Kineforum Misbar 2014 telah resmi dibuka untuk masyarakat umum yang cinta dan peduli dengan Film Indonesia. Beberapa film dengan tema “Lawan!” telah siap untuk menghibur kita semua, tidak ada alasan untuk tidak datang ke acara yang dimulai pukul 19.00 WIB setiap harinya ini. Berikut adalah jadwal film mulai tanggal 24 hingga 30 November 2014 bertempat di Lapangan Blok S Jakarta Selatan,
Sekali lagi acara ini tidak dipungut biaya sedikit pun alias gratis!
Senin, 24 November 2014, pk. 19:00 di Lapangan Blok S
Tahun: 2014
Durasi: 91 menit
Produksi: PT Kepompong Gendut, Sodamachine Films
Produser: Sammaria Simanjuntak, Sharon Simanjuntak
Sutradara: Lucky Kuswandi
Penulis: Lucky Kuswandi
Pemeran: Adinia Wirasti, Dayu Wijanto, Ina Panggabean, Dira Sugandi, Marissa Anita, Trisa Triandesa
Sebuah cerita tentang keunikan kota Jakarta setelah matahari terbenam melalui tiga perempuan: Indri, Anggia, dan Cik Surya.
Anggia tak merasa Jakarta sebagai rumahnya sepulangnya dari New York, apalagi ketika ia mendapati Naomi, pasangannya selama di New York yang lebih dulu pulang ke Jakarta, berkompromi dengan kemunafikan gaya hidup kelas atas ibukota. Indri, seorang penjaga handuk di pusat kebugaran yang ingin menaikkan standar hidupnya yang pas-pasan, merasa bahwa seorang laki-laki kaya yang ia kenal melalui chatting di smartphone cicilannya adalah jawaban bagi masalahnya. Cik Surya, ibu rumah tangga yang dikenal hanya dengan nama suaminya, Koh Surya, seorang pengusaha sukses, merasa tidak berarti setelah suaminya meninggal. Apalagi ketika ia tahu kalau selama ini suaminya memiliki kekasih lain, seorang penyanyi bar kelas bawah Jakarta.
Pada malam yang sama, kehidupan ketiga perempuan itu berubah di luar rencana.
KETIKA BUNG DI ENDE
Senin, 24 November 2014, pk. 21.00 di Lapangan Blok S
Tahun: 2013
Durasi: 131 menit
Produksi: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Produser: Catur Puji Sulistyawan
Sutradara: Viva Westi
Penulis: Viva Westi, Tubagus Deddy
Pemeran: Baim Wong, Paramitha Rusady, Niniek L Karim, Tio Pakusadewo, Hans de Kraker
Karena aktivitas politiknya, Soekarno diasingkan ke Ende pada 1934. Ia ditemani istrinya, anaknya, dan ibu mertuanya. Masa awal di pengasingan ia lalui dengan sulit. Rakyat setempat tidak ada yang berani bertegur sapa dengannya. Ke mana-mana Soekarno selalu diikuti aparat keamanan.
Dalam kondisi terasingkan inilah, Soekarno menggalang massa. Calon presiden pertama Indonesia itu coba memantik semangat kemerdekaan di tengah masyarakat yang hampir tidak mengenalnya atau hanya mendengar reputasinya dari kejauhan. Ia mengadakan pengajian, mengajak warga sekitar untuk bermain sandiwara. Naskah yang pernah ia tulis antara lain Rahasia Kelimoetoe dan Indonesia 1945.
Viva Westi dan kawan-kawan secara apik menuturkan satu periode penting dalam perjalanan hidup Soekarno, masa ketika Soekarno merenungkan konsep dasar negara Indonesia.
Selasa, 25 November 2014, pk. 19.00 di Lapangan Blok S
Tahun: 2014
Durasi: 102 menit
Produksi: Cangkir Kopi
Produser: Abduh Aziz
Sutradara: Lasja F Susatyo
Penulis: Sinar Ayu Massie, Abduh Aziz
Pemeran: Alex Komang, Nungky Kusumastuti, Adinia Wirasti, Teuku Rifnu Wikana, Fauzi Baadilla, Ibnu Jamil
Yan adalah seorang pejabat pemerintah yang lurus. Istrinya, Ratna, adalah dosen filsafat di sebuah universitas terkemuka. Mereka berdua memiliki tiga anak yang sangat berbeda sifat dan kepentingan.
Yang tertua, Firman, paling lemah, baru saja cerai dan dalam kondisi menganggur. Anak kedua, Satria, kontraktor muda, yang punya ambisi besar untuk mengembangkan bisnisnya. Satria tentu saja jadi anak emas keluarga. Dan yang terakhir adalah Dian, bungsu kesayangan seluruh anggota keluarga, telah bertunangan dengan Hasan, anggota DPR yang masih muda, haus kekekuasaan dan punya banyak koneksi para pejabat.
Layaknya film-film Indonesia klasik, Sebelum Pagi Terulang Kembali menempatkan pertarungan kepentingan dalam suatu keluarga sebagai cerminan kondisi negara. Secara bersamaan, film ini melukiskan konsekuensi mematikan ketika kepentingan keluarga dan negara saling tumpang tindih.
BERI AKU WAKTU
Selasa, 25 November 2014, pk. 21.00 di Lapangan Blok S
Tahun: 1986
Durasi: 90 menit
Produksi: PT Pan Asiatic Film, PT Isae Film
Produser: Jaja Sudiaman, Alex Tedja
Sutradara: Buce Malawau
Penulis: Buce Malawau
Pemeran: Mathias Muchus, Ira Wibowo, Pitrajaya Burnama, Johan Saimima, Leroy Osmani
Mario, pemuda Ambon, hanya tahu bahasa otot. Kakaknya dikeroyok orang, dia hadapi para pengeroyok. Adiknya dibawa pacaran ke pantai, dia hajar pacarnya, dan dia bakar mobilnya. Tetapi masalah terbesarnya adalah ayahnya, Pieter Matulessy, yang sejak kecil mendidiknya secara keras, tanpa memperlihatkan rasa sayang sama sekali. Mario berontak. Ayahnya makin benci, apalagi di luar rumah kerjanya hanya berkelahi. Pekerjaan resminya pun hanya penjaga keamanan sebuah proyek bangunan. Perkenalannya dengan Susan, gadis Indo-Jawa sebenarnya mulai mengubah sikapnya, tapi Susan lebih menurut orang tuanya yang menjodohkan dengan Broto, yang belakangan ketahuan sudah menghamili gadis lain. Persoalan makin menumpuk. Ayahnya pergi dari rumah setelah bertengkar keras dengan Mario. Beri Aku Waktu meraih empat nominasi pada Piala Citra 1986 untuk kategori Cerita, Pemeran Utama Pria, Pemeran Pembantu Pria, dan Pemeran Pembantu Wanita.
Rabu, 26 November 2014, pk. 19.00 di Lapangan Blok S
Tahun: 2011
Durasi: 102 menit
Produksi: ET Film, Maarif Production
Produser: Asaf Antariksa, Endang Tirtana
Sutradara: Garin Nugroho
Penulis: Tri Sasongko
Pemeran: Jajang C Noer, M Dinu Imansyah, Eka Nusa Pertiwi, Kukuh Riyadi
Tiga cerita tentang wajah kehidupan beragama di Indonesia. Ada Rima, seorang gadis yang sedang gundah dalam pencarian identitas. Dalam kegamangannya, ia terlibat dalam kelompok yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia. Ada Jabir, seorang remaja yang menjadi pengebom bunuh diri karena terdorong oleh kondisi keluarga dan kesulitan ekonomi.
Ada juga Asimah, seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya: Aini. Anaknya menjadi menjadi korban penculikan orang-orang dari kelompok Islam Fundamentalis. Penculikan itu berlangsung ketika Asimah tengah berada pada proses perceraian. Asimah kian frustasi jadinya.
BELENGGU
Rabu, 26 November 2014, pk. 21.00 di Lapangan Blok S
Tahun: 2013
Durasi: 100 menit
Produksi: Falcon Pictures
Produser: Frederica, Upi
Sutradara: Upi
Penulis: Upi
Pemeran: Abimana Aryasatya, Laudya Cynthia Bella, Imelda Therinne, Verdi Solaiman, Arswendi Nasution
Elang terbangun dari sebuah mimpi buruk dan mendapat wahyu, bahwasanya Jingga adalah kunci dari semua hal mengerikan di kota gila ini. Jingga, seorang pelacur, terobsesi balas dendam pada tiga lelaki yang memperkosanya. Elang sendiri terobsesi menjadi pemain akrobat berkostum kelinci. Ia pernah masuk rumah sakit jiwa karena membunuh anak dan istrinya.
Bekerja di sebuah bar, Elang yang penyendiri bertetangga dengan Djenar, ibu dari seorang gadis cilik bernama Senja. Suami Jenar, Guntur, “dianggap” seorang pelempar pisau yang selalu mengenakan kostum kelinci dalam pertunjukannya. Di apartemennya, ia selalu dihantui mimpi buruk dan ilusi, hingga kenyataan dan halusinasi berbaur.
Jatuh cinta pada Jingga dan bertekad membalas dendam pada lelaki yang memperkosa Jingga, membuat Elang melakukan pembunuhan terhadap tiga pemerkosa itu. Karena itu, ia ditangkap oleh polisi. Untuk membuktikan dirinya tak bersalah, Elang harus mengungkap rahasia mengerikan yang telah terkubur lama.
Kamis, 27 November 2014, pk. 19:00 di Lapangan Blok S
Tahun: 2011
Durasi: 87 menit
Produksi: Salto Films, KG Productions
Produser: Shanty Harmayn, Salman Aristo, Kemal Arsjad
Sutradara: Rudi Soedjarwo
Penulis: Salman Aristo
Pemeran: Christoffer Nelwan, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan, Bastian Bintang Simbolon, Teuku Rizky Muhammad, Monica Sayangbati
Baron sangat kesal ketika harus mengikuti orang tuanya pindah dari Jakarta ke Balikpapan. Ia pun memilih untuk menutup diri dari lingkungan barunya dan sibuk sendiri bermain mobil remote control. Namun, karena satu dan lain hal, Baron harus mewakili sekolahnya ikut perkemahan Pramuka dan satu regu dengan Rusdi, pramuka supel yang kelewat optimistis dan kerap kali membuat Baron jengkel. Bersama dengan anggota lain, Anton si ahli api dan Aldi si kerdil yang temperamental, mereka memulai petualangan barunya di perkemahan.
Mereka bertemu dengan Sindai, gadis perkasa, yang banyak membantu Baron dan kawan-kawan ketika harus menjelajahi hutan lebat dalam salah satu permainan dalam perkemahan. Situasi semakin menegangkan ketika Rusdi dan Anton diculik oleh komplotan pembalak liar pimpinan Arip Jagau di tengah hutan. Baron, Aldi, dan Sindai, yang tadinya mau kabur dari perkemahan, harus kembali untuk menolong kedua sahabatnya.
METAMORFOBLUS
Kamis, 27 November 2014, pk. 21.00 di Lapangan Blok S
Tahun: 2010
Durasi: 90 menit
Produksi: Rumah Pohon Indonesia
Produser: Ursula Tumiwa
Sutradara: Dosy Omar
Narasumber: Kaka , Bimbim, Ivanka, Abdee, Ridho, Bunda Iffet, Joker Supriadi, Juliana Lestari, Andi, Poniran, Maksimus, Neneng, Ivan, Yepo, Roberto, Spek, Ditron
Film ini berkisah tentang Slank berdasarkan perspektif tiga orang Slanker (penggemar Slank) dari tiga kota yang berbeda. Di Batam, ada Supriyadi alias Joker, seorang polisi berambut Mohawk, yang menerapkan nilai-nilai PLUR. Ia maju ke depan, menjadi mediator untuk mencari solusi bagi orang-orang yang bertikai, dengan cara anti-kekerasan.
Dari Bantul, Yogyakarta, ada Andi Yuni Dwi Nurcahya alias Andi Virus yang mabuk hanya karena mengikuti pujaannya, Bimbim. Ia pun bentrok dengan ayahnya, Pak Poniran yang seorang Muslim taat. Tapi, ketika Slank keluar dari narkoba, ia pun juga termotivasi untuk bersih dari obat-obatan itu. Apalagi,Bimbim dan Bunda Iffet turut pula menyemangatinya lewat surat.
Sedangkan sekelompok pencinta Slank asal Kupang punya masalah tersendiri dengan “birokrasi complex”. Mereka sulit mendapatkan paspor untuk menuju Dili yang sudah terpisah dari Indonesia. Dan saat hadir di sana, terlihat bagaimana musik Slank mendekatkan dan merekatkan orang-orang Kupang dan Dili.
PENDEK DAN SEGAR “KOMEDI”
Jumat, 28 November 2014, pk. 19:00 di Lapangan Blok S
Total Durasi: 56 menit
Film:
Sepatu Baru (Aditya Ahmad, 2014 | 14 menit)
Seorang anak sudah siap memamerkan sepatu barunya ke teman-temannya di sekolah. Apa daya hujan turun. Alam menolak, akal bertindak.
Joshua (Alvin Ardiansyah, 2014 | 12 menit)
Joshua, murid sekolah berusia 8 tahun, percaya bahwa dia telah menghamili teman sekelasnya, Lily, hanya karena dia telah menciumnya. Joshua bersedia bertanggung jawab dan mencari uang dengan cara berjualan kelereng.
El Meler (Dennis Adishwara, 2001 | 30 menit)
Siapa yang tak kenal Meler: jago tembak, muka ingusan, penguasa Jalan Haji Subuh. Suatu hari geng anak kompleks sebelah datang menantangnya.
ATHEIS
Jumat, 28 November 2014 pk. 21.00 di Lapangan Blok S
Tahun: 1974
Durasi: 127 menit
Produksi: PT Matari Film
Produser: Sjuman Djaya, Handojo
Sutradara: Sjuman Djaya
Penulis: Sjuman Djaya, Achdiat Kartamihardja
Pemeran: Deddy Sutomo, Kusno Sudjarwadi, Farouk Afero, Christine Hakim, Aedy Moward, Ernie Djohan, Maruli Sitompul, Kris Biantoro, Rita Zahara, Emmy Salim
Film ini mengadaptasi novel karya Achdiat Karta Mihardja berjudul sama yang diterbitkan Balai Pustaka pada 1949. Sejumlah kawan lama bertemu dan bercengkerama, ketika dunia baru saja tercengang akan kabar bom atom yang meledak di Hiroshima.
Hasan, santri keturunan yang kini bekerja sebagai pegawai Perusahaan Air Minum di Bandung. Masa kanak-kanaknya sangat tradisional, pendidikannya setengah-setengah. Waktu kanak-kanak ia jatuh cinta pada Rukmini, tapi waktu dewasa terpesona pada Kartini, perempuan bebas dan berpaham modern.
Kartini bergaul erat dengan Rusli, partisan yang bergerak di bawah tanah dan sahabat masa kecil Hasan. Mereka bertemu dengan, seorang nihilis yang getol berdebat tentang kolot-modern dan keberadaan Tuhan. Hasan yang peragu dan terombang-ambing, suatu saat melihat kenyataan paling pahit dalam hidupnya: istrinya, Kartini, menginap satu losmen dengan si nihilis Anwar. Keputusan diambil: hadir atau tersingkir. Ia berangkat untuk membunuh Anwar.
Sabtu, 29 November 2014 pk. 18.30 di Lapangan Blok S
Total Durasi: 68 menit
Film:
Jadi Jagoan Ala Ahok (Chandra Tanzil & Amelia Hapsari, 2012 | 30 menit)
Dokumentasi perjalanan hidup Basuki Tjahaja Purnama saat berkampanye sebagai calon Anggota DPR dari daerah Bangka Belitung di Pemilu 2009 lalu.
Nyalon (Ima Puspita Sari, 2014 | 38 menit)
Di sebuah salon milik Dini dan Kardi, para pelanggan yang datang bercerita mulai dari kehidupan pribadi, sampai panasnya dunia politik menjelang Pileg dan Pilpres 2014 lalu.
GARUDA POWER: THE SPIRIT WITHIN (pemutaran perdana di Indonesia)
Sabtu, 29 November 2014, pk. 20:00 di Lapangan Blok S (pemutaran perdana di Indonesia)
Tahun: 2014
Durasi: 77 menit
Produksi: Shaya Production
Produser: Julien Thialon, Cécile Jeune, Bastian Meiresonne, Dimas Jayasrana
Sutradara: Bastian Meiresonne
Narasumber: Barry Prima, George Rudy, Imam Tantowi, Gope Samtani, Ackyl Anwari, Maya Barrack-Evans, JB Kristanto, Ronny Agustinus, Hikmat Darmawan, Seno Gumira Ajidarma
Film laga terhitung konsisten hadir dalam fase-fase sejarah perfilman Nusantara. Ia sudah ada sejak tahun-tahun pra-kemerdekaan pada dekade 1920 dan 1930an, mapan pada dekade 1970 dan 1980an, sekarat selama dekade 1990an, lalu tumbuh lagi pada tahun-tahun pasca-reformasi hingga sekarang. Sepanjang keberadaannya, film laga punya tempat yang istimewa dalam keseharian penonton Indonesia. Inilah yang Garuda Power coba uraikan secara kronologis dan mendalam.
Garuda Power berlandaskan pada riset lapangan, materi audiovisual dari berbagai arsip, serta wawancara dengan pembuat, pekerja, dan pengamat film. Pemutaran Garuda Power di Kineforum Misbar merupakan pemutaran perdana (premiere) di Indonesia.