Dewan Kesenian Jakarta melalui Komite Tari berupaya membangun iklim yang inspiratif terhadap penciptaaan dan apresiasi karya seni tari yang bermutu, baik bagi pelaku seni tari maupun masyarakat. Untuk melaksanakan hal tersebut, Komite Tari DKJ mengembangkan platform bernama Jakarta Dance Meet Up (JDMU) yang dilakukan secara berkala sejak 2017.

JDMU merupakan upaya untuk memetakan, memfasilitasi, dan merangkul komunitas tari di Jakarta. Platform ini memberikan ruang apresiasi dan edukasi yang berkelanjutan bagi pelaku seni tari ibukota yang minim kesempatan. Memiliki tujuan bagi kemajuan seni tari, JDMU bisa dilihat sebagai bentuk penghargaan atas keragaman seni tari yang tumbuh di Jakarta. Di samping itu, JDMU juga menjadi saluran yang tepat untuk berjejaring antarkomunitas, maupun sanggar yang memiliki karakter berbeda.

Setelah sukses dengan 3 (tiga) kali penyelenggaraan di tahun 2017, Dewan Kesenian Jakarta kembali menggelar perhelatan JDMU edisi selection, yaitu pada tanggal 10 Agustus 2018 mendatang.

JDMU #Selection merupakan hasil kurasi komite tari DKJ terhadap karya terbaik dari koreografer, perwakilan komunitas tari yang telah tampil di Jakarta Dance Meet Up edisi reguler #1, #2, dan #3 tahun 2017 lalu. Komite Tari DKJ mengkurasi 6 (enam) karya koreografer, yang potensial untuk dikembangkan. Koreografer terpilih yang mewakili komunitasnya, mengikuti Focus Group Discussion (FGD) presentasi karya, serta berpartisipasi dalam Choreo-lab selama kurang lebih 3 hari (11-13 Maret 2018) di Megamendung, Bogor. Mereka secara intens berdiskusi dalam kelas khusus, dengan narasumber Komite Tari DKJ (Hartati, Rusdy Rukmarata, Yola Yulfianti) dan narasumber tamu, Iskandar Loedin dan Hanafi.

“Enam koreografer terpilih ini tidak hanya pada karyanya, tetapi juga kita melihat bahwa komunitasnya yang juga mendukung untuk mereka berkembang. Kita membuka kemungkinan, bahwa inilah yang sesuai dan bisa lebih berkembang untuk program JDMU selanjutnya, juga mengenai keberagaman genre yang dihadirkan, yang menjadi alasan kami memilih mereka.” Ujar Hartati, Ketua Komite Tari DKJ.

Pada JDMU #Selection ini menampilkan komunitas tari dari beragam genre. JDMU #Selection akan menyajikan karya dari Andhini Rosawiranti (Namarina Dance Academy), Josh Marcy Putra Pattiwael (Indonesian Dance Theatre), Kresna Kurnia Wijaya (EKI Dance Company), Gege Diaz (Cipta Urban TIM), Siti Suryani (Citra Art Studio), dan Irfan Setiawan (Ali Dance Company).

Adapun tema yang ditawarkan sangat beragam, seperti Irfan Setiawan yang mengangkat penafsiran filosofi lada di masyarakat Kepulauan Bangka Belitung, Gege Diaz yang mengangkat judul “Ina Ama” yang terinspirasi dari sebutan atau panggilan untuk orang di kampungnya. Berbeda dengan Irfan dan Gege, Kresna menggambarkan fenomena masyarakat zaman mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan yang mulai menipis. Karya pada Josh Marcy Putra Pattiwael yang berjudul Pedestrian terinspirasi dari pola-pola dan bentuk gerak tubuh di kawasan urban. Andini Rosawiranti bercerita melalui karyanya mengenai penggambaran beragam jenis energi dalam bentuk tarian modern dan unsur balet. Siti Suryani yang mengisahkan fenomena kehidupan masyarakat di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Koreografer ini nantinya akan menampilkan karya tersebut di malam pertunjukan JDMU #Selection yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta.

Foto oleh: Sukadi

JDMU #Selection bertujuan untuk memberikan ruang bagi koreografer muda untuk mengeksplorasi karya sehingga dapat menambah kualitas, memberikan edukasi tari kepada koreografer dan juga publik pemerhati seni. JDMU #Selection dapat mempererat jaringan komunitas tari yang sudah terjalin sebelumnya, serta memajukan pemahaman dan perkembangan seni tari Indonesia masa depan.

Komite tari DKJ merasa JDMU adalah sebuah program yang dapat menjangkau komunitas dan bakat-bakat kepenariaan. Oleh sebab itu, JDMU sangat memerlukan dukungan pemerintah.

“Program JDMU tidak bisa hanya sampai mengumpulkan komunitas saja, tetapi inilah kesempatan Komite Tari DKJ untuk membina mereka hingga ke jenjang yang mereka inginkan. Untuk itu adanya JDMU #Selection yang memiliki tahapan berbeda dengan JDMU Reguler”, Ujar Hartati yang akrab disapa Uni Tati. Beliau juga menambahkan bahwa Komite Tari DKJ harus melakukan banyak hal, agar para koreografer bisa mencapai tahap selanjutnya, karena direncanakan setelah JDMU Selection berlangsung nantinya akan berkembang menjadi JDMU Internasional.

Penyelenggaraan JDMU terbuka bagi semua komunitas, sanggar, dan sekolah tari yang ingin bertemu, berkolaborasi, dan berproses untuk memajukan tari Indonesia. Sementara masyarakat pecinta seni tari Indonesia dapat menikmati semua penampil yang ada dengan gratis.

JAKARTA DANCE MEET UP
Dewan Kesenian Jakarta
Jalan Cikini Raya No.73 Jakarta Pusat
Email: jakartadancemeetup@gmail.com
Twitter : @JDMU_ID
Instagram: @JDMU_ID
Facebook: www.facebook.com/jakartadancemeetup/