Akbar Yumni

Akbar Yumni, pernah bekerja mengadvokasi isu-isu minoritas di Desantara Foundation pada tahun 2008. Semenjak tahun 2007, Ia aktif di komunitas Forum Lenteng Jakarta, dan menjadi kurator dan selektor pada Festival Arkipel (Jakarta, International Experimental and Documentary Film Festival) pada 2013-2018, dan pada 2019 menjadi juri pada perhelatan tersebut. Di bidang kepenulisa, Ia menginisiasi dan menulis di www.jurnalfootage.net. Pada tahun 2015, Ia sempat menjadi kurator pada salah satu program Experimenta Festival, di Bangalore India. Pada tahun 2018, Ia mengikuti Curator Academy, Theatre Work-Goethe Institut, di Singapura. Ia memiliki pengalaman menjadi periset dan programer pada program-program Komite Teater pada 2015 DKJ (Dewan Kesenian Jakarta, dan Komite Tari pada 2021 dan 2022. Pada tahun 2020, ia mendapatkan Hibah Seni Kelola. Aktivitasnya menjadi seniman performance adalah merenactment arsip-arsip film Indonesia yang hilang di masa rezim ototarian. Beberapa karya reenactment performancenya antara lain; “Menonton Turang (1957)-Bachtiar Siagian” pada 2018, “Menonton Daerah Hilang (1956)-Bachtiar Siagian” pada 2020, “Menonton Sedap Malam (1951)-Ratna Asmara” pada 2021 dan 2022. Pada Juni 2022, Ia menjadi partisipan Translocal Performance Academy, bersama Theatre Combinat, di University of Applied Arts Vienna, Austria. Dan pada Agustus-September 2022, Ia sempat melakukan residensi dan pertunjukan bersama kelompok Shan Dong Ye, Hualien Taiwan.