Pekan Komponis Indonesia 2024: Bentala Swara dan Kolaborasi Marlaut Jakarta, 28 September 2024– Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta dengan bangga mempersembahkan Pekan Komponis Indonesia 2024 yang bertema “Bentala Swara”. Acara ini berlangsung 27-29 September di Galeri Cipta 2 Taman Ismail Marzuki. Pekan Komponis Indonesia diharapkan mampu menjadi ruang bagi para komponis untuk mengekspresikan karya-karya mereka dan menjalin koneksi dengan audiens yang lebih luas.

Arham Aryadi menjelaskan bahwa sejarah Pekan Komponis Indonesia telah terselenggara sejak tahun 1979, “Dari tahun 1979 pekan komponis sudah menghasilkan komponis yang diakui secara internasional seperti Otto Sidharta, Djadug Ferianto, Blasius Subono, Franki Raden, dan masih banyak lagi. Mengusung tema “Bentala Swara,” PKIna kini digelar atas kerja sama Dewan Kesenian Jakarta dengan Perempuan Komponis: Forum & Lab. suatu kerja bersama yang menandakan keterbukaan pada kolaborasi dan keberagaman.

Kolaborasi ini adalah sebuah inisiatif yang mendukung peran perempuan dalam dunia musik serta menciptakan kesempatan bagi mereka untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan melalui berbagai sesi workshop dan pameran.

Menurut Gema Swaratyagita komposer dan salah satu inisiator Perempuan Komponis mengatakan bahwa, “kolaborasi ini sebetulnya merupakan sebuah awal yang baik untuk mensinergikan ide, konsep dan tenaga dalam merancang dan melaksanakan program seperti Pekan Komponis Indonesia 2024, diantara masing-masing Komite Musik DKJ dan Perempuan Komponis yang didalam visi misi programnya cukup sinergis dengan apa yang dilakukan di dalam organisasi dan kolektifnya. Bentuk kolaborasi seperti ini akan memungkinkan banyak persilangan ide dan gagasan untuk memajukan pertumbuhan musik baru di Indonesia.”tuturnya.

Halida Bunga Fisandra inisiator Perempuan Komponis menambahkan bahwa, “kolaborasi ini menunjukkan adanya keterbukaan pada keberagaman, baik dalam penyelenggaraannya, maupun pandangan-pandangan musikal yang lebih plural. Perempuan Komponis: Forum & Lab bangga dengan kolaborasi ini, karena kami ikut serta mendorong forum musik yang inklusif dan mengetengahkan suara-suara yang selama ini terlupa dan terpinggirkan. Kami senang sekali DKJ menyambut hal ini dengan terbuka.  Kami berharap Pekan Komponis Indonesia sebagai platform musik mutakhir Indonesia bisa belajar dari apa yang telah dikembangkan para pendahulu, dan mengembangkannya secara relevan di masa kita, hari ini.”Jelas Dida.

Bekerja sama dengan British Council, Huddersfield Contemporary Music Festival (hcmf), Perempuan Komponis dan Networking Archive: UK-Indonesia Contemporary Music 2024, mengeksplorasi hubungan rumit antara budaya, alam, dan keberlanjutan, melalui cerita, lagu, dan pola tradisional dari Indonesia, Puerto Rico, dan Inggris. Sebuah wahana audio-visual bertajuk Marlaut mencerminkan jaringan bahasa yang menginspirasi.

Rangkaian kegiatan dalam Pekan Komponis Indonesia mencakup diskusi panel, workshop, dan pameran seni. Setiap kegiatan dirancang untuk memberikan pengalaman yang mendalam dan interaktif bagi semua peserta.

Sebagai bagian dari upaya kami untuk mempromosikan dan melestarikan musik tradisional serta kontemporer Indonesia, Pekan Komponis Indonesia berkomitmen untuk mendukung para komponis dalam menampilkan karya mereka kepada publik. Kami berharap acara ini dapat mendorong lebih banyak inovasi dan kreativitas dalam dunia musik Indonesia.

Narahubung :
Muhammad Ridho/Widya Nurul Fauziah
info@dkj.or.id /humas.dkj@gmail.com
www.dkj.or.id