Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku mulai mengubah cara dalam mendukung kesenian di Ibukota. Sebab, pola pembinaan yang digunakan selama ini dinilai kurang tepat dan menghambur-hamburkan anggaran. Gantinya, pembinaan akan fokus menyasar seniman dan sanggar yang berprestasi.
” Mulai saat ini kami akan ubah cara untuk bisa mendukung kesenian di Jakarta”
Basuki mengatakan, setiap tahun Pemprov DKI Jakarta menghabiskan anggaran hingga Rp 1,3 triliun di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Namun tidak ada prestasi yang dicapai dari sanggar-sanggar.
“Mulai saat ini kami akan ubah cara untuk bisa mendukung kesenian di Jakarta,” kata Basuki saat pengukuhan Dewan Kesenian Jakarta, Senin (25/4).
Cara yang digunakan mirip seperti mendukung atlet, yakni dengan memberikan penghargaan baik kepada atlet maupun klub olahraga juga menjadi juara nasional atau internasional. Dengan cara itu, Basuki yakin bisa meningkatkan kemampuan seniman dan sanggarnya.
“Jadi nanti seniman atau sanggarnya akan diberi penghargaan. Misalnya kalau juara nasional dapat Rp 1 miliar, atau Rp 5 miliar kalau juara internasional,” ucapnya.
Dikatakan Basuki, APBD yang dianggarkan selama ini selalu di mark up dan tidak berpengaruh banyak kepada seniman. Bahkan, seringkali seniman yang ingin mengikuti kejuaran di luar negeri justru tak bisa berangkat karena tidak dianggarkan.
“Anggaranya justru untuk festival, tapi untuk ikut kejuaran dia bilang nggak ada anggaran. Sekarang kami ubah, semua yang akan ikut kejuaraan akan kami bayarin uang saku, hotel, transportasi. Kalau dapat hadiah akan kami beri penghargaan,” tandasnya. (Sumber: Berita Jakarta)