Saat pembukaan Mandiri ART|JOG|9 di Jogja National Museum pada Jumat (27/5), terselip kabar duka. Perupa asal Yogyakarta S.Teddy Darmawan meninggal dunia di usia yang ke-46 tahun karena penyakit kanker yang telah dideritanya beberapa tahun belakangan. Teddy meninggal di rumah sakit daerah Ketileng, Kota Semaran gpada pukul 19.30 WIB.
Salah seorang rekan dekat Teddy yang juga anggota Komite Seni Rupa DKJ periode 2015-2018 merasa kehilangan. “Teddy adalah seorang teman dan sahabat baik secara personal maupun berkarya.Kami punya kedekatan yang spesial. Ada banyak proses berkarya dan aktifitas kesenian yg kemi kerjakan bersama tahun 1990an. Jadi kehilang Teddy adalah kehilanganan salah satu seniman terbaik Indonesia,” ungkap Hafiz Rancajale.
Teddy sempat dikabarkan membaik. Dia datang ke pembukaan pameran tunggal Hanafi, “Pintu Belakang” pada 1 Maret lalu di Galeri Nasional, Jakarta. Namun tidak berapa lama kemusian, ia kembali dirawat di rumah sakit.
S Teddy Darmawan adalah lulusan ISI Yogyakarta. Ia dikenal sebagai perupa yang karyanya sarat humor dan sarkasme halus. Kiprahnya di dunia seni rupa internasional dimulai pada tahun 2000. Saat itu, ia menjadi seniman mukiman di Ludwig Art Forum, Aachen, Jerman. Di tahun 2010, instalasi besarnya berjudul The Temple (Love Tank) dipamerkan di Singapore Art Museum. Karyanya yang berjudul Beyond the Self dipamerkan di The National Portrait Gallery, Canberra, Australia pada 2011. Karya terakhir yang ia buat adalah sebuah lukisan berjudul Sudah Lama Aku Berteman dengan Buddha. Lukisan berbahan akrilik pada kanvas tersebut berukuran 137×137 sentimeter itu menjadi salah satu karya dalam pameran bertajuk Padi Menguning di Syang Art Space Magelang, Jawa Tengah, 22 Mei-22 Juni 2016.