Tahun 2025 menandai perayaan ke-50 penyelenggaraan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), salah satu ajang sastra paling bergengsi dan berpengaruh di Indonesia. Sejak pertama kali digelar pada 1974, Sayembara Novel DKJ ini telah menjadi barometer sastra nasional dan melahirkan karya-karya penting yang memperkaya kesusastraan Indonesia.
Setelah sempat vakum beberapa tahun hingga 1998, DKJ mengembalikan tradisi ini secara konsistensinya. Hingga kini, sayembara ini terus menjadi wahana pencarian bakat dan penemuan suara-suara baru dalam dunia penulisan novel.
“Melalui ajang ini, DKJ menegaskan kembali komitmennya dalam mendukung perkembangan literasi dan kebudayaan Indonesia dengan empat tujuan utama, yakni menemukan bakat-bakat baru dalam penulisan novel di Indonesia, memberikan penghargaan bagi karya yang bermutu dan berpengaruh, menetapkan standar kualitas penulisan novel Indonesia, menggairahkan penciptaan karya sastra baru yang reflektif dan relevan,” ujar Anggota Komite Sastra yang mengatur Program Sayembara Novel DKJ 2025, Dewi Kharisma Michellia.
Pada penyelenggaraan Sayembara Novel DKJ 2025, Komite Sastra menggandeng Harry Isra, Ida Ayu Oka Rusmini, Ramayda Akmal, sebagai dewan juri. Ada empat karya yang akan dipilih menjadi juara (Juara 1, Juara 2, Juara 3, dan Naskah Menarik Minat Juri). Sebagai bentuk apresiasi, para pemenang akan menerima penghargaan dengan rincian sebagai berikut: Juara I akan mendapatkan Rp 25.000.000; Juara II, Rp 20.000.000; Juara III, Rp 15.000.000; Naskah Menarik Minat Juri, Rp 3.000.000.
Sebagai bagian dari rangkaian panjang warisan sastra DKJ, Malam Anugerah Sayembara Novel DKJ 2025 diselenggarakan pada Rabu, 5 November 2025, pukul 19.00–21.30 WIB, di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Malam penganugerahan ini pun menghadirkan penampilan musisi Frau (@frau).
Kata Para Juri
Pada Sayembara Novel DKJ 2025, ada 792 naskah yang masuk ke panitia. Naskah-naskah tersebut telah melewati seleksi administrasi dari awalnya 1.162 pendaftar yang diwakili oleh 49,1% atau 500 penulis perempuan, 47,8% atau 416 penulis laki-laki, dan 2,9% atau 31 orang penulis yang memilih untuk tidak menyebutkan karakteristik seksnya.
Dari ratusan naskah itu, Generasi Milenial mendominasi dengan 531 pendaftar, disusul Generasi Z sebanyak 359 orang yang menegaskan menguatnya regenerasi penulis muda. Generasi X tercatat sebanyak 208 pendaftar, sementara generasi Baby Boomers tetap menunjukkan keterlibatannya dalam lanskap sastra dengan 22 pendaftar. Lebih dari itu adalah pendaftar tidak menyebutkan informasi pribadi yang berkaitan dengan generasinya.
“Data-data ini memperlihatkan Sayembara Novel DKJ 2025 menjadi ruang lintas generasi yang mempertemukan berbagai latar usia dalam satu arena kesusastraan yang setara,” kata dewan juri.
Secara sebaran geografis, pendaftar Sayembara Novel DKJ 2025 mayoritas berasal dari Pulau Jawa (276 pendaftar, Jawa Timur 160 pendaftar, dan Jawa Tengah 143 pendaftar). DKI Jakarta menyusul dengan 121 pendaftar yang memperlihatkan masih kuatnya posisi Ibu Kota sebagai pusat produksi dan distribusi kebudayaan.
“Partisipasi dari luar negeri menunjukkan ekspansi sayembara ini secara global, dengan pendaftar dari Australia, Hongkong, Istanbul, Italia, Jepang, Jerman, Thailand, dan Timor Leste,” kata dewan juri.
Tema-tema naskah yang masuk juga cukup mengagumkan. Mulai dari sejarah, kolonialisme, tragedi politik dan kekerasan negara seperti 1965, relasi manusia dan teknologi, kecerdasan buatan, kekerasan seksual, isu lingkungan, lokalitas, perjalanan (traveling), kesehatan mental, sampai fantasi. Tak sedikit pula yang menelusuri persoalan identitas, tubuh, dan cerita anjak dewasa (coming of age), hingga dunia distopia yang sarat akan pengawasan.
Menariknya, sejumlah penulis berupaya untuk menantang batas-batas bentuk novel. Penulis di Sayembara Novel DKJ 2025 bereksperimen dengan cara yang beragam. Ada yang mengadopsi elemen media lain (transmedial) seperti majalah fiktif, arsip, surat elektronik ke dalam bentuk teks sastra. Ada yang membangun struktur berupa fragmen yang bergerak lintas perspektif.
