ensemble, Solo (2003–2009). Risetnya meliputi Seeking Tuan Guru (Indonesia-Cape Town, 2023), album Awang Menunggang Gelombang (2020), Suvarnadvipa (2016), pemetaan adat Riau (2018), serta riset musik Nusantara di Gowa (2006) dan Putussibau (2005). Dalam jurnalisme, ia menjadi Pemimpin Redaksi worldmusicseries.or.id , jurnalis di Koran Tempo Makassar (2010–2012), dan penulis lepas di Riau Pos serta Majalah Gong.

Penghargaannya termasuk Ford Global Fellowship (2021–2023) dan Research Grant dari Due-Like, ISI Surakarta (2005). Ia mengikuti pelatihan penulisan tari-teater di Yayasan Kelola (2004) dan magang jurnalistik di Majalah Gong (2003). Aristofani terus berkontribusi melalui seni dan aktivisme untuk memperkuat ekosistem kesenian Indonesia.

Lihat Pandangan Pribadi

Bidang Seni Rupa

No Nama Riwayat Hidup Pandangan Pribadi
1 Danny Yuwanda Danny Yuwanda adalah staf pengajar dan seniman kriya yang aktif berkontribusi dalam ekosistem seni kontemporer Indonesia. Ia meraih prestasi sebagai Finalis 30 Besar Orbit Bekraf (2016) dan telah berpartisipasi dalam berbagai pameran seni kriya dan seni rupa sejak 2016. Pengalaman pamerannya meliputi Festival Kesenian Indonesia IX (Padang Panjang, 2016), Kriya Kini “Urban Living” (Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 2017), Merinci Ciri (UGM Yogyakarta, 2018), UNDAGI #2 (Taman Budaya Yogyakarta, 2018), Festival Kesenian Indonesia X (STKW Surabaya, 2018), residensi seni di Rempah Rumah Karya (Surakarta, 2018), pameran tunggal WOOD WORK (Green Host Hotel, Yogyakarta, 2018), Orbit 2018 (Grand Sahid Hotel, Jakarta, 2018), Matra Award 2018 (Pendhapa Art Space, Yogyakarta), Art Within and Beyond Bureaucracy (Galeri Cipta II, TIM, Jakarta, 2019), Kriya Kini “Eklektik” (Rumah 8, Jakarta, 2019), SOLITUDE UNION (virtual, ARTSTEPS, 2020), Matra Kriya Fest “Nusantara In Slice” (Pendhapa Art Space, Yogyakarta, 2020), Apresiasi Kreasi Indonesia bersama DAMDAM Ceramic (Puri Begawan, Bogor, 2021), Dwipantara Adirupa (Bali, virtual, 2021), Matra Kriya Fest “From Hands to Somethings” (Taman Budaya Yogyakarta, 2022), Building With Nature (Erasmus Huis, Jakarta, 2022), Temu Karya Taman Budaya Nusantara “Titik Balik” (Samarinda, 2022), Grey (Grey Art Gallery, Bandung, 2023), Kriya Kini #4 “The Future Of Craft” (Galeri Cipta II, TIM, Jakarta, 2023), DESKOV “Pot Luck” (Galeri Cipta II, TIM, Jakarta, 2023), Faber Castle Art Festival (Senayan City, Jakarta, 2023), Unframe (Galeri FSRD IKJ, TIM, Jakarta, 2023), Kriya Kini #5 “Craft & Play” (Neha HUB, Jakarta, 2024), Deskov PotLuck “Resilence” (Galeri Cipta II, TIM, Jakarta, 2024), Rupa Harmoni Berdikari Negeri (Kemendikbud-Ristek, Jakarta, 2024), Experience (Galeri Salihara, Jakarta, 2024), JAKNUS “Menjelajah Perubahan” (ART:1 New Museum, Jakarta, 2024), dan UNDAGI “Cakra Manggilingan” (Gallery R.J. Katamsi, ISI Yogyakarta, 2025). Ia juga terlibat dalam pendampingan UMKM batik dan serabut kelapa di Kebumen melalui Designer Dispatch Service (2021). Lihat Pandangan Pribadi
2 Thomas Aquino W. Hayunta Thomas Aquino Wreddya Hayunta adalah praktisi seni dan budaya yang berfokus pada pengembangan seni, literasi, dan pemberdayaan masyarakat melalui proyek seni berbasis komunitas. Ia lulus Sarjana Ilmu Sosial dari Fakultas Administrasi Bisnis, Universitas Atma Jaya Jakarta (1993–1999), dan mengikuti pelatihan non-formal seperti Equity and Justice in a Globalized World di International Academy for Leadership, Jerman (2009) serta International Course on Creative Arts towards Social Care di Hogeschool van Arnhem en Nijmegen, Belanda (2000).

Pengalaman kerjanya mencakup anggota Dewan Kesenian Jakarta (2023–sekarang), konsultan untuk Yayasan Mahajava Aksata dalam pengembangan program seni dan budaya untuk pemuda di 20 desa kawasan Borobudur (2023–sekarang), pendiri Sahabat Seni Nusantara (2020–sekarang), anggota tim peneliti Dewan Pertimbangan Presiden bidang seni dan budaya (2019), manajer program delegasi Indonesia untuk London Book Fair (2019), koordinator program di Indonesia Art Coalition (2012–2018), serta penasihat dan petugas program Expression and Engagement di Hivos (2011–2013). Proyek seni yang dijalaninya meliputi Steering Committee Pekan Penyair Nusantara XIII (2025), konsultan seni untuk Direktorat Jenderal Kebudayaan (2024), Beyond Cinema di Bali Makarya Film Festival (2022), Media Program Officer di Indonesia Bertutur Festival (2022), pameran Komik Itu Baik di Dia.Lo.Gue Art Space (2019), pameran komik dan film Indonesia di SOAS, London (2019), dan konsultan kebijakan seni dan budaya untuk CKU Denmark (2014).

Ia mendirikan Sahabat Seni Nusantara dan Indonesian Literary Collective di Tangerang Selatan. Keterlibatan internasionalnya termasuk delegasi Indonesia di London Book Fair (2019), pembicara di Rethinking Cross-Border Regionalism Conference di Manila (2018) dengan topik “Art and Empowerment,” dan pembicara di Human Rights Education Conference di Belanda (2015) dengan topik “Art and Human Rights Education.” Publikasinya meliputi artikel “Ekspresi Sebagai Dasar Identitas Bangsa” di Tempo.co (2024), “Seni & Budaya Untuk Dunia Yang Lebih Menghargai Keberagaman” di Dewi Magazine (2020), ko-penulis buku Dampak Seni Di Masyarakat (Indonesia Art Coalition, 2018), laporan “Art and Culture in Indonesia, Country Analysis” (2014), serta koordinator konten 83 video seni dan budaya di kanal YouTube Indonesia Art Coalition (2014–2018). Ia juga menjadi pembicara di berbagai forum seperti Creative Civic Space (Benang Merah Festival, 2025), Seni, AI dan Kerja Kreatif (2025), Art and Social Issues (IIEF dan US Embassy, 2024), Kreativitas Tanpa Batas (Perluni UAJ, 2024), How Arts Can Improve Your Mental Health (2021), dan Literasi dan Kekinian (Tangsel Literary Festival, 2017).

Lihat Pandangan Pribadi
3 Dindin Rasjidin Dindin Rasjidin adalah seniman visual, pengajar seni lukis dan gambar, mentor lokakarya, serta ilustrator dan muralis lepas dengan pengalaman lebih dari satu dekade di dunia seni rupa. Ia lulus dari Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta (2001–2009).

Kegiatan dan pameran terbarunya meliputi pameran dan instalasi Siasat Pandemi (2020), Event Mural Sosialisasi Covid-19 bersama BNPB (2021), Event Mural di GOR Bekasi, Jl. Ahmad Yani (2022), serta pameran Kirana Dakara Vol III di DNA Art & Creative Hub, Bali (6–8 Januari 2023).

Lihat Pandangan Pribadi
4 Diaz Ramadhansyah Diaz Ramadhansyah adalah kurator seni, penulis, dan peneliti berbasis di Jakarta yang menjembatani seni kontemporer dan tradisional Indonesia. Ia lulus Magister Manajemen Seni dan Kurasi dari Institut Teknologi Bandung (2020–2022, IPK 3,93/4,00) dengan tesis tentang strategi komunikasi pengembangan audiens Jakarta Biennale 2021 melalui Instagram. Ia meraih Beasiswa Pelaku Budaya Non-Gelar (2023) untuk residensi di HONF Yogyakarta (2024) dan Ganesha Talent Assistantship (2022–2023) sebagai asisten dosen dan penerima beasiswa Budaya Rupa.

Pengalaman kuratorialnya meliputi kurator untuk pameran Provoke 2 (Pos Bloc, Jakarta, 2025), Srikandi (Lippo Mall Nusantara, 2025), Provoke (Pos Bloc, 2024), Hidden Risks (HONF, Yogyakarta, 2024), pameran Hari Kesehatan Mental Sedunia (Artotel Mangkuluhur, 2023), Superlative Gallery (Artmoments Bali, 2023), Sekala (Superlative Gallery, Bali, 2023), Daulat Pangan (Taman Ismail Marzuki, 2022), Mengakar (Orbital Dago, Bandung, 2022), Understanding Asian-Afro Conference (Soemardja Gallery, 2022), INDIE (Menara Astra, 2022), Merekam Inggit (Ciputra Artpreneur, 2022), Eternal Waiting (Orbital Dago, 2022), dan Jakarta Biennale 2021: Esok. Ia juga menjadi penulis esai untuk Perjalanan Ketidaksadaran (Tembi Rumah Budaya, 2022), pembicara dan moderator diskusi seni di berbagai acara seperti Seni Lukis Kontemporer dan Pasca Tradisi (Orbital Dago, 2022) dan Seni dan Rupa-rupanya (TIM, 2022).

Publikasinya mencakup Variation and Autonomy: the Prints of Contemporary Japanese Painters (Japan Foundation, 2024), Ilustrasi pada Naskah Serat Sela Rasa (Buku Antologi, 2024), Artificial Intelligence dan Seni Budaya dalam Permodelan Smart City (Prosiding IKJ, 2024), Beyond Esok: Notes and Postscripts from Jakarta Biennale 2021 (DKJ, 2022), Telusur Sejarah Ogoh-ogoh (JSNC, 2022), Recreation and Commodification of Palang Pintu (ICON ARCCADE, 2022), Analisa Unsur Rupa pada Manik-manik Kandaure (ITB Graduate School Conference, 2021), dan The Artist Behind Manipulated Facts (UNESCO-MOST, 2021). Ia mengikuti pelatihan seperti Kelas Menulis Sejarah Seni Rupa Indonesia (Galeri R.J. Katamsi, 2023), Kelas Seni Terbuka (Inkubator Inisiatif, 2023), Curatorial Currents (Goethe Institut, 2022), dan Kelas Advokasi Kebijakan Seni (Koalisi Seni, 2022).

Lihat Pandangan Pribadi
5 Tiko Prabhata Perbawanto Putro, ST Tiko Prabhata adalah desainer grafis dan produk/industrial yang kini menjadi dosen di Program Studi Desain Komunikasi Visual, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (Agustus 2025–sekarang). Ia lulus dari Program Pendidikan Profesional Desain Grafis & Web di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS, 2005–2006, IPK 3,13), Sarjana Desain Produk dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS (2006–2011, IPK 2,93), dan Magister Desain Produk dari Universitas Trisakti (2022–2024, IPK 4,00, predikat cum laude).

Pengalaman kerjanya meliputi pelatih ekstrakurikuler Visual Art di SMA Negeri 22 Jakarta Timur (Januari 2024–Juli 2025), praktisi mengajar untuk mata kuliah Desain Produk Inovasi di Institut Teknologi Telkom Purwokerto (Januari–Juli 2024, 12 jam) dan Transformasi Desain Produk Tradisi Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia Tasikmalaya (Agustus–Desember 2024, 12 jam), serta seniman dalam Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) di SMA Negeri 20 Jakarta (2023, 19 pertemuan) dan SMA Negeri 13 Jakarta (2024, 19 pertemuan). Ia juga menjadi juri wilayah untuk FLS2N 2024 di Jakarta Barat (Komik Digital) dan Jakarta Selatan (Poster), serta menjadi host tamu dan fotografer untuk INFRAME Eps. 4 (ARTV Surabaya, 2010). Pamerannya mencakup Surabaya Design Week (2008) dan Design Product Exhibition (2008).

Tiko meraih Juara 3 Lomba Desain Alas Kaki Tingkat Nasional kategori Female Shoes (2012) dan Outstanding Innovator dari Djarum Black Innovation Award (2011). Ia memiliki sertifikasi kompetensi Desain Grafis dan Desain Komunikasi Visual dari BNSP, serta mengikuti pelatihan seperti Digital Talent Scholarship UI/UX Design (2022), UI/UX Design Mastery dan Amartha UI/UX Challenge (Skilvul, 2022), serta Pelatihan Desain Grafis (Dinas Tenaga Kerja Surabaya, 2017).

Publikasinya meliputi Modular Footwear Design as a Way to Optimize Industrial Raw Materials and Preserve the Environment (The 5th Borobudur International Symposium 2023, Universitas Muhammadiyah Magelang) dan Local Culture Synchronization in Global Contemporary Fashion Style Breakthroughs (Mudra Jurnal Seni Budaya, Vol. 38 No. 3, 2023, SINTA 2). Ia juga memperoleh Hibah Kompetitif Nasional PPS-PTM 2023 dari Kementerian Pendidikan untuk penelitian Teknologi Modular dalam Desain Alas Kaki sebagai Upaya Optimalisasi Bahan Baku Guna Pengurangan Limbah Industri bersama Prof. Dr. Wegig Murwonugroho di Universitas Trisakti.

Lihat Pandangan Pribadi
6 Muhammad Cahya Pramana Putra Muhammad Cahya Pramana Putra adalah seniman visual yang berbasis di Jakarta. Lahir di Bontang, Kalimantan Timur, ia memulai perjalanan seninya dengan mempelajari kaligrafi Islam sebagai khatat di Pesantren Al-Qur’an LEMKA, Sukabumi pada tahun 2016 hingga 2017, sebelum menempuh pendidikan Sarjana Seni Rupa jurusan Seni Lukis di Institut Kesenian Jakarta dari tahun 2017 hingga 2021. Kariernya mencakup karya mural, lukisan, kompetisi seni, seminar, lokakarya, diskusi, dan pameran seni rupa.

Pendidikannya dimulai dari TK Tunas Inti Bontang (2002–2004), SD Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional 005 Bontang (2004–2010), SMP Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional 1 Bontang (2010–2013), SMA Negeri 3 Bontang jurusan IPA (2013–2016), khatat di Pesantren Al-Qur’an LEMKA, Sukabumi (2016–2017), dan Sarjana Seni Rupa (Seni Lukis) di Institut Kesenian Jakarta (2017–2021).

Ia meraih berbagai penghargaan, di antaranya Juara 1 Lomba Kartini di TK Tunas Inti pada tahun 2004, Juara 1 Lomba Lintas Alam tingkat SD pada Hari Kemerdekaan di Bontang tahun 2009, Juara 3 Parade Tahun Baru Islam di Bontang tahun 2013, Juara 1 Kompetisi Voli tingkat SMA pada YPK Cup dan SMAN 3 Cup di Bontang tahun 2015, Juara 3 Stand Up Comedy pada peringatan Maulid Nabi di LEMKA Sukabumi tahun 2016, serta berbagai kemenangan kompetisi mural seperti Juara 1 ICE Festival PK IMB FEB UHAMKA di Jakarta tahun 2017, Juara 2 Mural Universitas Indonesia di Depok tahun 2017, Juara 1 Warna-warni Festival Vol. 3 di Jakarta tahun 2017, Juara 1 Sumpah Pemuda di Depok tahun 2019, Juara 1 HUT RI ke-76 Kemenkominfo di Jakarta tahun 2021, Juara 1 LRT City Cibubur di Jakarta tahun 2022, Juara 1 Jambore Nasional Bank Sampah di Jakarta tahun 2022, Juara 1 Cilodong Mural Competition di Depok tahun 2022, Juara 2 Festival Mural Goyang Karawang tahun 2022, Juara 2 ECONOWEEKS ASCENDENCY di Jakarta tahun 2019, Juara 1 Click Day by Switch di Jakarta tahun 2019, dan Juara 6 Bhayangkara Festival Piala Kapolri di Jakarta tahun 2021. Ia juga berpartisipasi dalam Kontes Kaligrafi Islam tingkat internasional di Sabah, Malaysia pada tahun 2017.

Pamerannya mencakup Fine Graphic Exhibition di SMAN 3 Bontang pada tahun 2016, Islamic Calligraphy Exhibition “Karya Akhir Diklat” di LEMKA Sukabumi pada tahun 2017, LEVEL UP! di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki pada tahun 2019, Lukis Cat Air di Galeri Nasional Jakarta pada tahun 2019, Seni Rupa Mayor I di Galeri Fakultas Seni Rupa IKJ pada tahun 2019, Seni Rupa Patung Mayor I di Basement Fakultas Seni Rupa IKJ pada tahun 2019, Pameran Workshop Koran di Galeri Fakultas Seni Rupa IKJ pada tahun 2019, GOKS! Exhibition secara virtual di Jakarta pada tahun 2020, dan Cakra Bumi secara virtual di IKJ pada tahun 2021.

Ia mengikuti lokakarya seperti VeNUS TILES Goes to Campus di IKJ pada tahun 2017, Lokakarya Kolaborasi Melukis bersama Popok Tri Wahyudi pada UOB Painting of the Year di Galeri Nasional pada tahun 2018, Lokakarya Melukis Potret dengan Media Kopi oleh Kemendikbud di Museum Basoeki Abdullah pada tahun 2018, VISUAL TURN bersama Kei Yasaka di IKJ pada tahun 2019, Ekspresi Seni Kolaboratif tentang Jakarta di Sculpture Studio IKJ pada tahun 2019, Pelatihan Kurikulum Aqil Baligh 1 & 2 di Jakarta pada tahun 2024, Diklat Nasional Pembelajaran Kreatif Menggunakan Media Digital di Semarang pada tahun 2024, Diklat Nasional Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka di Semarang pada tahun 2024, dan Diklat Nasional Pembelajaran Berdiferensiasi Seni Budaya di Semarang pada tahun 2024.

Sebagai panitia dan penyelenggara, ia terlibat dalam LEVEL UP! di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki pada tahun 2019, PKKMB IKJ sebanyak tiga kali pada tahun 2019, Pesantren Ramadhan 2024 di SMPIT Al Mughni pada tahun 2024, Wisuda SMPIT Al Mughni 2024, Jaulah Project SMPIT Al Mughni 2024, PJ Fieldtrip SMPIT Al Mughni di BSD X Treme pada tahun 2024, Pesantren Ramadhan 2025 di SMP Al Mughni pada tahun 2025, Wisuda SMPIT Al Mughni 2025, dan 17 Agustus SMPIT Al Mughni di Jakarta pada tahun 2025.

Lihat Pandangan Pribadi
7 Prayitno Mayek Prayitno adalah seniman rupa dengan fokus pada seni grafis, lukis, dan performance art. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Seni Rupa, minat Seni Grafis, ISI Yogyakarta, Modern School Desain Yogyakarta (minat Seni Lukis), dan sempat belajar studi tubuh di Jurusan Antropologi UGM. Ia mengikuti seminar seperti Seminar Hibah (Yogyakarta, 2005), Seminar Seni Grafis di Gallery Soemardja ITB (2004), dan Seminar 52 Tahun Pendidikan Seni Rupa Indonesia (Taman Budaya Yogyakarta, 2004).

Pengalaman mengajar dan juri meliputi bimbingan belajar di Villa Merah, Jakarta (2016–sekarang), juri Seni Grafis Nasional Universitas Brawijaya (2022), juri lomba sketsa Museum Proklamasi (2024), juri lomba lukis Jakarta Selatan (2023), mengajar les privat lukis Jakarta (2023), mengajar di Srengseng, Jakarta Barat (2014), mengajar menggambar di KKN Purbalingga (2008), dan mengajar serta juri di komunitas Sorowajan Yogyakarta (2009). Workshop yang diikuti mencakup Cukil di Bentara Budaya Jakarta (2017), Cat Air di Villa Merah (2017), Digital di Villa Merah (2017), Menggambar di Casa Goya Resident (2016), Silkscreen di Prambanan (2009), silkscreen dengan KKN Universitas Janabadra (2008), dan Cukil Kayu serta Silkscreen di Budaya Loka Tuban (2011).

Pengalaman bekerja meliputi Wong Java Production Yogyakarta (2007), Percetakan Biru Yogyakarta (2008), Biro Iklan Dona Yogyakarta (2009), Silk Screen Ugis T Shirt Yogyakarta (2010), freelance silkscreen T shirt Davy Jones Yogyakarta (2011), dan Manual Designer Image Water Park di PT. Sarana Cipta Santosa Mulia Jakarta (2011–2018). Performance art-nya termasuk Identitas di Aik Kopi, Meruya (2019), Ego Maniak di Koi Galeri (2014), Inisiasi di UIN Yogyakarta (2011), Suciku Bukan Sucimu di 0 km Yogyakarta (2010), Global Day of Climate Change Action (2009), Akulturation dan Tradition di Pesta Perak (2009), Origami Waktu di Monumen Sebelas Maret (2009), Alienasi di UKM Akakom (2009), Koneksitas di Wates (2009), atribut WS Rendra di LKis (2009), Gado-Gado Tai Kebo di Bentara Budaya (2009), Nggambleh di Pendopo LKis (2008), dan Hitam Putih di jalan Timoho (2008).

Karya film meliputi Juara Dua: Pendidikan “Belajar Membutuhkan Ketekunan & Kesabaran” di Surabaya (2007) dan KKN “The Helmet” di Purbalingga (2007). Mural kompetisi termasuk Pemilu 2019 di Dago Bandung, Natural Flora Fauna di flyover Tol Jakarta (2018), Asean Game Jakarta (2018), Festival Pesona Lokal di Gelora Bung Karno (2018), Elartizen di Ciracas (2018), Global Warming di Universitas Budi Mulya Yogyakarta (2008), Pekan Raya Jakarta (2005), dan Fakultas Teknik UGM (2004). Proyek mural mencakup Menara BTPN (2020), Mall Apartemen Benhil (2019), gedung SOHO Jakarta Barat (2019), United States Jakarta Timur (2018), LRT Ciracas (2018), Gedung MRT Cilandak (2016), dan Thaiboxing Bandung (2016).

Penghargaannya meliputi Finalis The 3rd ASEAN Graphic Arts Competition Hanoi (2020), Winner Top Generation 0.2 Indonesia (2019), 2nd Winner mural Elartizen (2018), Finalis Young Artist Competition Shanghai (2017), Finalis Jogja International Miniprint Bienalle (2016), Finalis UOB Painting of The Years Award (2015), Finalis Trienale International Seni Grafis Indonesia V (2015), Finalis BaCAA Bandung (2011), dan Academy Award Jogja Gallery (2007). Pameran tunggalnya termasuk Schizofrenia Fase III: Urban Insomnia di Rolling Door Art Gallery (2021) dan Ego Maniak di Koi Galeri (2014). Aktivitas pameran seni rupa mencakup puluhan pameran sejak 2001 hingga 2025, termasuk Jejak Karbon #1 (2025), Welas Asih (2025), Provoke (2025), dan lainnya di berbagai galeri dan lokasi di Indonesia dan luar negeri. Ia berkontribusi pada buletin Ngabab komunitas Penjaskes Yogyakarta (2004–2011) dan mengkurasi atau menulis untuk berbagai pameran seperti Gairah Muda SMSR Karta Pustaka (2009) hingga My City, My Responsibility (2024).

Lihat Pandangan Pribadi
8 Veriana Veriana adalah seniman dan pengajar dengan fokus pada batik dan desain komunikasi visual. Ia menempuh pendidikan di Desain Komunikasi Visual UNINDRA Jakarta dan SMK Negeri Tegal jurusan Tata Busana. Ia meraih Juara 1 Lomba Pesona Karya Shibori di Museum Tekstil (2024), Juara Favorit Juri Jakarta Souvenir Design Award oleh DeKranasDa Jakarta (2016), dan Juara III Lomba Design Gunungan di Museum Seni dan Keramik (2016).

Pengalaman profesionalnya meliputi pengajar batik di Sanggar Jawa Jawi Java, Jakarta (2015–2025), mengajar lintas usia dengan metode kreatif, merancang workshop adaptif, dan mendukung ekosistem UMKM batik melalui kolaborasi komunitas. Ia juga memfasilitasi workshop untuk PERURI, UNICEF, BRODOSEWU, IKCS, dan International School. Veriana pernah menjadi guru TK di Pelita Kasih, Jakarta (2017–2020), membimbing anak usia dini dengan pendekatan seni untuk mengembangkan imajinasi dan motorik halus, serta guru seni dan budaya di SMP Yadika 11, Jakarta (2020–2021), mendorong ekspresi dan apresiasi siswa. Sebagai pendiri dan content creator VERIANAV di YouTube, ia mempromosikan keindahan batik dalam aplikasi kontemporer, menjangkau generasi muda, dan memperkuat UMKM batik melalui konten digital kreatif.

Lihat Pandangan Pribadi
9 Mohammad Ady Nugeraha S,Sn Ady Nugeraha adalah kurator seni independen dan dosen universitas dengan keahlian dalam seni kontemporer dan tradisional Indonesia. Ia meraih gelar Magister Manajemen Seni dan Kurasi (2015) serta Sarjana Seni Rupa (2012) dari Institut Teknologi Bandung. Saat ini, ia menjabat sebagai Koordinator Kerjasama Fakultas Seni dan Desain (2024–sekarang), Koordinator Nusakara Art & Design Center (2023–sekarang), dan Asisten Profesor di Program Desain Komunikasi Visual, Universitas Multimedia Nusantara (2023–sekarang). Ia juga pernah menjadi dosen di Binus University (2021–2023), Universitas Budi Luhur (2020–2023), Universitas Bunda Mulia (2022), dan asisten akademik di ITB (2013–2015).

Pengalaman profesionalnya meliputi Research & Publication Executive di Bale Project (2021–2023), kurator lepas di Dapoer Dongeng Noesantara (2021–2022), Asisten Kurator di Museum MACAN (2015–2021), Program Manager lepas di Indonesia Art Consultancy (2014–2015), magang kuratorial di National University of Singapore Museum (2014), dan Program Manager di Galeri Soemardja ITB (2012–2015). Karya kuratorialnya mencakup Riwayat: Telusur Budaya Islam di Nusantara (Festival Harmoni Istiqlal, 2024), Tanah Air (Bandung Photography Month, 2024), From Virtual to Spiritual: VR Borobudur (Nusakara Art & Design Center, 2024), konsultan kuratorial untuk Museum Agraria Nasional dan Galeri Pembangunan Indonesia (2024), Intersection (Jogja Asia-NETPAC Film Festival, 2023), Private Purview dan F: Space, Time, Movement (Semarang Contemporary Gallery, 2022), Cipta! Kapita Selekta Cikini Raya 74 (Taman Ismail Marzuki, 2022), Jumpa Lagi Bung! (Bandung Photography Month, 2021), Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run? (Museum MACAN, 2020), Radical Break (2019), Jeihan: Days in Cicadas (2019), Dunia Dalam Berita (2019), Arahmaiani: The Past has not Passed (2018), Yayoi Kusama: Life is the Heart of the Rainbow (2018), Art Turns. World Turns (2017), Good Evening (Galeri Gerilya, 2015), 1 Year in 365 Seconds (2013), FGB: Reframing Printmaking (2011), dan Aroma Kengerian (2011).

Lihat Pandangan Pribadi
10 Arif Wicaksono Arif Wicaksono adalah perupa intermedia dan praktisi seni digital yang mengeksplorasi perpaduan seni, teknologi, dan partisipasi publik. Lulusan S.Sn Desain Komunikasi Visual dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta (2004), ia mahir dalam seni intermedia, seni digital (Augmented Reality, Video Mapping, Sound Art, AI), pengembangan proyek seni, kuratorial komunitas, dan desain komunikasi visual. Ia aktif berkolaborasi dengan kolektif seni seperti Ruangrupa (2007) dan Mes56 (2002) serta menjadi anggota Music Declares Emergency Indonesia (2024–sekarang), menyuarakan isu perubahan iklim melalui seni bersama seniman seperti Barasuara dan Efek Rumah Kaca.

Proyek seninya mencakup Imersif GPS Audio Tour Tematik di Kota Tua, Jakarta (2023–2025), karya AR Finding/Founding Text dan Jakarta Masa Gitu? (2022), pameran seni digital Saya Masih Keturunan Prabu Sri Suhita (OHD Museum, Magelang, 2024), Sound Art di Tiga Sisi: Jelajah dan Media (Galeri Nasional, 2024), Digital Arts New Chapter – Neosantara (CAG TMII, 2024), Sapa Grafis (Galeri Nasional, 2024), Pekan Kebudayaan Nasional (Gudskul, 2023), Collective Collegia (Korea Selatan, 2022), Njlimet (Bentara Budaya Jakarta, 2022), Indonesia Bercerita (Video Mapping, 2020), Negeri Impian (Ciputra Artpreneur, 2019), Video+games = Video games (Ruangrupa, 2007), dan Hidden Files Open Source (Mes56, 2002).

Penghargaannya meliputi Juara Pertama PSA Animasi The Box (Yayasan SET, 2004), Nominasi 10 Besar PSA Animasi Playground (Addone Festival, 2004), dan Beasiswa Riset Due-Like Bank Dunia & ISI Yogyakarta untuk pemetaan digital Kawasan Jeron Beteng (2003). Ia juga aktif sebagai narasumber di Terasmitra (2024) dan Kompas (2023), dosen tamu di Universitas Bina Nusantara (2021), serta pengajar seni menggambar untuk siswa berkebutuhan khusus (2022). Pelatihan non-formal yang diikuti termasuk Radical Brand Activation, Marketing for Service Business, dan Electronic Music in Southeast Asia (2006).

Lihat Pandangan Pribadi
11 Ayunita Kurnia Ningsih Ayunita Xiao Wei adalah seniman multidisiplin dengan keahlian di seni visual, musikalisasi puisi, kesusastraan, arsip dan dokumentasi, serta proyek kolaboratif berbasis isu sosial. Ia lulus Diploma Bahasa Inggris dari Akademi Bahasa Asing Balikpapan, Sarjana Sastra dari Universitas Al-Azhar Indonesia, dan Magister Seni dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Pengalaman utamanya meliputi Sekretaris Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (2025–sekarang), Direktur Unit Pengetahuan Rumah Seni & Budaya Feminis (Qbukatabu, 2020–2024), Produser Podcast Amplifying Voices (ASEAN SOGIE Caucus, 2023), Produser Podcast Hear Queer Stories (ASEAN SOGIE Caucus, 2021–2022), Content Creator di PKBI-Pulih Bersama (2022), dan Copywriter Komik Temali untuk Indorelawan (2021). Ia juga terlibat dalam pameran seni seperti Right Here Right Now: Rupa-Rupa Beda Itu Biasa (2019), BIcon oleh Nude Exhibition di Art Moments (2025), Melela(ng) Buana (2022), dan Terang Benderang (2021), serta berkontribusi pada berbagai artikel, modul, zine, dan publikasi lainnya.

Lihat Pandangan Pribadi
12 Muhammad Hafiz M Hafiz MAHA (Hafiz Muhammad) adalah seniman visual kontemporer yang berbasis di Jakarta dan Tangerang. Ia mengeksplorasi perpaduan antara kemanusiaan, teknologi, dan pedagogi melalui karya interaktif seperti game, animasi, Virtual Reality, dan media partisipatif lainnya, terinspirasi oleh fiksi ilmiah spekulatif untuk membayangkan realitas alternatif sambil mengkritisi kondisi teknologi dan pendidikan dari perspektif akar rumput. Sebagai pendidik dan anggota Serrum serta Gudskul (kolaborasi Ruang Rupa, Serrum, dan GHH), ia mengintegrasikan pendekatan kolektif dan pedagogis dalam visi artistiknya.

Ia lulus Sarjana Pendidikan Seni dari Universitas Negeri Jakarta (2012–2018). Pengalaman kerjanya meliputi Multimedia Art di PT Serrum Studio (2014–2018), Program Officer untuk Remedial di Gudskul Ekosistem (2018–2021), dan Art Director di Rimpang Digital Kreatif (2021–2025). Prestasinya mencakup Performance Visual Mapping di Mystery Kitchen Vol. 4 dan Flesh III (New Mutants, 2017–2018), pembicara di Global Entrepreneurship Community Summit tentang seni media AR (Kuala Lumpur, 2017), residensi seni di Arcolabs dan HONF (2018), Content Strategist untuk tur Metropolitan Feelings (Jakarta, Manila, Kuala Lumpur, Bangkok, Tokyo, 2020), fellowship Project Dream untuk MIT dan Google Art and Culture (2020), Dana Indonesiana Innovative Artworks Fund (2023), dan fellowship ACC Global Experts Workshop IV (ACC Korea, 2024).

Pameran terpilihnya meliputi residensi di Arcolabs dan HONF (2018), Nandur Srawung #5 “Bebrayan” (Survive Garage dan Taman Budaya Yogyakarta, 2018), Wartakala (Indonesia Kaya Gallery, 2019), Five Passage (Galeri Nasional Indonesia, 2020), Pancaran Citra Lokal (Selasar Sunaryo, 2021), Get Raw Lab (Gudskul Gallery, 2021), Documenta Fifteen sebagai anggota Gudskul (Fridericianum, Kassel, Jerman, 2022), FKSM (Arcolabs, Mataram, 2023), Temporal Flux (Neha Hub Gallery, Jakarta, 2024), finalis Basoeki Abdullah Art Award #4 (2024), pameran kelompok di Sub-Departemen Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat (2025), dan FKSM (Rentang Lawang, Cirebon, 2025).

Lihat Pandangan Pribadi
13 Luthfan Nur Rochman Luthfan Nur Rochman adalah pembuat film, penulis, kurator, dan seniman intermedia yang bekerja dengan berbagai medium, dengan fokus pada eksperimen visual dan produksi film. Ia lulus Sarjana Arkeologi Indonesia dari Universitas Indonesia (2011–2017) dan kini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Forum Lenteng (2024–sekarang) serta Direktur Festival ARKIPEL – Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival (2024–sekarang). Ia memimpin program Candikala di Forum Lenteng (2021–sekarang), yang mengkontekstualisasi warisan Hindu-Buddha melalui praktik seni, serta mengajar di Milisifilem, kelompok studi produksi film eksperimental Forum Lenteng.

Pengalaman kuratorialnya meliputi Matrix of Multilinear Map dan Strategy to Measure A Frame di Jogja Fotografis Festival (R.K. Katamsi Gallery, ISI Yogyakarta, 2023–2024), Bangsal Menggawe di Lombok Utara (2024), Navigating Southeast Asia as Palimpsest di SINEMA TRANSTOPIA, Berlin (2023), The Chronicles of Two Port Cities dan The Traces of Memories of Transportation Modes di Jakarta History Museum (2022–2023), Otty Widasari: Partisan di Galeri Nasional Indonesia (2022), Kultursinema: Gelora Indonesia di Museum Nasional Indonesia (2019), dan Dhanurendra Pandji: Remembrance of Things Past di Forum Lenteng (2019). Pameran dan pemutaran filmnya mencakup Immersive Room of Gedong Joang 45 (2025), Terracotta Triennale (Jatiwangi Art Factory, 2021), Fiksimilisi (Orbital Dago, Bandung, 2019), Apa Kau Lihat Iskandar? (Forum Lenteng, 2018), ICAD #9 KISAH (Grandkemang Hotel, 2018), Lab Laba-laba (PFN Laboratory, 2015), serta pemutaran NGABEDAHKEUN dan DI BALIK SEMAK (UI, 2019) dan NGABEDAHKEUN (Jogja-NETPAC, 2017, Best Screenplay). Ia juga terlibat sebagai konseptor, penulis, dan programmer di berbagai festival dan pameran seperti UI Film Festival (2014–2016).

Aktivitas lain meliputi pembicara di Film Collectives in Southeast Asia (Thailand Biennale, 2024), 20 Years Forum Lenteng (AVU Prague, 2023), Network of Cultural Production (ARKIPEL, 2022), Creating Spaces for Film Education (bi’bak Berlin, 2022), Legend of Terracotta City (Museum MACAN, 2022), dan diskusi sejarah sinema Indonesia (Jurnal Footage, 2020). Ia menjadi moderator di forum ARKIPEL (2020–2022) dan peserta The Forest Curriculum (Arts Network Asia, Bangkok, 2019). Publikasinya termasuk monografi Harimau Tjampa (2021). Ia juga meraih seleksi resmi untuk Quicksand di Asian Project Market, Busan International Film Festival (2020).

Lihat Pandangan Pribadi
14 Mohammad Hilmi Faiq Hilmi Faiq adalah wartawan yang mendalami seni rupa, sering diundang sebagai pembicara dalam forum seni, dan aktif sebagai kurator sejak 2017. Ia lulus dari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (2004). Karir jurnalistiknya meliputi Wakil Kepala Desk Budaya Kompas (2019–2025) dan Kepala Desk Budaya Kompas (2025–sekarang), menangani konten sastra, seni rupa, musik, dan gaya hidup. Ia juga menjadi dosen paruh waktu di LSPR, pengajar jurnalistik dan penulisan kreatif di Kompas Institute, serta ketua juri Cerpen Pilihan Kompas (2019–sekarang).

Sebagai kurator, ia terlibat dalam pameran seperti Jakarta Provoke 2025 (bersama 18 kurator, Juni–Juli 2025), Telekomunikasi Mengubah Peradaban (pameran tunggal komikstrip Mice, Mei 2025), Habis Gelap Terbitlah Terang (pameran tunggal Sasya Tranggono, April 2025), Sebagian Hilang Bentuk (pameran tunggal Vy Patiah, November 2024), dan I Love U Gudbai (pameran kartunis muda, Agustus 2023). Ia juga kurator tetap di Bentara Budaya Jakarta sejak 2023. Pengalaman lainnya mencakup kepala proyek liputan Jelajah Teh Nusantara (2019–2020) dan Ekspedisi Alat Musik Nusantara (2018).

Publikasinya meliputi Basarnas Emas: Jejak Setengah Abad Mengabdi untuk Negeri (KPG, 2022, bersama Rini Kustiasih), Mengabadikan Tabungan Kenangan (PBK, 2022), Crosing The Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists (KPG, 2022, bersama Seno Joko Suyono dan Samuel Indratma), Begawanship-Sugeng: Meniti Kepemimpinan Spiritual (2022, bersama Antony Lee dan Andy Riza Hidayat), dan Begawanship-Dody Budi Waluyo: Memimpin dengan Hati (2025, bersama Antony Lee, Mukhamad Kurniawan, dan Dwi Sasongko).

Lihat Pandangan Pribadi
15 Annga Wijaya Angga Wijaya adalah pengajar, kurator, dan seniman yang aktif di bidang seni rupa kontemporer, dengan fokus pada sejarah seni, estetika, studi kuratorial, serta hubungan seni dengan isu sosial, politik, dan budaya. Ia lulus S1 Pendidikan Seni Rupa dari Universitas Negeri Jakarta (2015) dan S2 Manajemen Seni dan Kuratorial dari Institut Teknologi Bandung (2023). Angga mengajar di Erudio School of Art dan Gudskul Study Collective (masing-masing 6 tahun), menjabat sebagai Manajer Program di Serrum Studio (6 tahun), dan kurator di Dewan Kesenian Jakarta (4 tahun). Ia juga menjadi supervisor dan fasilitator dalam proyek pendampingan seni seperti PRESISI di Maumere (2021–2022) dan Pontianak (2023), BAK Fellowship for Situated Practice (2021–2022), Cyber Fellowship (2022), P2P Ngariung #2 (2023), dan Open Lab Guru Presisi di Pekan Kebudayaan Nasional (2023).

Sebagai kurator, ia menangani pameran seperti Kurikulab (2014), The Shift: Imported Second Clothing Project (2015), Wani Ditata (2015), Bon Seni (2016), EkstrakuriLab (2016), Tulang Punggung (2017), yang tersingkap (2018), Ritual Merilis (2021), dan The Power of Bibitulit (2022). Bersama kelompok seniman Serrum dan Gudskul Ecosystem, ia berkontribusi pada pameran seperti Jogja Biennale 2015 , Koganecho Artist in Residency (2016), Pekan Seni Media 2017 , Asian Art Biennial 2017 , How Little You Know About Me (2018), Knowledge Garden (2019), Kurikulab Moving Class (2021), The Ignorant Art School (2021), documenta fifteen (2022), Nordic Biennale Momentum (2023), dan The Collective School (2022–2023). Penelitiannya mencakup Alternative Art Space and Collective Practice in Japan (Tokyo, 2023) dan Esktrakurikulab: Kolektif Seni sebagai Sekolah (2024). Ia juga aktif sebagai pemateri di berbagai konferensi internasional seperti di Singapura, Seoul, Sydney, Skotlandia, dan Tokyo (2016–2023) serta mengikuti workshop kuratorial di Jakarta dan Tokyo (2012–2021). Angga meraih sertifikasi sebagai Kurator Seni Rupa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2021).

Lihat Pandangan Pribadi
16 Dwi Wicaksono Dwi Wicaksono Suryasumirat, lebih dikenal sebagai UBE, adalah seniman lukis yang lulus dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta (2005–2010), awalnya di jurusan Desain Komunikasi Visual sebelum beralih ke Seni Lukis pada semester ketiga. Karyanya mencerminkan pendekatan playful yang “mempermainkan” realitas untuk mengganggu sudut pandang umum, menggabungkan teknik melukis dan menggambar komik dengan imajinasi kanak-kanak yang liar dan lucu. Sejak 2011, ia aktif di kelompok Gambar Selaw, yang mempromosikan gagasan “Semua Orang Bisa Menggambar,” dan mendirikan Pokrameame Studio pada 2018 bersama seniman lintas disiplin untuk melukis, berkumpul, dan berbagi cerita. UBE juga mengelola Kuluk Kuluk , merek kopi yang menjadi coffee shop di Gudskul, Jagakarsa, serta Kuluk Kuluk Rumahan di Depok, ruang untuk masakan rumahan, lokakarya, dan pameran kecil. Ia memulai UBSESSION , kelas menggambar untuk anak-anak dan dewasa.

Pengalaman profesionalnya meliputi pemilik Kuluk Kuluk dan Kuluk Kuluk Rumahan (2018–sekarang), Direktur Artistik pameran Gorta 2025: Fragmentasi Popular Unpopular (Galeri Emiria Soenassa, TIM, Jakarta, 2025), mural untuk HAKORDIA KPK (2024), mural untuk DWR Rental dan Panorama Mediautama (2023), serta ilustrasi dan mural untuk Selarasa Food Lab dan documenta fifteen (2022). Proyek seninya mencakup residensi di Riwanua, Makassar (2024), Life Drawing Digital dan Workshop Bercocok Teman (Pokrameame Studio, 2023), Sketch 4 Palestine (Gambar Selaw, 2023), Kopi dan Seni (Kuluk Kuluk, 2023), Pekan Film Palestina (2023), Melukis Pemandangan di Sukabumi (2022), Kumpulan Gambar Mie Ayam dan Menggambar Buru-buru (Gambar Selaw, 2022), Saturdraw X Sorride (2021), Melukis sampai Mabuk (2020–2021), Drawing Battle dan Galawkids (2020), Melukis dalam Gelap (2019), kurator pameran Kangen (2019), dan VW Bus Gallery and Tour (2013).

Pameran tunggalnya meliputi Pemandangan (ruangrupa Gallery, 2018) dan NOL (Galeri Tembi Rumah Budaya, 2010). Pameran kelompoknya termasuk Kuningan Biennale “CATU” (2024), Kuluk Kuluk Art Project Vol. 1 (2023), Harapan dan Berdikari (2022), Bercocok Teman dan Afirmasi Krisis (2021), Drawcember dan Drawing Battle (2020), Migration Speaking Nearby (Gwangju, 2019), Slow Respons (2018), murni? dan Kecil itu Indah (2017), Field Trip Project Asia (Aceh, Kuala Lumpur, Hongkong, 2017), Mereklamekan Pelem dan Redraw (2016), Membuka Ruang Gagasan dan Konser Di Cikini (2015), RRREC FEST dan Jakarta Biennale (2014–2015), Piknik Riang Gembira , REUNI , Anak Gawang , Ayatana , Senja Jakarta , dan Bravo Buscemi (2014), DEAR LOVE dan Self Portrait (2013), serta berbagai pameran Gambar Selaw seperti Ilustrasi Poster Film Indonesia Klasik , FLASH BACK , dan APOCALYPSE 2012 MIXTAPE (2011–2012).

Lihat Pandangan Pribadi
17 Lambertus Berto Tukan Lambertus Berto Tukan adalah penulis, pengajar, peneliti, dan pekerja seni dengan fokus pada filsafat, seni, dan budaya. Ia menempuh pendidikan Sarjana Filsafat (2008–2013) dan Magister Filsafat (2013–2019) di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Sarjana Studi Jerman di Universitas Indonesia (2004–2008), dan sedang menjalani Program Doktor Filsafat di STF Driyarkara (2024–sekarang).

Pengalaman kerjanya meliputi penulis dan peneliti di ruangrupa (2015–sekarang), koordinator subjek belajar di Gudskul (2018–sekarang), pengajar paruh waktu mata kuliah Pancasila, Bahasa Indonesia, dan Civics di Universitas Multimedia Nusantara dan Politeknik Multimedia Nusantara (2020–2024), pengajar di Universitas Tujuh Belas Agustus (2017–2018) dan Kalbis Institut (2014–2018), editor bahasa di diversity.id (2017–2020), anggota redaksi Majalah Indonesiana (2017–2020) dan Lembar Kebudayaan Indoprogress (2013–2018), tenaga ahli dan konsultan di Ditjenbud Kemdikbudristek (2016–2024), copy editor untuk Borobudur Writers & Cultural Festival (2016–2021) dan Indonesian Dance Festival (2014–2019), serta peneliti di Lembaga Remotivi (2011–2013).

Sebagai pekerja lepas, ia meneliti untuk buku Seni Rupa Indonesia dalam Kritik dan Esai (DKJ, 2012), Naskah Kritik Tari Indonesia (DKJ, 2014), Bambang Bujono: Melampaui Citra dan Ingatan (Jakarta Biennale, 2017), Indeks Beranotasi Karya Ki Hadjar Dewantara (2017), Bibliografi Beranotasi Karya Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (2018), karya GM Sudarta (2018), dan pameran Bacaan Liar: Era Kolonial (Jakarta International Literary Festival, 2019). Ia juga menjadi desainer buku Indonesia Unggul (2015), tim penulis buku Sal Murgiyanto: Hidup untuk Tari (2016), koordinator pembenahan arsip Indonesian Dance Festival (2017) dan Learning Program Ok. Video (2017), panitia Kemah Budaya Kaum Muda (2019–2022), Pekan Kebudayaan Nasional (2019–2023), Festival Hujan Bulan Juni (2020–2022), Festival #100 Hari Jagakarsa (2022), Jakarta Biennale 2024, dan Peringatan Se-Abad Pramoedya Ananta Toer (2024–2025), penyiar radio online titikdua (2019–sekarang), dan panelis di ICAS 13 (Surabaya, 2024) serta pembicara di Sohornoma 2 (Dhaka, 2025).

Publikasi buku tunggalnya meliputi Seikat Kisah Tentang Yang Bohong (2017, nominasi 5 besar Kusala Sastra Khatulistiwa), Sudah Lama Tidak Bercinta Ketika Bercinta Tidak Lama (2018), Aku Mengenangmu dengan Pening yang Butuh Panadol (2021), dan #kitadirumahsaja dan Khawatir Akan Dunia (2021). Buku bersama termasuk Andai Presiden Kita Sehebat Harry Potter (2008), Bob Marley dan 11 Cerpen Pilihan Sriti.com (2009), Antologi Puisi Bulan Purnama (2011), Senja di Kota Kupang (2013), Kematian Sasando (2013), Cerita dari Selat Gonsalu (2015), Nyanyian Sasando (2015), Orde Media (2015), Teater Enter (2019), dan Mengeja FIXER 2021 (2021). Artikel jurnalnya diterbitkan di Jurnal Driyarkara (2011–2013), Melintas (2013), Jurnal Ultima Humaniora (2014), Jurnal Seni Rupa Warna (2017), Majalah Prisma (2018–2020), Majalah Mitra (2025), dan Curatography (2025).

Lihat Pandangan Pribadi
18 Daniella Fiitria Praptono Daniella Fitria Praptono adalah seniman grafis, pengajar, dan kurator yang aktif dalam kolektif seni ruangrupa sejak 2001. Ia lulus dari SMAN 82 Jakarta Selatan (1992) dan Sarjana Seni Rupa dengan jurusan Seni Grafis dari Institut Kesenian Jakarta (1994–1998). Karyanya berfokus pada seni grafis, mural, ilustrasi, dan proyek seni berbasis komunitas, terutama untuk anak-anak dan kelompok marginal seperti penyandang disabilitas dan warga binaan. Ia mendirikan rurukids (2010–sekarang), sebuah inisiatif pendidikan seni untuk anak-anak, dan Toleyot (2019), zine imajinasi anak-anak.

Pengalaman pamerannya meliputi Kenangan Masa Lalu (KOI Gallery, 2000–2012), Gantung Karya (Graha Bakti, TIM Cikini, 2000–2012), Hanya Memberi Tak Harap Kembali (ruangrupa, 2000–2012), Proyek Seni Perupa Perempuan – Bon Seni (2016), Yes The Future Has Been Sold (Galeri Nasional Indonesia, 2017), Kota.edu (Gudskul, 2018), Sablon Biennale 2023 Jakarta (bersama rurukids, INKLUSI, dan PKBI, 2023), dan pameran kolaborasi dengan warga binaan LPKA serta Lapas Perempuan Tangerang di Pekan Kebudayaan Nasional (Galeri Nasional, 2023). Ia juga berperan sebagai Direktur Artistik documenta fifteen di Kassel, Jerman (2022) bersama ruangrupa, menginisiasi Beauty Collective Studio dan RBNB Gledex . Pada 2025, ia akan terlibat dalam perayaan 25 tahun ruangrupa.

Sebagai pengajar, ia mengajar seni dan kerajinan di Madania School Parung (2005–2013) untuk tingkat SD, SMP, dan SMA, serta berbagi pengetahuan tentang pendidikan seni anak di Gudskul Shortcourse (2018). Ia juga menjadi pelatih motivasi untuk perempuan (2018–2019) dan mengkurasi pameran tunggal di rurukids (2018–2019). Publikasinya meliputi ilustrasi untuk buku anak-anak Dancow (2009), Masa Kecil Kartini (2015), dan Puisi Para Hantu karya Ziggy (2016, bersama Kemendikbud dan Lambertus Berto Tukan). Ia aktif mengelola acara seni komunitas seperti Bagi Terangmu (2017) bersama SA’AE dan anak-anak tunanetra, serta lokakarya perempuan tentang makanan sehat dan self-love (2018).

Lihat Pandangan Pribadi
19 Charles Sugiarto Charles S. Marpaung adalah desainer produk dan pengajar. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Watampone (1983–1989), SMP Negeri 56 Jakarta (1989–1992), SMA Negeri 6 Jakarta (1992–1995), serta meraih gelar Sarjana Desain Produk (1995–2000) dan Magister Desain Produk (cum laude, 2015–2017) dari Fakultas Desain dan Seni, Universitas Trisakti, Jakarta.

Pengalaman kerjanya meliputi desainer di PT. Panca Motor (1998, mendesain dashboard Isuzu Panther), PT. Elektronik Mega Indo (2000, desain model hiburan), PT. Biggy Cemerlang (2001, desain peralatan rumah tangga plastik), dan PT. Matahari Leisure (2002, desain model hiburan Time Zone). Saat ini, ia menjabat sebagai CEO PT. Mar’s Jaya, mengelola proyek seni dan desain, serta menjadi dosen honorer di Fakultas Desain dan Seni Universitas Trisakti, mengajar sketsa manual, rendering, gambar komputer, ide konsep, dan lokakarya.

Pengalaman lainnya mencakup juri Pemuda Pelopor DKI Jakarta (2022–2024), juri Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) DKI Jakarta (2023–2024), pemegang Hak Kekayaan Industri untuk pemanfaatan limbah kemasan botol (2024), dan sertifikasi kompetensi kewirausahaan dan industri (2023). Ia juga mengikuti lokakarya seperti Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) (UPI, 2021), Carving Fine Art Summer Program (UNUSNU Jepara, 2018), Acrylic Processing (PT. Pelangi, 2000), dan Make Idea to Model (PT. Panca Motor, 2000). Penelitiannya meliputi studi ergonomi untuk pengunjung Museum Tekstil Jakarta (2019), desain display produk untuk Museum Sejarah Jakarta (2018), dan kursi listrik untuk dosen penyandang disabilitas (2015). Ia juga menjadi pembicara di seminar seperti Pendekatan Ergonomi Makro (2010), Pendidikan Profesional Desain Produk (2009), dan Be a Professional Automotive Designer (2005).

Lihat Pandangan Pribadi
20 R. Rahadyan Prasidha S.SN. R. Rahadyan Prasidha, dikenal sebagai Semut atau Semut Prasidha, adalah seniman, pengajar, dan penggagas kegiatan seni rupa yang aktif dalam ekosistem seni Jakarta. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa, Institut Kesenian Jakarta, dan mengajar intrakurikuler mata pelajaran Humaniora (Lukis) di SMA Santa Ursula Jakarta sejak 2004 hingga 2025. Sebagai Sekjen Himpunan Pelukis Jakarta (HIPTA) hingga Desember 2025, ia turut menghidupkan kembali organisasi ini pada 2022 dan mengkoordinasikan berbagai pameran seni.

Kegiatan seni dan budayanya meliputi partisipasi dalam Seni Melawan Tirani Jaga Jakarta 2025 (DKJ, Taman Ismail Marzuki), pameran Road To 40 Tahun HIPTA (Oktober–November 2025), pameran 40 Tahun HIPTA (Desember 2025), penyusunan buku 40 Tahun HIPTA (2025), pendirian komunitas sketsa Gesek Tulang bersama alumni IKJ, pameran perdana Control-Z di Creativite, Neha Hub (2025), dan pameran LIMPUL bersama Mozarts’73 untuk World Skate Day 2025. Ia juga mewadahi pameran tunggal seniman baru bersama HIPTA (2025). Pada 2024, ia menjadi Ketua Pelaksana Sumpah Pemozarts 2024 , menggagas Mother Earth Exhibition , dan pameran Gas Aja Dulu bersama Mozarts’73. Pada 2023, ia mengaktifkan kembali komunitas Mozarts’73, dan pada 2022, mendukung Hari Menggambar Nasional bersama Forum Drawing Indonesia serta pameran Back to Reality bersama Hip Art. Ia juga mengkoordinasikan pameran perupa muda di Balai Budaya (2019) dan turut membentuk komunitas Hip Art (2018). Sejak 2002–2017, ia aktif dalam perjalanan kesenian bersama mahasiswa, alumni IKJ, dan seniman lain di dalam dan luar kampus.

Lihat Pandangan Pribadi
21 Indah Soraya Ariani Indah Soraya Ariani adalah penulis, editor, dan pekerja seni yang aktif di bidang seni rupa, budaya, desain, dan arsitektur. Berasal dari keluarga berdarah Aceh dan besar di lingkungan warga Cina Benteng, ia lulus dari SMA di Tangerang dan meraih gelar Sarjana Komunikasi Massa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

Karier jurnalistiknya dimulai di majalah Prodo (1999–2007) dan berlanjut di Dewi (Femina Group, 2007–2016), di mana ia meliput, mewawancarai, dan menjalin hubungan dengan tokoh dan lembaga seni budaya, khususnya seni pertunjukan, sastra, dan seni rupa. Ia menjadi anggota Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI, 2012–2017), mengelola humas untuk Indonesia Art Award dan Kompetisi Nasional Seni Lukisan Remaja (KNSLR). Sejak meninggalkan Dewi , ia bekerja sebagai penulis dan editor independen serta terlibat dalam penyelenggaraan acara seni, seperti Jakarta Biennale 2017 (Manajer Komunikasi), Bintaro Design District 2018 (Manajer Komunikasi), Art Jakarta 2019 (Tim Strategi Komunikasi), Bintaro Design District 2019 (Executive Event Organizer), Jakarta Biennale 2020 (Deputy Director), Artidentity 2021 (Kurator), dan Kids Biennale Indonesia 2025 (Humas).

Indah aktif di berbagai komunitas budaya dan kemasyarakatan, termasuk Koinsastra, Gerakan Indonesia Membaca Sastra (GIMS), Komunitas Padmanusa, Yayasan Art Brut ID, Gerakan Indonesia Kita, Komunitas Kridha Dhari, Sahabat Seni Nusantara (SSN), dan Puan Seni. Meski tinggal di Tangerang, ia banyak berkegiatan di Jakarta sejak 1999 hingga 2025.

Lihat Pandangan Pribadi