Konsep ruang dan waktu merupakan suatu rangkaian yang dapat menguak bagaimana mekanisme alam semesta bekerja dalam tatanan partikel terkecil hingga maha luas. Orkes kota Jakarta City Philharmonic (JCP) mencoba untuk “membunyikan” konsep tersebut melalui konsernya yang ke -15.
Karya yang akan dipersembahkan dalam Ruang dan Waktu adalah Simfoni Kecil untuk Sembilan Instrumen Tiup karya Gounod, Konserto Ganda untuk Dua Orkes Gesek, Piano, dan Timpani karya Martinů, Jam Flora karya Françaix, serta INTUISI: Sekuel untuk Orkestra dan Alat Rekam Elektronik karya komposer muda Indonesia, Misael Tambuwun.
Keseluruhan program pada Agustus ini merupakan representasi bahwa ruang dan waktu bersifat relatif, berkaitan dengan persepsi dan kesadaran manusia akan objektivitas dan subjektivitas dirinya dalam laju rangkaian semesta ini. Jika diperhatikan, karya-karya tersebut telah diletakan secara kronologis–masing-masing berfungsi sebagai partikel yang merepresentasikan momentum penting sejarah dalam sebuah rangkaian.
“Konser JCP malam ini, kami harap bisa menjadi tonggak sejarah juga. Dengan segenap visi, kami berharap kehadiran JCP dapat memperkaya budaya bangsa yang bermartabat dan berbudi luhur,” ujar Anto Hoed, Dewan Komisaris dan Ketua Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta.
Konser Jakarta City Philharmonic edisi #15 tersebut diadakan tepat dengan pembukaan Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia, yaitu pada Sabtu, 18 Agustus 2018. Konser mengambil lokasi di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki yang mampu menampung hingga 1.200 penonton. Orkes kota ini diaba langsung oleh Budi Utomo Prabowo, Pengaba Utama JCP, serta menghadirkan solis Obo, Bagaskoro Byar Sumirat. Untuk melengkapi konser ini, Jakarta City Philharmonic membuat buku program yang berisi mengenai keseluruhan program malam ini dan dibagikan secara gratis.