Ajang Festival Teater Jakarta (FTJ) 2014 yang akan digelar pada 5-15 Desember 2014 diadakan di dua tempat, yaitu Teater Kecil (Taman Ismail Marzuki) dan Teater Luwes (Insitut Kesenian Jakarta). Mengusung tema Bebas, FTJ mengajak para peserta festival untuk lebih bebas berekspresi secara artistik dan tematik.
“Lewat tema bebas, akan menjadi luas, kebebasan tidak hanya kebebasan, tapi disitu ada harapan baru yang akan muncul,” ungkap Dewi Noviami, ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta.
Festival Teater Jakarta (FTJ) diadakan pada Desember dengan maksud merangkum peristiwa apa saja yang terjadi dalam setahun terakhir di kota Jakarta. Terutama dalam bidang kesenian, teater pada khususnya. Desember menjadi momen yang tepat untuk merunut rekam jejak dan kilas balik proses kreatif perteateran di Jakarta.
Delapan belas grup teater akan unjuk kebolehan dalam rangkaian Festival Teater Jakarta yang ke-42 tahun. Ketua Pelaksana Festival Teater Jakarta Malhamang Zamzam mengatakan kelompok teater yang akan tampil antara lain Teater Lugas, Teater Samudra Indonesia, Teater Ghanta, dan Komunitas Ranggon Sastra.
“Mereka mengolah dengan bahasa pembongkaran, adaptasi, dekonstruksi, dan rekonstruksi. Mereka tak mau menelan begitu saja, mereka bisa menakar dramaturgi, naskah, dan segala sesuatunya, “ jelas Madin Tyasawan, anggota komite Teater Dewan Kesenian Jakarta. Pada FTJ tahun ini ada enam kelompok yang menggunakan naskah buatan sendiri.
Festival Teater Jakarta, awalnya Festival Teater Remaja Jakarta sejak 1973, adalah sebuah peristiwa teater yang tidak hanya sebagai ruang kreatif senimana teater. Hadir sebagai akses pengerahuan, informasi, pemberdayaan, dan menjadi wadah bagi mereka yang ingin berkarya.
“Festival Teater Jakarta tak boleh hanya menjadi tempat untuk eksperimen dan rumah teater, tetapi harus menjadi tempat untuk berekspresi dan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru,” Alex Sihar, salah satu pengurus harian Dewan Kesenian Jakarta saat ditemui pada konferensi pers FTJ Kamis (25/11/14) di Teater Kecil, TIM.