Bangsa yang besar berdiri atas memori kolektif dan perasaan senasib-sepenanggungan. Asian Games 2018 telah membuktikan bahwa Indonesia, sebagai bangsa yang besar dan terdiri atas beragam etnis, kepercayaan, dan berbagai spektrum kemanusiaan, ternyata dapat bersatu untuk mewujudkan sebuah ideal berupa Bhinneka Tunggal Ika.

“Jakarta City Philharmonic ini mendedikasikan konsernya untuk negara tercinta Indonesia ini. Agar dapat memperkaya budaya bangsa yang bermartabat dan berbudi luhur,” ujar Anto Hoed, salah satu Komisaris Jakarta City Philharmonic dan Ketua Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta.

Konser Jakarta City Philharmonic edisi #16 bertajuk “Persatuan” membalut tiga karya komposer, yaitu Jacques Ibert, Johannes Brahms, dan Singgih Sanjaya. Karya-karya yang akan ditampilkan mengusung semangat serupa, dimanifestasikan oleh “Nagara Krtagama” karya Singgih yang mengilustrasikan bahwa kejayaan suatu bangsa dibangun atas fondasi persatuan yang kokoh. Sementara itu, “Konserto Flute” karya Ibert dan “Simfoni No. 4 dalam E minor, Op. 98” karya Brahms merangkum seluruh daya upaya lintas generasi dalam menyerap nilai-nilai perubahan zaman demi menghadirkan sebuah idealisme yang utuh dan solid.

Konser di bulan September ini adalah konser ketiga terakhir untuk tahun 2018. Harapannya di tahun 2019 Jakarta City Philharmonic akan kembali diadakan rutin mulai dari April-November seperti tahun ini dan tahun sebelumnya. “Karena kami percaya, semakin sering konser JCP ini diselenggarakan, kita semakin bisa menyamai permainan pemain musik klasik dari Barat sana,” Ujar Aksan Sjuman, Komisaris JCP.

Konser Jakarta City Philharmonic edisi #16: Persatuan diadakan pada Rabu, 26 September 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Diaba langsung oleh Budi Utomo Prabowo selaku Pengaba Utama JCP. Serta konser kali ini menampilkan Marini Wisdyastari, flutis senior Indonesia, yang akan memperkenalkan konserto seruling Ibert yang penuh warna.

www.jcphilharmonic.id
IG: @jakartacityphilharmonic