Memupuk kecintaan akan sastra perlu dilakukan sejak dini agar generasi muda tak lupa dengan karya-karya seni sastrawan nusantara. Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) melalui Komite Sastra ingin generasi muda menyecap sastra Indonesia yang dipenuhi dengan karya prosa, puisi, cerpen, naskah, serta novel, yang mengangkat berbagai tema dan nilai melalui “rasa” penulis akan budaya maupun keseharian masyarakat Indonesia. Sebut saja Chairil Anwar, WS Rendra, Sapardi Djoko Damono, Nh Dini, Oka Rusmini, dan Afrizal Malna.
Oleh karena itu, Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menyelenggarakan Sastra Masuk Sekolah (SMS) guna meningkatkan kecintaan siswa terhadap sastra, khususnya yang berkembang di Indonesia.
Pada 2025, SMS terlaksana melalui program Festival Komunitas Sastra. DKJ mengunjungi 15 sekolah menengah pertama (SMP) dan atas (SMA) yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dan menghadirkan sastrawan ke sekolah tersebut.
Program ini dilaksanakan sebab, pemikiran dan warna yang diberikan para sastrawan pada sastra Indonesia, tidak sepenuhnya tersampaikan kepada siswa, bahkan gurunya. Sekolah tingkat menengah biasanya menaruh perhatian pada penggunaan bahasa serta diksi yang tepat melalui pelajaran Bahasa Indonesia dan kurang mengikuti perkembangan sastra Indonesia dewasa ini.
Belajar dari Ahlinya
Rangkaian SMS dimulai pada 16 Mei 2025 di SMAN 11 Jakarta yang menghadirkan penulis Adham T Fusama. Kemudian dilanjut pada 26 Mei di SMAN 69 Jakarta di Kepulauan Seribu, dengan menggandeng sastrawan R Mono Wangsa dan Kurnia Effendi. Kehadiran kedua sastrawan itu membuat pelajar dapat belajar langsung dari ahlinya.
Kemudian pada 4 Juni 2025, acara ini berlangsung di SMAN 38 Jakarta bersama Oktavianus Masheka dan Enny.
6 Agustus 2025 SMS diselenggarakan di SMPN 216 Jakarta. Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMPN 216 Jakarta, Imam, serta Imam Maarif selaku Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta.
Usai libur sekolah, Sastra Masuk Sekolah dilanjut di SMPN 216 Jakarta, dimeriahkan dengan kehadiran Jose Rizal Manua, sastrawan dan budayawan Indonesia, serta Dwi Ratih, sastrawati Indonesia. Jose mengenalkan puisi kepada siswa ekstrakurikuler sastra dengan praktik pembacaan puisi untuk melatih intonasi serta artikulasi melalui nyanyian lagu, Buku Jendela Dunia. Dwi Ratih memberikan pengenalan akan cerpen dengan judul, Jalan Pintas Menuju Cerita Pendek, dengan pembahasan mengenai struktur cerita, tema, karakter, serta sudut pandang.
“Cerpen perlu lebih dikenalkan kepada anak-anak SMP karena usia mereka merupakan waktu yang paling efektif untuk mulai mempelajarinya,” ujar Dwi Ratih pada saat memberikan materi kepada siswa SMPN 216 Jakarta.
Acara juga dimeriahkan dengan iringan gitar serta larik melalui musikalisasi puisi oleh Raya Ayahbi, seniman yang menampilkan karya berjudul, Akar Ibu dan Merpati dan Tanah yang Terbelah, ciptaannya sendiri.
Festival Komunitas Sastra berlanjut lagi pada minggu berikutnya, tepatnya pada 12 Agustus 2025, yang berlangsung di SMPN 115 Jakarta. SMPN 115 Jakarta merupakan sekolah kedelapan yang dikunjungi oleh Festival Komunitas Sastra.
Kelas pertama dibawakan oleh sastrawan Devie Maharani dengan materi pembacaan puisi. Puisi yang diberikan merupakan karya sastrawan Indonesia seperti, Sebuah Jaket Berlumur Darah karya Taufik Ismail, Gerilya karya WS Rendra, serta Menatap Merah Putih karya Sapardi Djoko Damono. Kelas ini juga melatih siswa SMPN 115 Jakarta dalam menampilkan musikalisasi puisi dengan melatih intonasi serta perasaan dalam pembacaan puisi.
Kelas kedua diisi oleh Wa Ode Wulan Ratna, sastrawati dari Indonesia yang memperkenalkan cerpen dengan materi, Menulis Kreatif. Wa Ode membuka dengan pengenalan cerpen yang membuka minat dalam literasi serta menulis, dan menjelaskan bagaimana keterampilan bahasa menjadi penting karena membuka cakrawala imajinasi. Kelas ini juga diisi dengan “Praktik Menulis,” guna melatih siswa SMPN 115 Jakarta untuk menulis cerpen.
“Cerpen tidak hanya tentang cerita, tapi juga tentang menikmati indahnya bahasa–seperti tamasya di taman kata-kata,” ujar Wa Ode pada kelas penulisan cerpen.
Siswa SMPN 115 Jakarta juga mempraktikkan yang sudah mereka pelajari melalui musikalisasi puisi karya para sastrawan Indonesia dan pembacaan cerpen hasil pengembangan karya para siswa. Terdapat 6 penampilan yang disuguhkan oleh siswa SMPN 115 Jakarta dengan antusias dan penuh perasaan pada pembacaannya.
Acara penutup di SMPN 115 Jakarta juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi karya Chairil Anwar oleh Imam Maarif, Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta, serta Devie Maharani dan adiknya dengan musikalisasi puisi.
Masih Berlanjut
Festival Komunitas Sastra yang diadakan di sekolah-sekolah masih akan berlanjut sampai akhir September ini, seperti pada 10 September lalu, SMS diadakan di SMPN 5 Jakarta dengan mengundang Ewith Bahar, Sastrawati Indonesia yang memberikan materi “Mengenal Puisi” dengan menjelaskan unsur dalam puisi seperti diksi dan majas serta Minanto, pemenang sayembara novel DKJ 2019 yang memberikan materi “Menulis Kreatif” sebagai langkah awal penulisan cerpen.
Dewan Kesenian Jakarta berharap, Sastra Masuk Sekolah membuka ruang imajinasi serta kreasi para siswa melalui perkembangan sastra di Indonesia. “Ruang Kreasi dan Ekspresi” menjadi tajuk yang dibawakan oleh Festival Komunitas Sastra 2025, mencoba mendongkrak kepedulian serta kemampuan siswa untuk mencintai dan memahami sastra.
(Marcelina Elenora Terainconita Tukan)
