Sebanyak 13 karya seni inovatif dan 4 pentas keliling menerima Hibah Seni Kelola-Hivos. Mereka terpilih dari total 61 pelamar. Kelola adalah lembaga nirlaba yang menyediakan kesempatan belajar, pendanaan, dan akses informasi untuk masyarakat seni Indonesia. Untuk program hibah ini, Kelola mendapat bantuan pendanaan dari Hivos, Belanda.

Menurut Koordinator Komunikasi Kelola Retno Hemawati, hibah diberikan untuk pendanaan pementasan karya. Karya inovatif adalah karya baru yang belum pernah dipentaskan, sedangkan pentas keliling merupakan karya yang sudah pernah ditampilkan dan penerima hibah harus mementaskan karyanya di luar daerah asal seniman.

Tim seleksi Hibah Seni XVII terdiri dari Agung Setyadji (teater, Jakarta), Amna S Kusumo (Kelola, Jakarta), Elly Luthan (tari, Jakarta), Jabatin Bangun (musik, Jakarta), dan Nano Riantiarno (teater, Jakarta).

Untuk tahun 2009, kata Retno, seleksi proposal dilakukan hanya satu kali untuk memberikan kesempatan kepada seniman penerima mempersiapkan pementasannya. Penerimaan akhir proposal pada 25 Desember lalu dan penilaian dilakukan Februari.

Hibah karya inovatif diberikan untuk Can Macanan Kaduk (tari, karya Adinda Miranti, Jember), Interupsi Jambal Roti (teater, Benny Yohanes, Bandung), Matrilini (teater, Komunitas Seni Hitam Putih, Bandung), Horizontal, Garis yang Hilang (teater, Komunitas Seni Intro, Payakumbuh), Unter Eis (teater, Mainteater, Bandung), Timadhah (tari, Raditya Art Community, Solo), Satu Lawan Satu (teater, Teater Embrio Lombok), Bertiga (teater, Teater Gardanalla, Yogyakarta), 90 Menit yang Hilang Darimu (teater, Teater Satu, Bandar Lampung).

Untuk pentas keliling terpilih Puisi Tubuh (tari, karya Ali Sukri, Padang), Air (teater, Komunitas CCL Ledeng Bandung), Tari Panji, Tari Pamindo, Tari Rumyang, Tari Tumenggung, Tari Klana dan Tari Klana Udeng (tari, Sanggar Mulya Bhakti, Indramayu), serta Wu Wei dan Siapa Nama Aslimu (teater, Komunitas Berkat Yakin, Bandar Lampung).(NMP)

Sumber : Kompas