Menelisik tari artinya mengusut atau menyelidiki dengan telitik sejarah suatu tarian. Program Telisik Tari DKJ adalah program pengembangan dan penyempurnaan dari program sebelumnya, Maestro! Maestro!, dengan berbasis wacana.
Melalui program Telisik Tari DKJ, Komite Tari DKJ tidak hanya ingin mengajak kita untuk bernostalgia semata atau klangenan tentang prestasi seorang empu tari. Telisik Tari DKJ menjadi wadah untuk mendiskusikan isu-isu tari tradisional di Indonesia secara lebih kritis dan mendalam. Kesempatan untuk mengasah pemahaman tentang “tradisi” dan “tradisional” dalam konteks perkembangan tari Indonesia pun tidak luput untuk diperbincangkan.
Komite Tari DKJ melibatkan pakar-pakar di bidang kesenian Betawi sebagai konsultan dalam merancang rangkaian acara yang terdiri dari revitalisasi, dokumentasi, pementasan, master class dan seminar. Edisi pertama Telisik Tari membahas kesenian Betawi, dengan Tari Topeng dan Tari Cokek sebagai tema utama. Program ini akan diadakan pada Senin & Selasa (8 dan 9 Desember 2014) di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki dan Galeri Indonesia Kaya.
Seminar Telisik Tari akan diadakan pada Senin (8/12/14) pukul 10.30 WIB di Galeri Indonesia Kaya, membahas sejarah dan perkembangan tari Topeng dan Cokek. Hadir sebagai pembicara Julianti Parani, Ph. D, dosen senior Instirut Kesenian Jakarta yang aktif sebagai peneliti, penulis, dan Pembina seni-budaya; Rachmat Ruchiat, seorang pemerhati, peneliti, dan budayawan seputar kebudayaan Betawi; dan Risma Sugihartati, peneliti muda yang kerap meneliti tentang budaya Betawi.
Master class Telisik Tari pada Senin (8/12/14) pukul 13.00 WIB mengundang Rachmat Ruchiat dan Kartini Kisam, generasi ketiga keluarga penari asal Betawi, termasuk Tari Sipatmo yang merupakan asal usul dari tari Cokek yang terkenal. Dengan dibantu keterlibatan dan penelitian berpuluh tahun dari Rachmat Ruchiat, Kartini akan mengajarkan tari Cokek sehingga kita akan mengenal tarian ini secara menyeluruh.
Selanjutnya, pertunjukan Telisik Tari DKJ akan diadakan pada Selasa (9/12/14) pukul 19.30 WIB di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Pertunjukan akan dipandu oleh Mpok Nori dan Yahya Andi Saputra. Tarian yang akan ditampilkan adalah tari Sipatmo asli hasil rekonstruksi dan revitalisasi oleh Kartini Kisam, tari Sipatmo hasil pengembangan oleh Entong Kisam “Shiu Pat Mo”, tari Topeng Tiga oleh Kartini Kisam, tari Kembang Lambang Sari oleh Wiwiek Widhiastuti, tari Sipatmo hasil master class oleh alumni IKJ, dan terakhir pemutaran petikan film Meme Karawang – salah satu penari cokek terkenal di tahun 1950an
Telisik Tari DKJ menjadi ajang kolaborasi antara para pakar, pemerhati, dan pelaku tari dalam kesenian Betawi untuk menelisik apa yang pernah dikenal dan masih kita kenali sebagai tari Betawi.