Taman Ismail Marzuki sebagai Pusat Kesenian di Jakarta merupakan kawasan yang memiliki potensi dalam mengembangkan seni dan budaya Indonesia terutama di Jakarta.

Kamis, 16 Mei 2024 Dewan Kesenian Jakarta berkolaborasi dengan PT. Jakarta Propertindo (JAKPRO), Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Unit Pelayanan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (UP PKJ TIM), dan Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Pemprov Daerah Khusus Jakarta menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) yang bertajuk “Friends of The Art Gathering”. Acara ini diselenggarakan dengan maksud untuk mengajak lembaga atau professional antarnegara, seperti Amerika Serikat, Ukraina, Iran, Singapura, Kolumbia, Jepang, Korea, Inggris, Italia, dll untuk bekerjasama dalam bidang seni dan budaya. Terutama dalam pemanfaatan area, sarana dan prasarana di kawasan Taman Ismail Marzuki.

Suasana hangat sudah mulai terasa saat registrasi tamu undangan berlangsung. Bincang-bincang dan ramah tamah sambil mengudap hidangan yang telah disiapkan terlihat di depan pintu masuk ruang Toeti Heraty.

Acara yang dipandu oleh Kennya Rinonce dari Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta berlangsung dengan suasana yang sangat intim tanpa jarak. Ketua Pelaksana Harian Dewan Kesenian Jakarta, Bambang Prihadi memberi sambutan di awal acara, setelah itu disambung oleh sambutan dari Direktur Bisnis dan Pengembangan JAKPRO yang diwakili oleh Hikmat Hayat sebagai Plt. Manajer Umum SBU TIM dari JAKPRO. Tidak lama kemudian Felencia Hutabarat sebagai Wakil Ketua Pelaksana Harian II memberikan paparan mulai dari struktur organisasi, posisi, visi misi dan fungsi dari Dewan Kesenian Jakarta. Di sela-sela presentasi diputar video highlight mengenai komite dan komisi yang ada pada Dewan Kesenian Jakarta. Dalam pemaparan tersebut juga disampaikan beberapa program / kegiatan yang menjadi unggulan Dewan Kesenian Jakarta. Selanjutnya, pemaparan mengenai kawasan yang dikelola oleh JAKPRO. Pemaparan tersebut disampaikan oleh Manajer Sales dan Marketing JAKPRO, Winny Heidi Simanjuntak. Setelahnya, pemutaran video mengenai profil dari Institut Kesenian Jakarta.

Tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut antara lain adalah perwakilan dari Asian Foundation, British Council, Kedutaan Besar Kolumbia, Kedutaan Besar Iran, Kedutaan Besar Ukraina, Kedutaan Besar Amerika, Institut Italiano, Japan Foundation, dan Kedutaan Besar Singapura. Mereka terlihat sangat antusias dan tertarik pada paparan yang disampaikan oleh Dewan Kesenian Jakarta, JAKPRO, dan Institut Kesenian Jakarta. Beberapa dari mereka pun pernah bekerjasama dalam menyelenggarakan program baik diskusi, seminar, workshop, maupun festival dengan Dewan Kesenian Jakarta maupun dengan Institut Kesenian Jakarta. Dan, mereka berharap bisa berkolaborasi kembali dalam program yang sama ataupun program yang baru. Mereka juga ingin segera menindaklanjuti ajakan untuk bersinergi dalam mengembangkan dan mengeksplorasi seni dan budaya kedua belah pihak.

Setelah 1 jam berada di ruang Toeti Heraty, para tamu undangan diajak untuk tur berkeliling area Taman Ismail Marzuki. Dimulai dari ruang-ruang yang berada di Gedung Ali Sadikin, di lantai 5 tamu undangan diajak untuk melihat-lihat area Perpustakaan Jakarta. Di sana terdapat ruang baca, co-working space, dan juga ada ruang untuk podcast. Lalu tamu undangan diajak untuk melihat ruang koleksi milik Dewan Kesenian Jakarta di lantai 7. Tak lupa pula para undangan juga diajak untuk melihat-lihat galeri Oesman Effendi dan juga gedung Graha Bhakti Budaya.

Tak sedikit yang terkesan pada setiap sudut area di kawasan Taman Ismail Marzuki. Namun, karena keterbatasan waktu pula akhirnya tur mengelilingi kawasan Taman Ismail Marzuki hanya sampai di gedung Graha Bhakti Budaya. Dewan Kesenian Jakarta dan stakeholder lainnya, seperti JAKPRO, UP PKJ TIM, IKJ, Dispusip berharap ada keberlanjutan dari diskusi yang diselenggarakan. Hal tersebut bisa berupa dukungan atau pemanfaatan area, sarana dan prasarana di kawasan Taman Ismail Marzuki. Tidak menutup kemungkinan potensi kolaborasi di bidang seni dan budaya, seperti yang dipaparkan oleh Felencia Hutabarat diantaranya pertukaran seniman professional antar negara, program residensi, co-production event atau proyek kesenian, penelitian, pertukaran jejaring, forum budaya terkini, diskusi, dan lain sebagainya bisa terwujud ketika seluruh entitas yang berada dalam satu kawasan yang bernama Taman Ismail Marzuki saling bersinergi.

Andika Firmansyah