Jalur Kurasi Festival Teater Jakarta (FTJ) merupakan salah satu program FTJ yang dimulai pada tahun 2022, dimaksud sebagai jalur kemandirian para pegiat teater di FTJ di luar tradisi lomba dan pembinaan. Kemandirian tersebut bisa dimaknai sebagai kemandirian artistik, tidak lagi bergantung pada  ukuran-ukuran kompetisi lomba, dan mendorong subyektivitas gagasan-gagasan teater yang lebih terbuka dan luas. 

Sebagai platform, Jalur Kurasi FTJ juga bagian dari ekosistem teater yang mengakomodasi para pelaku teater FTJ non-lomba atau di luar ‘pembinaan’ terutama bagi para sutradara yang telah berpengalaman dan berusia di atas 40 tahun, untuk lebih membuka ruang berdialog satu sama lain yang lebih luas, serta mendorong eksperimentasi teater terhadap kultur masyarakat kota yang melingkupinya.

SIAPA YANG BOLEH DAN BAGAIMANA CARA MELAMAR

  1. Sutradara yang pernah mengikuti FTJ, berdomisili di Jakarta dan berusia di atas umur 40 tahun
  2. Pelamar menyatakan telah membaca dan menerima tanpa syarat peraturan yang dilampirkan dan mengisi formulir.
  3. Pelamar dapat mengajukan satu atau lebih karya asli. Baik karya yang sudah atau belum dipentaskan.
  4. Pelamar berkoordinasi dengan Asosiasi Teater di wilayah masing-masing untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk mengikuti Jalur Kurasi FTJ
  5. Pelamar menyiapkan konsep karya atau pertunjukan berdasarkan tema FTJ 2022 yaitu “INGATAN DAN KEMUDIAN” dan menentukan tempat dan gedung pertunjukan sesuai dengan  konsep karyanya.

MEKANISME SELEKSI

  1. Calon Peserta menyerahkan formulir pendaftaran beserta seluruh lampiran persyaratan dan ketentuan peserta sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
  2. Panitia melakukan proses seleksi awal berupa pemeriksaan administratif atas kelengkapan peserta.
  3. Berkas pendaftaran yang tidak lengkap tidak akan diikutsertakan dalam tahap seleksi selanjutnya.
  4. Peserta yang lolos seleksi administratif akan mendapat undangan dari Panitia FTJ untuk proses seleksi interview.
  5. Untuk seleksi akhir, tim kurator melakukan proses seleksi dengan memerhatikan kelengkapan video dokumentasi pertunjukan yang pernah diproduksi peserta, konsep pertunjukan dan kaitannya dengan tema “INGATAN DAN KEMUDIAN”, serta hasil interview.
  6. Tim kurator melakukan diskusi tertutup dan kemudian menetapkan sutradara yang akan diundang untuk berpentas di Lebaran FTJ 2022.
  7.   Panitia FTJ 2022 membuat nota kesepakatan dengan peserta terpilih
  8.  Panitia FTJ 2022 mengumumkan tiga (3) nama sutradara terpilih beserta review seleksinya melalui media sosial FTJ 2022 dan Dewan Kesenian Jakarta.

TAHAPAN JALUR KURASI FTJ 2022

Pendaftaran : 3 Juli – 15 Agustus 2022

Seleksi Administratif : 16-20 Agustus 2022

Seleksi Interview : 22-23 Agustus 2022

Pengumuman : 1 September 2022

Pentas di Lebaran FTJ : 1 – 12 Desember 2022

(Catatan: Workshop “Membuat Proposal dan Pitching”: 16-29 Juli 2022)

Informasi dan pertanyaan lebih lanjut:

Email: festivalteaterjakarta.ftj@gmail.com

Telepon: 08979127324 (Yusuf)

Formulir pendaftaran dapat diakses melalui: https://bit.ly/FTJKurasi

INFORMASI BAGI YANG LOLOS SELEKSI

  1. Tiga (3) sutradara terpilih dari hasil seleksi Jalur Kurasi FTJ akan mementaskan karyanya di program Lebaran FTJ 2022
  2. Sutradara terpilih mendapatkan biaya produksi sebesar Rp 20.000.000 (belum termasuk potong pajak).
  3. Sutradara terpilih diperbolehkan mencari sponsor atau dana tambahan.
  4. Sutradara terpilih mendapat bantuan dari asosiasi teater di 5 wilayah Jakarta, Panitia FTJ dan Komite Teater DKJ untuk berkoordinasi dengan pengelola tempat atau gedung pertunjukan.
  5. Sutradara terpilih mendapat bantuan promosi dan publikasi karya untuk pentas di Lebaran FTJ melalui situs web DKJ, jejaring sosial, materi cetak dan materi terkait pers.
  6. Sutradara terpilih wajib mengikuti aturan main dan tata tertib yang telah ditetapkan panitia.
  7. Sutradara terpilih mendapatkan catatan hasil review dari tim kurator.

TEMA KURATORIAL: INGATAN DAN KEMUDIAN

Tiba-tiba kota-kota senyap dan terasa mencekam karena pekak sirine ambulans, manusia harus hidup di dalam rumah untuk jangka waktu lama, pembatasan perjalanan diberlakukan secara radikal, hidup berjarak dari manusia lain dan sangat mementingkan kesehatan fisik dan mental. Pandemi yang telah melanda dunia sejak 2020 telah membuat manusia mengambil langkah-langkah yang secara nyata mengguncang banyak tatanan kehidupan. Seorang penulis India, Arundathi Roy, merefleksikan pandemi sebagai ‘portal’, gerbang antara satu dunia dan yang berikutnya, cakrawala kehidupan yang lebih luas dan lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Dunia sebelum pandemi sendiri bukan dunia yang kita harapkan karena masih diselimuti banyak kebencian. Secara historis pandemi telah memaksa manusia untuk memutus masa lalu dan membayangkan dunianya yang baru. Mungkin kita bisa melalui pandemi sebagai sebuah portal dengan berjalan cepat karena kerinduan masa sebelum pandemi, atau melihat tawaran dari Arundathi Roy, bisa juga melalui portal tersebut dengan berjalan enteng, dengan membawa sedikit barang-barang bawaan, sambil bersiap untuk membayangkan dunia yang lain. Dan siap berjuang untuk mewujudkannya. Bagaimanakah kita melihat pengalaman selama lebih dari 2 tahun itu? Adakah yang berubah pada kita?

Kota Jakarta sendiri tidak lama lagi juga akan melewati sebuah portal, berbarengan dengan statusnya sebagai ibu kota yang akan segera berpindah ke Kalimantan Timur. Pantai utara Kota Jakarta yang strategis di masa kolonial, dalam perkembangannya juga bukan lagi sebagai sebuah kota pesisir, karena mobilitas warga dan tata kotanya semakin mengarah ke arah selatan. Perkembangan kultur kosmopolitan kota Jakarta sendiri sudah tidak memadai lagi menggunakan analogi ala para imigran Amerika di awal abad 20 yang diistilahkan sebagai melting pot (kuali peleburan) itu. Dalam perkembangannya, kultur di Jakarta yang berasal dari para pendatang dari berbagai daerah tidak bisa diseragamkan, sebagaimana konsep melting pot yang mengharuskan para pekerja imigran dari berbagai negara dan bangsa dihomogenkan dalam identitas Amerika. Sementara di Jakarta, para urbanis justru hadir dengan tetap membawa identitas mereka masing-masing, termasuk perilaku ekonomi informal yang masih terus tinggi yang menandakan bahwa Jakarta tidak bisa dihomogenkan. Jakarta sendiri sebenarnya lebih dekat dengan istilah salad bowl (mangkuk salad/ gado-gado), di mana penyatuan tetap mengandaikan keragaman individu (multicultural). Perkembangan ruang-ruang formal di Kota Jakarta sebagai sebuah ‘kemajuan’ yang diusung ideologi modernitas, tetapi pada kesehariannya kita masih melihat bagaimana pembangunan ruang pedestarian yang belakangan masif di bangun, malah diokupasi oleh para pelaku ekonomi informal, motor, bahkan parkir mobil. Seperti ruang-ruang lainnya di kota Jakarta, yang pada galibnya memang mangkuk salad atau gado-gado, tidak bisa dihomogenkan (dimodernkan), melalui ideologi pemisahan yang tegas di antara ruang-ruang kotanya.

Pada FTJ 2022 ini, yang juga memiliki peluang untuk menjadi portal, dalam konteks pasca-pandemi dan Jakarta pasca-ibu kota. Beberapa perubahan Pedoman Umum, yang juga memuat platform “Lebaran Teater” sebagai sebuah etalase bersama dan beragam yang menghadirkan banyak lapisan kelompok teater yang ada di Jakarta. Dalam FTJ 2022 ini, harapannya, pada penghujung perhelatannya nanti adalah sesuatu yang festiv, dan bukan sekedar lomba menang-kalah, karena di dalamnya adalah sebuah perayaan sebagaimana lebaran yang menampilkan program-program dan ‘pertukaran’ di antara sesama pelaku teater di Jakarta yang beragam ini. FTJ 2022 sebagai portal, tentu tidak bisa kita gantungkan pada satu atau dua pihak, tetapi sebagaimana mengambil frasa Arundhati Roy, portal itu bisa kita lalui secara perlahan-lahan, secara bersama-sama dan beragam, untuk merumuskan secara perlahan-lahan, untuk kehidupan teater yang lebih baik.

DOKUMENTASI

Seluruh proses seleksi dan pertunjukan Jalur Kurasi FTJ didokumentasikan melalui foto, video, wawancara dan rekaman audio. Materi yang dikumpulkan akan menjadi arsip milik Panitia FTJ 2022 dan Dewan Kesenian Jakarta yang tidak boleh dikomersialisasi tetapi dapat digunakan untuk tujuan penelitian dan promosi. Peserta Jalur Kurasi FTJ tidak berhak meng-klaim materi yang terkumpul sebagai miliknya.