Jumat, 2 November 2018. Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) melalui Komite Musik kembali menyelenggarakan program Pekan Komponis Indonesia 2018, sebuah program tahunan yang sudah dimulai sejak tahun 1979 dan pada awalnya dikenal sebagai Pekan Komponis Muda. Tahun ini, tidak ada tema khusus yang diangkat karena Pekan Komponis Indonesia pada awalnya juga tidak menggunakan tema khusus. Hal ini bertujuan untuk membebaskan setiap komponis untuk menghadirkan karyanya dalam imajinasinya masing-masing.
“Jadi karya mereka itu bukan karya ‘pesanan’. Jika ada tema nantinya karya mereka akan menjadi karya pesanan. Oleh karena itu dibebaskan agar para komponis bebas dalam berkarya.”, Ujar Otto Sidharta selaku Anggota Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta.
Tujuan terselenggaranya Pekan Komponis Indonesia adalah untuk merangsang ide-ide baru yang kreatif dari komponis muda di Indonesia. Karya-karya kreatif mereka nantinya akan ditampilkan dan didiskusikan bersama. Namun pengertian ‘muda’ di sini tidak hanya muda dari usia, tapi muda dalam berkarya. Sehingga Pekan Komponis Indonesia ini memang dihadirkan untuk para komponis muda. Selain itu Pekan Komponis juga hadir sebagai ajang interaksi dan bertukar pikiran para komponis, musisi, dan pengamat musik.
Program Pekan Komponis tahun ini bekerja sama langsung dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Komunitas Salihara. Pekan Komponis Indonesia 2018 akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut pada 2–4 November 2018 di Salihara, Jakarta. Bentuk kegiatannya terdiri dari workshop, konser musik, dan diskusi.
Pada Maret lalu, Komite Musik DKJ membuka kesempatan bagi komponis muda untuk menjadi bagian dari program ini. Komite Musik DKJ telah mengkurasi sebanyak 65 karya musik elektronik dari 57 calon peserta yang mendaftar. Akhirnya terpilih sebelas komponis muda yang akan tampil dalam Konser Karya Komponis. Kesebelas komponis muda itu adalah sebagai berikut, Agung Hero Hernanda (Bandar Lampung), Avant Garde Dewa Gugat (Padang Panjang, Sumatera Barat), Dinar Rizkianti (Bandung, Jawa Barat), Gema Swaratyagita (Tangerang Selatan, Banten), Julian Abraham Marantika (DKI Jakarta), Luthfan Hawari (D.I. Yogyakarta), Nurendra Nasharudin (Tangerang Selatan, Banten), Rangga Purnama Aji (D.I. Yogyakarta), Tesla Manaf (Bandung, Jawa Barat), Nahwand Sona Alhamd (Sungai Liat, Kepulauan Bangka Belitung), dan Willyday Onamlay Muslim (D.I Yogyakarta).
Sebelas komponis ini terpilih karena karyanya yang dianggap cukup matang untuk ditampilkan dan memiliki kesesuaian ide dengan realisasi musiknya. Masing-masing komponis ini akan tampil pada Konser Karya Komponis dalam tiga hari. Selain itu rangkaian program ini juga diawali dengan workshop selama dua hari. Pada hari pertama Workshop Scoring “Musik untuk Film” akan diisi langsung oleh pemateri Anto Hoed dan Aksan Sjuman. Pada hari kedua Workshop Organologi “Instrumen Baru” dengan pemateri Aksan Sjuman dan Anusirwan. Serta hari terakhir akan diselenggarakan Diskusi Komposisi dengan pemateri Otto Sidharta.
“Dengan terselenggaranya program ini tentu saja kami berharap, para komponis yang telah terpilih ini dapat menjadi komponis yang aktif dan mampu melahirkan bukan sekedar karya baru tapi juga pemikiran-pemikiran baru tentang penciptaan musik di Indonesia.”, Ujar Otto Sidharta, selaku Anggota Komite Musik DKJ.
“Saya juga berharap program ini dapat membuka wawasan pemusik menjadi lebih terbuka luas dan dapat memberikan pilihan pada pemusik dalam memproduksi musik.”, tambah Anto Hoed, selaku Ketua Komite Musik DKJ.