Dewan Kesenian Jakarta | Jakarta Arts Council

Lintas Media 2018: Tata Bahasa (Pascakebenaran) & Imitating The Dog

Loading Event

Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Institut Kesenian Jakarta, dan British Council mempersembahkan program Lintas Media 2018: Tata Bahasa (Pascakebenaran) & Imitating The Dog yang akan berlangsung pada 16—22 Juli 2018. Rangkaian program ini terdiri dari pertunjukan, pameran, presentasi, dan diskusi.

Teknologi media sedang mengubah institusi-institusi budaya dalam kanonisasinya masing-masing. Pasar, salah satu institusi yang paling dominan, juga memasuki ruang lain dalam fenomena bisnis start-up.
Disiplin pengetahun maupun media dalam spesifikasinya masing-masing kian menyadari keterbatasannya. Kerja sama lintas disiplin maupun kerja lintas media menjadi aktivisme baru yang jejaknya sudah terlihat melalui gerakan Fluxus pada dekade 60-an. Kinerja ini, yang kini dinamai sebagai “lintas media” masih terkait dengan diagram lingkaran Dick Higgins, memperlihatkan titik-titik saling bersinggungan antar media kesenian.

Program ini merespon kebutuhan kerja eksperimental dalam bahasa-bahasa performatif kesenian, baik untuk aktivisme yang bekerja dengan media baru maupun untuk memperbarui standar estetika seni pertunjukan.
Produksi Program Lintas Media menggunakan media apapun untuk menciptakan dialog atau merespon fakta-fakta budaya maupun kondisi sosial-politik di sekitar kita. Melibatkan diri dengan fenomena seni pertunjukan masa kini, seperti performance art maupun praktek-praktek media lainnya.

 

Tata Bahasa (Pascakebenaran)

Tata Bahasa oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai: “kumpulan kaidah tentang struktur gramatikal bahasa”.

Tata Bahasa ikut membentuk kategori makna yang bersifat aplikatif dalam berbagai aktivisme yang kita lakukan: pembagian waktu, posisi gender, materialisasi maupun persepsi kata (kata benda, kata sifat, kata kerja, subjek, objek); posisi bipolar kata (lawan kata – antonim. persamaan kata – synonim); dan bunyi kata.

Tata bahasa merupakan mesin atau teknologi pertama yang mengatur komunikasi, logika pertama untuk berpikir kategoris, pola hubungan maupun imajinasi kita. Sebuah medan representasi pertama, platform yang aplikasinya juga bisa kita temukan dalam kerja kesenian maupun praktek-praktek reliji. Beberapa kata, seperti ide, makna, semesta, harapan … seperti sihir immaterial yang tidak pernah bisa dialami tubuh kita.

Kerja kesenian (salah satu praktek medan representasi yang teritorinya tidak berbatas, menggunakan ide dan imajinasi sebagai salah satu afirmasinya), hampir tidak pernah menjadikan tata bahasa sebagai medan pembacaan untuk berbagai prgoyek kesenian.

Program ini ingin mempertemukan bagaimana tata bahasa (atau bahasa) dengan teknologi “Big Data” yang sedang menjadi isu kebudayaan kontemporer kita. Teknologi media sedang mengubah institusi-institusi budaya yang pernah membentuk medan makna kita dalam kompleksitas teknologi Big Data: aplikasi memperoleh data, pemilahan, mengkurasi validitasnya, penelusuran, penyimpanan, pemindahan, analisis dan penyebaran merupakan aktivisme yang kompleks dalam kerja teknologi Big Data. Termasuk proses real-time dengan teknologi streaming seperti pemantuan kemacetan lalu-lintas.
Program yang agak tergesa-gesa mau ditempatkan di tengah “pascakebenaran” sebagai isu besar di era Revolusi Industri ke Empat ini.

 

Imitating The Dog

Imitating The Dog merupakan kelompok teater dari Inggris yang sudah melakukan pentas keliling berbagai negara selama 20 tahun ini. Berdiri tahun 1998. Tim inti kreatif mereka dipegang oleh tiga direktur co-artistik: Andrew Quick, Simon Wainwright dan Pete Brooks. Termasuk desainer Laura Hopkins, komposer Jeremy Peyton-Jones serta Morven Macbeth, Laura Atherton, Anna Wilson dan Matt Prendergast sebagai aktor.

Mereka membuat terobosan pada kerja seni pertunjukan lintas media, terutama teater, film dan media digital. Membuat dramaturgi baru dengan memposisikan naskah, aktor, berbagai elemen visual maupun audio ke dalam apa yang mereka sebut sebagai “metafor scanografi” dari kerja mengadopsi teknologi ke seni pertunjukan. Mencari celah baru dalam hubungan tipis dan genting antara “yang-diwakili” dengan “yang-mewakili” dalam praktrek medan representasi untuk berbagai kemungkinan bahasa performatif yang bisa dipantulkan ke ruang masakini. Keinginan untuk bercerita merupakan bagian dari strategi naratif untuk teater mendapatkan cara bercerita baru dengan melepaskan akibat-akibat linieritas dari tuntutan untuk koheren. Mengelaborasi keknik penulisan fiksi ke jejaring media seni pertunjukan. Mereka menggunakan naskah pertunjukan baik dari film klasik maupun novel klasik.

Sebagai sebuah ensemble, Imitating The Dog, banyak menggunakan kerja-kerja kolaborasi yang terkait langsung dengan media maupun lintas disiplin yang mereka gunakan sebagai “jejaring kerja kreatif” dalam tim mereka. April 2018, mereka menjadi bagian dari portofolio nasional Dewan Kesenian Inggris (Arts Council England’s National portfolio), memberikan kontribusi pada perkembangan budaya UK (United Kigdom).
Produksi mereka antara lain Hotel Methuselah (ditulis dan disutradarai Quick and Brooks), 2006; Kellerman (ditulis dan disutradarai Quick and Brooks), 2008; 6 Degrees Below the Horizon (ditulis dan disutradarai Quick and Brooks), 2011; The Zero Hour (ditulis dan disutradarai Quick and Brooks), 2012; Ernest Hemingway’s A Farewell to Arms (diadaptasi dan disutradarai Quick and Brooks), 2014. Berkolaborasi dalam proyek lain termasuk The Hound of the Baskervilles dengan Oldham Coliseum, 2012; Sea Breeze, dipentaskan di The Winter Gardens, Morecambe, bersama Raison dan Willow; The Life and Times of Mitchell and Kenyon (tentang pelopor sinema Lancashire Sagar Mitchell dan James Kenyon), 2014 di The Dukes, Lancaster dan Oldham Coliseum.

Nocturnes

Dalam wilayah Rusia di Berlin Timur, berlatar Perang Dingin, dua orang spionase Inggris bersembunyi. Ini sebuah film spionase tahun 50-an bergaya retro-noir yang dibawa ke dalam panggung pertunjukan Imitating The Dog: Nocturne. Membawa kita ke dalam sejarah masa lalu dan wacana yang hidup di sekitarnya. Dua orang aktor dari masakini, memerankan kembali tubuh film sebagai “layar masalalu” (film) dan “tubuh masakini” (suara aktor).
Dua orang aktor menyampaikan narasi, mengikuti gerak bibir pada film bersama dengan detilnya, tanpa mereka melihat ke layar film. Dua orang spionase itu menunggu perintah dari atasannya, tanpa tahu siapa atasannya dan siapa yang menggerakkan ini semua. Aktor lain sebagai segi tiga antara yang menggerakkan dengan yang digerakkan dalam pertunjukan ini, memunculkan kemungkinan lain antara teater dan film, masalalu dan masakini sebagai kenyataan pada era “pasca kebenaran” dengan kecerdasan artifisial teknologi yang bisa memanipulasi apapun. Apakah sebuah tindakan masakini bisa mengubah masalalu?

Garis spionase yang ketat mulai berhadapan dengan kehendak aktor, permainan kecepatan suara aktor dan mikrofon, munculnya kehendak bebas, otoritas yang menggerakkan maupun segitiga ini mulai berantakan.
Kolaborator-kolaborator reguler yang bekerja sama dalam proyek pertunjukan ini termasuk desainer, Laura Hopkins, Alice Booth dan ensambel untuk pertunjukan inti seperti Morven Macbeth, Laura Atherton, Anna Wilson-Hall dan Matt Prendergast.

 

Detail Agenda Lintas Media 2018: Tata Bahasa (Pascakebenaran) & Imitating The Dog

[checklist icon=”fa-angle-right” iconcolor=”” circle=”” circlecolor=”” size=”13px” class=”” id=””]
[li_item icon=””]Senin, 16 Juli 2018[/li_item]
[/checklist]

  • Pameran 
    Wacana Lintas Media dalam Bahasa dan Sastra di Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
  • Perspektif Kuratorial oleh Fransisca Retno dan Arkan Tarinwa
  • Diskusi 9 Seniman oleh Densiel Prismayanti Lebang, Dendi Madiya, Experimental Arts UMN (Ampersand dan On Time), Gema Swaratyagita, Fiametta Gabriela, Ibrahim Soetomo, Melinda Risa, dan Sanga Hanem. Moderator: Dirdho Adithyo
  • Konferensi Pers
    Pembukaan oleh Badan Bahasa, British Council Indonesia, Dewan Kesenian Jakarta, dan Institut Kesenian Jakarta.

Pukul 10.00 – selesai bertempat di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki.

[checklist icon=”fa-angle-right” iconcolor=”” circle=”” circlecolor=”” size=”13px” class=”” id=””]
[li_item icon=””]Selasa, 17 Juli 2018[/li_item]
[/checklist]

  • Pameran
    Wacana Lintas Media dalam bahasa dan Sastra di Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
    Experimental Arts UMN
    Ampersand oleh Ampersand
    Kabar Burung oleh On Time
    Manifesto Restarted oleh Ibrahim Soetomo
  • Presentasi Profil Lembaga oleh Balai Pustaka, British Council Indonesia, Institut Kesenian Jakarta, Komite Buku Nasional, Paviliun Puisi, Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, UI Arts Center, dan Yayasan Lontar. Moderator: oleh Dirdho Adithyo.
  • Diskusi Tatabahasa
    Pascakebenaran oleh Biyanto Rebin dan Totok Suhardiyanto
    Psikoanalisa Bahasa oleh Hizkia Yosias Polimpung. Moderator: Arkan Tanriwa dan Fransisca Retno.

Pukul 10.00 – selesai bertempat di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki.

[checklist icon=”fa-angle-right” iconcolor=”” circle=”” circlecolor=”” size=”13px” class=”” id=””]
[li_item icon=””]Rabu, 18 Juli 2018[/li_item]
[/checklist]

  • Pameran
    Wacana Lintas Media dalam Bahasa dan Sastra di Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
    Experimental Arts UMN
    Ampersand oleh Ampersand
    Kabar Burung oleh On Time
    Manifesto Restarted oleh Ibrahim Soetomo
  • Pertunjukan
    Rapuh oleh Melinda Risa
    Halau oleh Fiametta Gabriela
    Nyae #2 oleh Dendi Madiya
    Let’s Talk oleh Densiel Prismayanti Lebang
    TRANS.FORMASI TUBUKA oleh Gema Swaratyagita
    Tone’s Colour oleh Sanga Hanem

Pukul 10.00 – selesai bertempat di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki.

[checklist icon=”fa-angle-right” iconcolor=”” circle=”” circlecolor=”” size=”13px” class=”” id=””]
[li_item icon=””]Jumat, 20 Juli 2018[/li_item]
[/checklist]

  • Pertunjukan Teater 1 (Pelajar dan Mahasiswa)
    Nocturnes oleh Imitating The Dog
  • Pembukaan oleh Paul Smith (British Council Indonesia)
  • Pertunjukan Teater 2 (Umum)
    Nocturnes oleh Imitating The Dog

Bertempat di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki
Pertunjukan I Pukul 15.00 WIB (Pelajar/Mahasiswa)
Pertunjukan II Pukul 20.00 WIB (Umum)
Khusus untuk 15th ke atas.
Gratis dengan melakukan reservasi di: bit.ly/imitatingthedog

[checklist icon=”fa-angle-right” iconcolor=”” circle=”” circlecolor=”” size=”13px” class=”” id=””]
[li_item icon=””]Sabtu, 21 Juli 2018[/li_item]
[/checklist]

  • Lokakarya
    Failure oleh Imitating The dog (Pukul 10.00 – 13.00 WIB)
    Cinematic Dramaturgy oleh Imitating The Dog (Pukul 14.00 – 17.00 WIB)

Bertempat di Studio TOM FFTV, Kampus Institut Kesenian Jakarta
Gratis dengan melakukan reservasi: 0821 5104 1108 (Yusuf Bakrie)

[checklist icon=”fa-angle-right” iconcolor=”” circle=”” circlecolor=”” size=”13px” class=”” id=””]
[li_item icon=””]Minggu, 22 Juli 2018[/li_item]
[/checklist]

  • Kuliah umum
    Technology as Scenographic Metahpor oleh Imitating The Dog (Pukul 10.00 – 12.00 WIB)

Bertempat di Studio TOM FFTV, Kampus Institut Kesenian Jakarta
Gratis dengan melakukan reservasi: 0821 5104 1108 (Yusuf Bakrie)

Seluruh rangkaian program ini akan berlangsung pada:
16 – 22 Juli 2018
Bertempat di Taman Ismail Marzuki.
Informasi selanjutnya pantau terus media sosial DKJ:
Instagram & Twitter: @jakartscouncil
Facebook: /Dewan Kesenian Jakarta (Jakarta Arts Council)

3 Comments

  1. Rifqi adirahman 14 Juli 2018 at 23:36 - Reply

    Pak saya sudah daftar minggu lalu tapi kok belom adaa email balasan yaa

  2. Rifqi adirahman 14 Juli 2018 at 23:37 - Reply

    Pak saya sudah daftar minggu lalu tapi kok belom ada balasan yaa

  3. Rangga 16 Juli 2018 at 22:41 - Reply

    ketika daftar dan sudah menyertai email dan nomor telpon, memang tidak dapat balasan email atau bagaimana min?
    terimakasih.

Leave A Comment

Go to Top