JAKARTA – Performance art adalah seni olah tubuh, olah pikiran dan situasi, antara manusia dan ruang. Sebuah proses penyajian dan pemahaman atau penikmatan dari pemain atau penonton. Dalam sebuah proyek performance art, bahasa menjadi sebuah unsur penting yang menghidupkan suatu pementasan.
Bahasa bisa kita alami sebagai objek dalam bentuk suara, bunyi, bentuk-bentuk, huruf, atau sekumpulan tanda-tanda. Dalam skala tertentu, bahasa dapat menjadi identitas dan arsip peradaban. Dalam diskusi sebuah performance art, bahasa adalah salah satu tema langka yang jarang atau bahkan tidak pernah dikulik secara dalam.
Sesuai dengan tujuan dan fungsi pokok dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) untuk merumuskan dukungan kegiatan dan pengembangan kehidupan kesenian di wilayah Propinsi DKI Jakarta, Komite Teater DKJ bekerjasama dengan PADJAK (Performance Art di Jakarta) melalui program Lintas Media, mengadakan sharing, tukar pikiran dan diskusi performance art yang mengangkat tema ‘langka’ Menatap Bahasa.
Program Lintas Media: Menatap Bahasa dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah sharing tentang tema tersebut bersama PADJAK pada 4 Agustus, bagian kedua adalah lokakarya bertema “Topeng Losari” bersama Nani Sawitri pada 5 Agusuts, dan bagian terakhir –yang menjadi acara puncak program ini, adalah aksi performatif yang telah diperkaya dari kegiatan sharing dan lokakarya dihari sebelumnya.
Aksi performatif diadakan pada Sabtu, 6 Agustus yang akan disebar di area Taman Ismail Marzuki dengan titik koordinasi Galeri Cipta II, mulai pukul 15.00-22.00 WIB. Berikut adalah nama-nama para performer yang terlibat dalam program tersebut:
- Alfiah Rahdini (Bandung)
- Aliansyah Caniago (Bandung)
- Dapeng Limo (Malang)
- FJ Kunthing (Yogyakarta)
- Luna Dian Setya (Solo)
- Nani Sawitri (Losari)
- Padjak (Jakarta)
- Roy Julian (Jakarta)
- Sakinah Alatas (Jakarta)
- Syska La Veggie (Surabaya)
- Tamara Pertamina (Yogyakarta)
- Taufik Darwis (Bandung)
Mengenai program Lintas Media
Program ini merupakan suatu respon terbentuknya medan baru dalam dunia kesenian. Program ini menggunakan media apapun untuk menciptakan dialog atau merespon fakta-fakta budaya maupun kondisi sosial-politik di sekitar kita.