Jakarta, 17 Desember 2006
Kawan-kawan dunia teater yang saya hormati,
Setelah 10 hari kita berkumpul, menonton dan ditonton, berdiskusi, kita merasakan keyakinan, tanpa keraguan lagi, bahwa dunia teater perlu, harus, dan memang sedang bersiap-siap untuk naik ke tempat lebih tinggi.
DKJ merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Anda semua, karena dengan perasan serta aktif Anda selama 10 hari ini, And telah membuktikan kebenaran keputusan DKJ untuk terlibat kembali dalam penyelenggaraan festival ini.
Kini kita semua dapat melihat lebih terang peta dunia teater kita, khususnya di Jakarta dan sekitarnya, yang dengan sendirinya juga menjadi barometer penting teater Indonesia.
Kami merasakan adanya keinginan bersama yang kuat untuk menciptakan (kembali) iklim berteater yang lebih baik, dan untuk meningkatkan keterampilans serta pengetahuan di semua aspek teater.
DKJ akan berupaya mendorong gairah ini dengan apa yang dapat diberikan DKJ. Tetapi teranglah bahwa yang paling penting dan utama adalah peran aktif saudara-saudara sendiri sebagai penggiat teater. Para penggiat teater sendiri yang harus merumuskan strategi ke masa depan. DKJ dengan tulus bertekad menjadi teman setia Anda dalam upaya dan proses ini.
Dari 10 hari ini kita telah memetik banyak sekali pelajaran. Kita mengetahui bahwa kejayaan masa lalu adalah jawaban/tanggapan kreatif yang tepat untuk ruang dan waktunya sendiri. Kita mengetahui bahwa bila kita hendak menjayakan kembali tetater di masa kini dan masa depan, maka kita harus mencari jawaban baru yang tepat untuk masyarakat dan kota kita masa kini. KITA sedang berubah, kata Putu Wijaya hari Jumat lalu. Dan itu berarti teater harus berubah. KOTA kita terus berubah, plastis, tak ada yang tetap, kata Radhar Panca Dahana juga Jumat lalu. Kota adalah tempat masyarakat masa depan kita akan makin berada dalam jumlah dan intensitas yang makin besar, tempat interaksi berbagai kejadian, orang, kelakuan, idologi, pemikiran, gagasan. Itu berarti kota adalah sumur inspirasi yang tak akan kering. Ada masalah, ada idiom, ada simbol-simbol baru di dalam masyarakat dan kota kita yang terus berubah dan memberikan lagi masalah, idiom, simbol baru kepada dunia teater. Teater hanya dapat berjaya kembali apabila menanggapi perkembangan dan perubahan-perubahan itu.
Pepatah Hindu mengatakan tentang penari: “Barang siapa yang bergerak terus akan tetap berdiri tegak, barang siapa yang berdiri diam akan jatuh, bahkan oleh terpaan angin sekalipun.
Jadi DKJ mengajak Anda semua untuk berubah dan bergerak ke masa depan bersama, dan berjanji akan menjadi teman setia Anda.
Kita akan mulai dengan memetik pelajaran maksimum dari kebersamaan selama 10 hari lalu. Lalu kita merumuskan strategi dan kegiatan selanjutnya. Komite Teater akan memfasilitasi proses ini. Mari, saya mohon Anda semua aktif!
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih dan selamat kepada panitia dan peserta festival, komite teater, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman dan Badan Pengelola TIM. Pengabdian anda semua dalam penyelenggaraan festival ini akan menjadi papan lompat untuk menggapai masa depan.
Secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para tokoh teater kita – Putu Wijaya, Danarto, Ninik L. Karim, Radhar Panca Dahana, Remy Silado, Noorca M. Masardi, Ratna Riantiarno, Sitok Srengenge, Andy Bersama dan Zak Zorga — yang telah giat dan intensif menyumbangkan pikiran pada festival ini.
Dari awal saya sudah mengatakan kepada rekan-rekan anggota DKJ, bahwa salah satu komponen strategi kita dalam mengembangkan kesenian adalah kita harus memanfaatkan para mereka. Mereka tidak membutuhkan kita, tetapi kitalah yang memerlukan mereka untuk bersama-sama mengembangkan kesenian. Bersama mereka, saya mengajak semua penggiat teater untuk terus merumuskan strategi-strategi baru.
Kami masih akan memanfaatkan Anda semua di masa mendatang.
Sampai jumpa dalam kegiatan selanjutnya. Terima kasih.
Marco Kusumawijaya
Ketua Pengurus Harian – Dewan Kesenian Jakarta