Komite Teater DKJ bersama Asosiasi Teater Lima Wilayah DKI Jakarta mengadakan program Lintas Media –yang merupakan suatu respon terbentuknya medan baru dalam dunia kesenian. Program ini menggunakan media apapun untuk menciptakan dialog atau merespon fakta-fakta budaya maupun kondisi sosial-politik di sekitar kita.
Program Lintas Media edisi pertama ini akan menghadirkan Melati Suryodarmo, seniman seni rupa pertunjukan, sebagai pembicara. Melati akan bicara mengenai PINJAM (BORROW), yang merupakan presentasi performatif Melati Suryodarmo yang pernah dilakukannya dalam program TPAM di Yokohama pada 2015.
Program Lintas Media ini akan diadakan pada:
Rabu, 22 Juni 2016
Pukul 16.00 WIB
Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki
Acara ini gratis dan terbuka untuk umum. Kapasitas hanya 100 kursi.
Untuk pendaftaran mengikuti program ini bisa melalui link berikut: http://bit.ly/daftarlintasmedia-juni
Mengani PINJAM (BORROW)
Apa saja yang telah dipinjam seorang seniman dari dirinya, hidup di sekitarnya, masyarakat maupun sejarah yang dikenalnya, berbagai pelajaran yang pernah diterimanya, bahkan meminjam tubuh dan nafasnya sendiri? Sebuah pertanyaan dimana seorang seniman mengkurasi dirinya sendiri untuk mengenali akar majemuk tempatnya tumbuh.
“Pinjam” awalnya merupakan presentasi performatif Melati Suryodarmo yang pernah dilakukannya dalam program TPAM di Yokohama tahun lalu, 2015 (Borrow). Presentasi ini merupakan fragmen dimana Melati mengkurasi berbagai pengaruh yang pernah dialaminya, dan menciptakan sebuah latar belakang baru bagi titik-tolak medan kerjanya dalam dunia performance art. Sebuah presentasi yang awalnya merupakan bagian dari proses untuk karyanya, Sisifus. Karya ini merupakan kerja koreografi yang dilakukan Melati melalui riset tubuh sebagai wadah kenangan, dan bagaimana peran tubuh ketika kesadaran diserahkan atau berada di bawah otoritas seorang shaman (dukun).
Kini Melati sedang bekerja dalam taraf awal persiapan karya (Macbeth incl talk). Sebuah karya yang kian memperlihatkan bagaimana Melati tidak lagi bekerja dalam batas tertentu sebuah disiplin seni, melainkan bagaimana sebuah karya membuat teritorinya sendiri di antara batas-batas disiplin seni lainnya yang saling bersinggungan. Teritori ini bisa meluas (dimana Melati juga menggali elemen tari Pakarena di sini), tetapi juga bisa menyempit dalam ruang teater privat.
Mengenai Melati Suryodarmo
Lahir pada tahun 1969 di Solo, Indonesia. Setelah lulus studi Hubungan International di FISI UNPAD pada tahun 1993, Melati mulai belajar di jurusan senirupa dengan fokus pada bidang studi Konsep Ruang dan Performance Art di Hochschule fuer Bildende Kuenste Braunscweig (HBK) Jerman pada tahun 1994. Di BHK Braunschweig Melati belajar performance dibawah bimbingan intensif oleh Anzu Furukawa (performance/Butoh) dan Marina Abramovic. Sejak tahun 1996 ketika masih mahasiswa hingga sekarang, Melati telah menampilkan karya performancenya di berbagai festival internasional dan berpartisipasi pada pameran-pameran senirupa di berbagai negara, diantaranya: Marking the territory, IMMA Dublin (2001), Van Gogh Museum Amsterdam, during the Exhibition of the Life of Egon Schiele in 2005; Videobrasil Sao Paolo (2005), 52nd Venice Biennale Dance Festival (2007), KIASMA Helsinki (2007), Manifesta7, di Bolzano, Italy (2008),In Transit Festival, HKW Berlin (2009), Manchester International Festival, Manchester, UK (2009), TransArt Festival, Bolzano (2012), Luminato Festival of the Arts, Toronto (2012), Sensorium 360°, Singapore Arts Museum, Singapore (2014), OzAsia Festival, Adelaide (2015), Asia Pacific Triennale 8, Qagoma, Brisbane (2015), dan lain-lain. Sejak tahun 2007, Melati memfasilitasi PALA (performance Art Laboratory Project)dan “undisclosed territory” performance art event yang diadakan setiap tahunnya. Sejak tahun 2012, Melati Suryodarmo mendirikan Studio Plesungan, sebuah ruang alternatif untuk laboratorium performance art.
acara yang bagus dan perlu, oleh sebab itu saya ingin hadir menyaksikannya.
Sampai jumpa sore ini ya.
Terima kasih.