Kekiniaan (kekontemporeran) membawa konsekuensi besar atas pakem-pakem seni. Genre film tari sendiri, kini bisa tumbuh sebagai sebuah kategori yang selalu terhubungan dengan kategori lainnya karena perluasan eksperimentasinya. Sebagaimana semangat kebaruan dan perluasan dalam seni yang niatnya adalah menjangkau persoalan-persoalan sosial dan isu medium yang lebih kompleks, beberapa karya terpilih sebagai pemenang IMAJITARI 2019 adalah karya-karya yang mencoba membuat perluasan terhadap pengertian tubuh terkait konsepsi koreografi dalam kerangka sinemotografi,  pengertian terhadap arsip film tari ketika dibingkai dalam cara yang kekiniaan, serta bagaimana sinematografi sanggup mengurai keseharian massa yang dikoreografikan. Semua karya-karya pemenang IMAJITARI 2019, adalah sebuah usaha menjangkau keragaman dari para juri yang memilih. Selamat bagi para pemenang IMAJITARI 2019, berikut adalah pemenangnya:

  1. A Double Caprice at the Asylum: Stephane Rizzi (Prancis)
  2. Altera: Baptiste Rouveure (Prancis)
  3. Counter Uniform, PantelisMakkas (Yunani)
  4. FA sitted in FA: Leandro Navall (Argentina)
  5. Reminiscene: Falk Klemm (Jerman)
  6. Stuck in Beetween: BurcuHalaçoğlu (Turki)
  7. Transit: Sara Acosta (Ekuador)

Selamat kepada seluruh pemenang, terimakasih kepada Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta dan kepada seluruh peserta yang sangat antusias dengan IMAJITARI 2019.

Sampai jumpa di IMAJITARI 2020!