Sehubungan dengan pertanyaan Zak Sorga melalui sosial medianya mengenai siapa yang memasuki tema 1965 ke Festival Teater Jakarta 2015, dibawah ini akan kami sampaikan tanggapan resmi Komite Pengarah FTJ 2015:

  1. Tidak ada unsur pemaksaan dalam pelaksanaan program Bengkel Naskah Drama “Album Keluarga” #50Tahun1965 oleh Komite Teater-DKJ agar menjadi rangkaian acara FTJ. FTJ adalah juga salah satu program Komite Teater yang dilaksanakan bersama asosiasi teater di 5 wilayah. Setiap asosiasi teater di wilayah mengirimkan perwakilannya untuk duduk sebagai Steering Committee (SC/Komite Pengarah) yang bertujuan menjaga agar FTJ terlaksana sesuai dengan amanat Pedoman Umum FTJ. Pedoman ini telah disepakati dan ditandatangani oleh para ketua asosiasi teater dari 5 wilayah se-DKI Jakarta. Di dalam Dewan Pengarah ini para anggota Komite Teater juga duduk bersama sebagai anggota.  SC/Komite Pengarah kemudian memilih Project Officer (PO) yang mempunyai fungsi sebagai Ketua Panitia FTJ. Selanjutnya, SC dan PO bersama-sama menyusun dan menetapkan program yang akan dilaksanakan di FTJ. Dalam struktur yang seperti ini, semua program dibicarakan dan diskusikan secara bersama. Susunan acara FTJ 2015 kemudian telah dipresentasikan saat technical meeting dengan peserta FTJ pada 8 November 2015.
  2. Struktur yang memungkinkan keterwakilan banyak orang tersebut mulai digagas dalam pelaksanaan FTJ tingkat final ketika tahun 2006 diadakan pertemuan untuk merumuskan kembali Pedoman Umum FTJ. Sebagai catatan: para aktivis FTJ pada 2006 berhasil meyakinkan Komite Teater DKJ Periode 2006-2009 untuk kembali mengurus FTJ yang telah sekian lama (1992-2005: 13 tahun) diselenggarakan di luar TIM.
  3. Pada 2013 Komite Teater DKJ telah menyelenggarakan Bengkel Penulisan Naskah Drama yang diikuti 12 peserta, dengan Iswadi Pratama sebagai fasilitatornya. Pada Bengkel yang pertama tidak ada tema tertentu yang ditetapkan. Hasil Bengkel Naskah Drama ini telah dibukukan dan diluncurkan dalam rangkaian acara FTJ 2013. Pada 2015, Komite Teater DKJ menyelenggarakan kembali Bengkel Penulisan Naskah Drama, dan kembali menawarkannya kepada Panitia FTJ. Kenapa Komite Teater menganggap penting untuk menawarkan acara diskusi dan dramatic reading yang berkaitan dengan program ini masuk dalam rangkaian acara FTJ 2015, karena Komite Teater menganggap bahwa Bengkel Penulisan Naskah Drama ini merupakan program teater yang perlu diperkenalkan kepada masyarakat teater. Bengkel ini pun merupakan salah satu dari proses pembentukan medan teater yang ilmiah, kreatif, dan sehat. Terutama, yang juga terus digaungkan kepada peserta FTJ dalam bentuk berbagai program, salah satunya adalah pentingnya penulisan naskah drama berbasis riset.
  4. Peserta Bengkel Penulisan Naskah Drama 2015 adalah peserta dari Bengkel 2013  dengan penambahan beberapa penulis drama dari luar Jakarta. Pemilihan peserta dan proses undangan dilakukan oleh Komite Teater bersama project officer Bengkel 2015. Melalui diskusi di internal Komite Teater, diputuskan bahwa program Bengkel Penulisan Naskah Drama 2015 ini mengambil tema yang berkaitan dengan tragedi kemanusiaan 1965. Mulai Oktober 2015 Bengkel dilaksanakan dengan jumlah peserta 10 orang dengan fasilitator adalah Benny Johanes dan Berto Tukan sebagai Pemateri Sejarah dan Membaca Arsip Secara Kreatif. Pendanaan Bengkel ini sepenuhnya dari anggaran DKJ.
  5. Bengkel Naskah Drama ini diselenggarakan oleh Komite Teater dengan tujuan memberi ruang bertumbuhnya penulis-penulis naskah drama muda. Seperti yang telah dan terus ditekankan di berbagai kesempatan, juga di dalam setiap penyelenggaraan FTJ, Komite Teater sangat mementingkan dipanggungkannya naskah-naskah drama asli dan ditulis oleh kelompoknya, karena naskah drama adalah salah satu catatan bagaimana pandangan kita pada peristiwa-peristiwa di sekitar kita, catatan atas peradaban kita yang bisa terus dibaca dan – bisa jadi –  akan dipanggungkan oleh generasi selanjutnya.
    Sebagai catatan: pada FTJ 2006 hanya ada 2 naskah asli yang dipanggungkan, sementara peserta ada 16 kelompok, artinya, kelompok peserta FTJ lainnya menggunakan naskah terjemahan/saduran atau naskah lama yang sudah sering dimainkan. Dalam perkembangannya, semakin banyak naskah drama asli kelompok yang dipanggungkan oleh peserta FTJ, dengan tema yang beragam, mulai dari persoalan keluarga sampai tema yang mengkritisi persoalan sosial-politik terkini.
  6. Pada Bengkel Penulisan Naskah Drama 2015 ini Komite Teater bersepakat untuk mengambil satu tema yang dianggap penting untuk dibicarakan dan dituliskan, yaitu Tragedi Kemanusiaan 1965. Tema yang sangat sedikit disentuh oleh dunia teater Indonesia. Begitu sedikitnya yang menggarap tema ini sehingga menimbulkan keheranan kami, apakah ada alergi tertentu terhadap tema ini? Ataukah tema ini begitu besar dan kelam sampai-sampai ada ketidakberdayaan pada kita untuk memanggungkannya? Begitu banyaknya korban yang dibunuh, disiksa, diperkosa, dipenjara tanpa pengadilan, anggota keluarga yang kemudian juga menjadi korban berbagai praktik stigmatisasi, tak adanya upaya negara untuk membongkar dan meluruskan sejarah ini, adalah sebagian dari alasan kenapa Komite Teater mengambil tema tersebut.  Tidak ada pesanan dari siapapun untuk membicarakan tema ini, karena –terutama pada tahun-tahun terakhir – menjadi jelas bahwa Tragedi Kemanusiaan 1965 adalah sejarah paling kelam yang telah dan terus ada dalam keseharian kita selama 50 tahun.
    Tragedi Kemanusiaan 1965 ini selalu mengundang silang tafsir ahli sejarah, dan selalu menyelesaikannya sebagai sesuatu yang tak sepenuhnya selesai. Bisakah kumpulan naskah drama, yang terilhami sejarah penuh kekerasan, tampil sebagai karya yang tidak semata mewartakan kesaksian, melainkan berperan lebih jauh, menjadi pertemuan yang kritis bagi pencipta dan pembacanya, bagi sutradara yang akan mewujudkannya sebagai pementasan, atau bahkan penonton atau para korban yang langsung mengalami tragedi kemanusiaan itu?
  7. Dalam pelaksanaan Bengkel Penulisan Naskah Drama 2015 tahapannya dimulai dengan riset yang berfokus pada korban 1965. Peserta diminta untuk membuat riset kecil dan sederhana dari satu korban 1965 yang berasal dari lingkungan terdekat mereka, baik keluarga, tetangga, orang tua atau kakek-nenek dari kawan, dan seterusnya. Kami juga meminta agar mereka membawa foto dari korban tersebut, tentunya atas seijin korban atau keluarganya. Untuk selanjutnya, peserta melakukan riset kearsipan yang lebih dalam sesuai kebutuhan pendekatan kreatifnya. Berdasarkan proses kerja tersebut, kami memberi judul Bengkel Penulisan Naskah Drama 2015 ini sebagai “Album Keluarga.”
  8. Pada 8 Desember 2015, pukul 16.00-19.30, di Lobi Teater Kecil-TIM, Benny Johanes dan Dolorosa Sinaga akan menjadi pembicara di acara diskusi bertajuk “Album Keluarga” #50Tahun1965. Benny Johanes akan mendedah kecenderungan yang dihasilkan para peserta Bengkel dan kecenderungan di dunia teater dalam menyikapi tema di atas. Sementara Dolorosa Sinaga akan membahas bagaimana tema tersebut menjadi tanggung jawab bersama para pelaku kesenian dan memberikan pandangannya dalam membandingkan ungkapan artistik para seniman yang menggarap tema ini dalam kekaryaan senirupa dan teater.
 
Jakarta, 29 November 2015
Komite Pengarah FTJ 2015: Anto Ristagie/Ikatan Drama Jakarta Barat (Koordinator), Anggota: Parulian/Simpul Interaksi Teater Jakarta Selatan, Bambang Ismantoro/ Asosiasi Teater Jakarta Pusat, Eva Ana Lestari/Ikatan Teater Jakarta Utara, Ferdi Firdaus/Ikatan Teater Jakarta Timur, Dewi Noviami/Ketua Komite Teater -DKJ, Budi Sobar/Sekretaris Komite Teater-DKJ, Madin Tyasawan/Anggota Komite Teater-DKJ.