“Kita selalu merasa butuh akan kreasi atau ciptaan baru, sekalipun ciptaan-ciptaan yang telah menjadi bagian dari masyarakat, tetap dapat dinikmati sebagai kreasi seni yang telah diterima dan dianggap baik bahkan kadang-kadang malah dianggap kramat.”- Iravati M. Sudiarso Jakarta, 19 Desember 1979
Perkembangan musik di Indonesia sangat lah dinamis. Para komponis menciptakan musik baru atau yang sering kita sebut musik kontemporer untuk merangsang kreativitas. Musik baru adalah gagasan utama dari acara Pekan Komponis Indonesia. Para komponis muda ditantang untuk membuat bunyi-bunyian baru tanpa mengkotak-kotakan berdasarkan aliran.
Pekan Komponis Indonesia pertama kali diadakan pada tahun 1979 dengan nama Pekan Komponis Muda. Ini merupakan ajang pertama yang ada di Indonesia untuk para komponis muda memperdengarkan karya mereka. Dari ajang ini banyak komponis muda yang bisa berkarya di kancah internasional. Sementara itu, perkembangan internet telah membuat fungsi Pekan Komponis Indonesia meluas. Sekarang para komponis bisa memperkenalkan karya mereka ke dunia internasional melalui internet. Pekan Komponis Indonesia sekarang diharapkan menjadi awal terbentuknya komunitas yang aktif dan mandiri menghidupkan musik ini.
Komite Musik-Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menyelenggarakan Pekan Komponis Indonesia (#PKIna). Tahun ini, #PKIna mengambil tema Musik Dawai Indonesia. Serangkaian konser dan lokakarya dari pakar musik dan musisi dari berbagai aliran akan menjadi sajian utama PKIna yang digelar pada:
Senin-Kamis, 2-5 Desember 2013
di Gedung Kesenian Jakarta
Jl. Gedung Kesenian 1 Pasar Baru Sawah Besar Jakarta Pusat
Ketua Komite Musik-DKJ Aksan Sjuman mengatakan PKIna 2013 akan menjadi wadah berkumpulnya para empu musik, komponis muda, dan pembuat alat musik. Dalam ajang ini, mereka akan bekerjasama mengembangkan bunyi baru melalui instrument baru. “Kami berharap mereka dapat bersinergi dengan baik dimana pembuat alat musik dapat mengembangkan atau penyempurnakan karyanya dan bagi komponis muda ‘mengundang’ ide baru dalam menulis musik,” ungkap Aksan.
Aksan menambahkan bahwa sebanyak enam komponis muda akan diberi kesempatan untuk tampil bergiliran selama dua malam. “Mereka akan membuat musik baru yang diilhami dari dua lukisan terkenal koleksi Dewan Kesenian Jakarta yaitu Rontok karya S. Sudjojono dan Perahu buatan Rusli.” Dalam kesempatan ini, para komponis muda itu akan diberi kebebasan mengnafsirkan karya tersebut sesuai gaya mereka.
Tahun ini, Pekan Komponis Indonesia melibatkan nama-nama besar dari berbagai daerah di Indonesia. Forum Lokakarya akan menghadirkan Slamet Abdul Sjukur yang akan berbicara tentang Debussy, Gamelan dan Salah Kaprah serta Dr. Rahayu Supanggah yang akan membahas tentang Mengapa Mesti Membuat Bunyi. Selama acara juga akan ada Pameran Organologi V yang diisi oleh Sentana Art dari Surakarta. Pada tanggal 4 Desember akan ada peluncuran buku Antologi Musik Indonesia Seri I dan Seri II. Acara puncak diadakan tanggal 5 Desember 2013 dengan menggelar Gala Konser Komponis Indonesia dari 6 komponis muda yang telah diseleksi oleh institut seni masing-masing.