Pengantar Komite Teater – Dewan Kesenian Jakarta

Mengapa program Lokakarya Menulis Naskah Teater Dunia Anak dan Remaja penting dilakukan sebagai bagian dari program Sayembara Naskah Teater Dewan Kesenian Jakarta – Rawayan Award 2022?  

Tidak seperti penulisan naskah teater untuk umum, naskah teater untuk anak dan remaja jarang mendapat perhatian baik dari segi distribusi karya maupun pembacaan kritis. Padahal sebenarnya, kami membayangkan bahwa dari naskah-naskah itulah kita bisa mengukur capaian artistik serta kebutuhan lakon yang pas bagi pelaku dan penonton muda teater. Sebab, tak hanya teater penting bagi pengayaan tumbuh kembang anak dan remaja, langkah ini penting untuk menyiapkan regenerasi atau keberlanjutan pelaku dan pendukung teater.

Sayangnya, dari pendataan arsip yang kami lakukan di tahun 2020-2021, kami menemukan bahwa Sayembara Naskah Anak dan Naskah Remaja Dewan Kesenian Jakarta berhenti diselenggarakan sejak tahun 80an. Padahal, bersama dengan naskah lakon untuk umum, ia telah menjadi program sayembara unggulan DKJ. Alasan yang terbaca dari data arsip adalah kurangnya pendaftar dan minimnya sorotan pada naskah pemenang. Hal ini sangat berbeda dengan hasil Sayembara Naskah/Lakon untuk umum yang menghasilkan naskah-naskah teater besar dan menjadi kanon sastra drama di Indonesia, seperti naskah Malam Semakin Kelam karya Nano Riantiarno, Aduh karya Putu Wijaya, Gaung karya Wisran Hadi, Bui karya Akhudiat dan banyak lagi.

Pendeknya, mengapa sulit menemukan penulis atau naskah teater untuk anak dan remaja? Apakah naskah teater untuk anak dan remaja lebih sulit diciptakan dan dinikmati? Apa kita perlu perangkat khusus untuk menulisnya dan membangun dunia anak dan remaja?

Berangkat dari kepercayaan kami terhadap pentingnya menyiapkan ruang aman bagi pembaca dan pelaku seni teater muda dengan segala pertanyaan di atas, kami memutuskan menyelenggarakan subprogram untuk memeriksa proses dan perangkat estetika penulisan naskah teater untuk anak dan remaja melalui pertemuan yang bisa digunakan untuk menawar praktik penulisan naskah sebagai metode penciptaan panggung bagi anak dan remaja serta berbagi pandangan di antara peserta maupun fasilitator. Kami membayangkan hasil dari lokakarya ini dapat turut mewarnai dunia teater anak dan remaja di Indonesia.

Lokakarya dimulai dengan penjelasan dasar mengenai psikologi anak dan remaja oleh psikolog pendidikan anak, Karina Adistiana. Peserta kemudian mengikuti enam sesi lokakarya bersama Adinda Luthvianti untuk penulisan naskah dunia anak dan Ibed S. Yuga untuk penulisan naskah dunia remaja. Fasilitator tidak sekadar membagi ilmu yang mereka punya tetapi juga memberi tanggapan atas proses penulisan peserta dan mendengarkan presentasi peserta atas tiap revisi yang mereka kerjakan. Di sinilah lokakarya ini menjadi penting yaitu adanya kesempatan pertukaran ilmu, nilai, referensi yang dua arah. Dengan demikian, pengayaan tak hanya terjadi pada peserta tapi juga membantu kami mencatat apa yang bisa dipertajam oleh penyelenggara di sesi berikutnya atau bahkan di program mendatang.

Tidak semua peserta mampu mengikuti proses semacam ini karena berbagai alasan seperti kesibukan di tempat lain, sakit atau bahkan keengganan untuk terbuka pada saran dan kritik dari fasilitator. Walaupun kami menghargai tiap alasan yang dimiliki individu, kami perlu mengembalikan tujuan awal lokakarya ini dibuat dan pentingnya hasil lokakarya ini dilihat sebagai jalan alternatif untuk mendobrak gaya berpikir dan bercerita ketika bicara tentang anak dan remaja terutama membebaskan imajinasi penulis seperti lawan bicaranya. Yang ingin kami sajikan sebagai hasil dari lokakarya adalah tawaran dan keberanian membicarakan dunia anak dan remaja. Naskah yang kemudian terhimpun, kami anggap sebagai sebuah kelahiran pertama dari proses membongkar praktik penulisan naskah teater untuk anak dan remaja. Naskah-naskah ini bersifat terbuka dan masih potensial untuk dikembangkan. 

Dari segi isi, kami mengelompokkan naskah yang ada ke dalam tiga subbab yang penting diperhatikan untuk pemanfaatannya terutama bagi pembaca muda. Subbab pertama, naskah yang kami kategorikan bisa dibaca dan dimainkan oleh anak dengan rentang usia 3-12 tahun. Naskah-naskah ini tidak hanya menjadikan anak sebagai tokoh utama tapi juga memperhatikan strategi bernarasi dan menghadirkan “sifat bermain-main” yang penting untuk anak. Subbab kedua, naskah yang kami kategorikan bisa dibaca dan dimainkan oleh remaja usia 13-18 tahun. Naskah-naskah yang dihasilkan dari lokakarya remaja memang cukup menantang dari segi penyajian isu. Namun, naskah yang dikategorikan dalam subbab ini masih menempatkan remaja sebagai penggerak cerita dengan tidak melupakan unsur dan interaksi dunia remaja. 

Subbab terakhir adalah naskah-naskah yang meminjam masalah tentang anak dan remaja yang dianggap penting untuk dilihat tetapi akan lebih sesuai bila dibaca atau dimainkan dengan supervisi orang dewasa atau bahkan pemain dewasa. Yang menarik dari subbab terakhir adalah penyajian isu mutakhir yang mungkin sensitif, seperti kekerasan domestik, alienasi di masa pubertas, krisis identitas yang dialami remaja dari berbagai lapisan kelas, geografi dan kultur tetapi masih perlu diolah dengan logika pembaca dan pemain remaja.

Demikianlah kami sajikan sebuah pembuka yang mengantar Anda untuk menelisik dunia anak dan remaja melalui cerita-cerita di atas panggung teater berikut ini. Kami berharap, penyajian ini memantik nyala dapur kreatif penulisan dan pemanggungan teater anak dan remaja di Jakarta dan seluruh Indonesia.

Jakarta, November 2022

Komite Teater – Dewan Kesenian Jakarta
Bambang Prihadi
Dendi Madiya
Nurul Susantono
Rebecca Kezia
Suaeb Mahbub