Jerman selain dikenal sebagai negara industri terbesar di Eropa dan dunia, juga dikenal sebagai pusat budaya. Tidak ketinggalan, Jerman juga merupakan salah satu kota terpenting dalam perkembangan musik klasik. Sebut saja Bach, Beethoven, dan Mozart yang merupakan komponis-komponis paling terkenal dalam jagad musik klasik. Kemudian, diikuti para komponis kawakan lainnya: Brahms, Wagner, Haydn, Schubert, Handel, Schumann, Liszt, Mendelssohn Bartholdy, Johann Strauss II, Bruckner, Mahler, Telemann, Richard Strauss, Schoenberg, Orff, dan terakhir, Henze, Lachenmann, dan Stockhausen. Praktis, Jerman dapat dikatakan sebagai salah satu negara yang paling produktif menghasilkan komponis berkualitas dan terpopuler.

Setelah edisi pertamanya mengangkat karya-karya komponis dari negara nordik dalam tema Lanskap Skandinavia. Dalam edisi kedua, Jakarta City Philharmonic bermaksud mengajak para pecinta musik dan masyarakat Jakarta pada umumnya untuk merasakan atmosfir negara ras arya tersebut melalui karya-karya para komponisnya, dengan mengusung tema Pesona Romantik Jerman.

Jakarta City Philharmonic Edisi 2: Pesona Romantik Jerman diselenggarakan pada Kamis, 8 Desember 2016 di Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Gedung Kesenian Jakarta No.1 Pasar Baru, Jakarta Pusat. Pesona Romantik Jerman menampilkan karya tiga komponis Jerman, yakni Johannes Brahms (1833-1897), Richard Wagner (1813-1883), dan Felix Mendelssohn (1809-1847). Sebuah karya komponis muda Indonesia, Marisa Sharon juga akan dibawakan. Pertunjukan ini akan dipimpin oleh pengaba tamu Michael Budiman. Sebelumnya, pemusik Eric Awuy akan memperkenalkan karya-karya yang dibawakan.

Antusias masyarakat menyambut pertunjukan kedua ini cukup besar. Sejak dibuka reservasi online pada Jumat (2/12) lalu, sebanyak 551 orang mendaftar untuk menikmati pertunjukan ini secara langsung di Gedung Kesenian Jakarta. Namun, kapasitas gedung pertunjukan tersebut hanya dapat menampung 445 orang, dengan berat hati kami belum dapat mengakomodasi sebagian pendaftar.

Ke depan, Jakarta City Philharmonic akan fokus menampilkan repertoar-repertoar dunia periode tahun 1850—saat ini, atau bisa dibilang, sejak era neoklasik hingga klasik kontemporer. Dalam setiap pertunjukan dipilih tema dari satu atau beberapa wilayah tertentu. Tentunya, karya komponis Indonesia juga akan disajikan.
Jakarta City Philharmonic adalah program rintisan “orkestra kota” yang diadakan atas kerja sama Dewan Kesenian Jakarta dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), serta Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai mitra. Dalam waktu yang akan datang, direncanakan Jakarta City Philharmonic Orchestra digelar rutin setiap bulan sebagai agenda wisata budaya Provinsi DKI Jakarta.

Hal ini sejalan dengan misi untuk menjadikan Jakarta sebagai kota pusat budaya. Keberadaan musik orkestra diharapkan dapat memperkaya khazanah musik di Jakarta dan memupuk kecintaan akan kota Jakarta sendiri, di samping menampilkan hiburan kelas dunia. Dengan demikian, artinya Jakarta sudah sederajat—dalam konteks peradaban, bukan dalam hal pembangunan fisik kota—dengan kota-kota besar dunia seperti London, Wina, atau Paris. Hal tersebut diperlukan dalam rangka membawa kebudayaan nusantara ke tataran global.

Keberhasilan program ini merupakan salah satu ikhtiar penting guna memberdayakan peradaban kota dan warga Jakarta dalam pergaulan global, memperkuat iklim kebhinekaan, sekaligus membangun kekuatan baru ekonomi kreatif di bidang musik.

Kawan Jakarta City Philharmonic

Jakarta City Philharmonic digagas sebagai institusi mandiri dengan Dewan Komisaris yang terdiri dari Aksan Sjuman, Anto Hoed, Budi Utomo Prabowo, Fafan Isfandiar, dan Totot Indrarto. Dewan kesenian Jakarta, Badan Ekonomi Kreatif, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selanjutnya menjadi patron utama.

Budi Utomo Prabowo dan Fafan Isfandiar juga bertindak sebagai Pengaba Utama dan Master Konser Jakarta City Philharmonic. Anggota Jakarta City Philharmonic berikutnya akan dipuluh melalui audisi terbuka menjelang pertunjukan. Cara itu juga membuka peluang menjaring bakat-bakat baru dalam musik klasik.

Satu hal yang tidak mudah dilakukan secara konsisten di lingkungan yang belum memiliki ekosistem mapan seperti musik klasik adalah menyelenggarakan program berkala dengan standar terjaga. Keberlanjutan gagasan dan inisiatif penyelenggaraan program yang dimaksudkan untuk menghidupkan ruang budaya berkualitas baik ini tidak mungkin sepenuhnya bersandar pada pemerintah. Sebagai sebuah agenda kota, program ini selayaknya diselenggarakan bersama oleh semua unsur pemerintah dan masyarakat.

Kawan Jakarta City Philharmonic hadir untuk menjadi wadah seluruh pecinta musik di Jakarta dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Jakarta City Philharmonic. Besar harapan kami agar Kawan Jakarta City Philharmonic dapat menjadi support system utama hadirnya kembali kelompok orkestra kota yang secara rutin bermain dan melangsungkan pertunjukan, bahkan menjadi trademark kota itu sendiri.

REPERTOAR “PESONA ROMANTIK JERMAN”
1. Marisa Sharon (Indonesia) – From the Break of Morning
2. Johannes Brahms (1833-1897) – Symphony no.3
3. Richard Wagner (1813-1883) – Vorspiel & Liebestod dari Tristan und Isolde
4. Felix Mendelssohn (1809-1847) – Hebrides Overture