Membaca karya-karya Pramoedya Ananta Toer, terutama Tetralogi Buru, adalah sebuah undangan untuk menekuni sejarah negara ini. Petikan fragmen fiksi-fiksinya mengenalkan pembaca pada sejumlah nonfiksi Pram.

Para tokoh besar pergerakan negeri ini (RM Tirto Adhi Soerjo, Haji Misbach, dan RA Kartini) hadir dalam karyanya sebagai tokoh rekaan. Satu pesan yang bisa kita tangkap dari upaya sistematisnya pada pengenalan terhadap semua referensi itu, bahwa perjuangan bagi pembebasan masih terus berlanjut.

Karya babonnya tersebut memperkenalkan juga pembaca pada para jurnalis dan juru arsip. Barangkali, kita dapat menautkan karakter tersebut dengan Pram sendiri yang sangat dekat dengan arsip dan riset sejarah. Dengan kekayaan pendalaman risetnya melalui berbagai arsip sejarah, tidak mengherankan apabila dalam karya-karyanya, terutama Tetralogi Buru, Pram lantas dapat menawarkan perspektif sejarah yang berbeda dari narasi dominan.

Pram juga melibatkan bantuan para mahasiswanya di Res Publica untuk turut membantu meriset. Setiap semester, ia kirim puluhan mahasiswanya meriset bahan sejarah di perpustakaan Museum Nasional. Mereka mempelajari surat kabar dan membuat kertas kerja setiap era sejarah, yang kemudian mendasari novel Tetralogi Buru dan Sang Pemula. Sejumlah nonfiksi Pram menyoal sejarah Indonesia mengantarkan kita pada revolusi Indonesia dalam sekian jilidnya ataupun pergulatan yang dihadapi Tionghoa peranakan sebagaimana tertuang dalam Hoakiau di Indonesia.

Dalam rangka memperingati 100 Tahun/Seabad Pram, Komite Sastra bekerja sama dengan Komisi Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta mengundang para pembaca Pramoedya Ananta Toer untuk bersama-sama membaca nonfiksinya. Sepanjang Juni, Zen Rachmat Sugito, atau yang akrab disapa Zen RS, akan memandu para peserta dalam sejumlah pertemuan yang dilangsungkan di Ruang S Rukiah Kertapati, Taman Ismail Marzuki.

Akan ada 8 peserta yang dipilih untuk mengikuti Membaca Pram. Komite Sastra akan menyeleksi para peserta yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan ini. Tersedia insentif riset dan dana transportasi bagi 8 peserta yang terpilih.

Membaca Pram akan berlangsung sepanjang Juni 2025 (6, 13, 20, 27 Juni 2025).

Pendaftaran dilakukan 19-25 April 2025 dengan mengisi formulir https://bit.ly/SeabadPramoedyaAnantaToer

Adapun persyaratannya adalah:

– Peserta adalah pembaca karya-karya Pramoedya Ananta Toer
– Peserta berdomisili di wilayah Jabodetabek
– Peserta memiliki karya yang pernah dipublikasikan (dibuktikan dengan judul buku ataupun judul artikel)
– Peserta dapat meluangkan waktu untuk melakukan pembacaan atau riset atas karya-karya Pram dan menuangkan hasil pembacaannya menjadi tulisan untuk dipresentasikan
– Peserta berkomitmen hadir dalam pertemuan luring di DKJ/Taman Ismail Marzuki pada 6, 13, 20, dan 27 Juni 2025 untuk membahas hasil pembacaannya bersama dengan para peserta lain dan Zen RS selaku fasilitator.