Tanggal 30 Maret dirayakan sebagai Hari Film Nasional. Pada tanggal tersebut, para penggiat perfilman di Indonesia berkumpul, berdiskusi, mengkaji, sekaligus merayakannya. Tahun ini, dalam rangka menyambut hari Film Nasional, Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) mendukung acara Film and Art Celebration (FILARTC atau dibaca fil-art-si) yang diadakan pada 27-29 Maret lalu di beberapa titik di Taman Ismail Marzuki (TIM).

FILARTC merupakan wadah bertemunya para pemangku kepentingan perfilman Indonesia untuk mencari solusi atas banyak masalah perfilman sedang dihadapi. Misalnya, ada seminar FILARTC Film Forum yang membahas mengenai kebijakan perfilman Indonesia dan implementasinya, bagaimana mencari penonton film Indonesia, peluang serta jalur distribusi film Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menjadi narasumber dalam salah satu seminar tersebut. Selain seminar, perayaan tersebut juga diisi dengan pentas musik, tari, teater, pameran, workshop, bazar, dan tentunya pemutaran film.

“​FILARTC merupakan sebuah perayaan film, bukan sekedar pesta tapi mengandung makna apresiasi. Kegiatan yang didukung oleh DKJ sesuai fungsinya harus mengandung pengetahuan dan kesenian baik. Kami melihat FILARTC mempunyai unsur-unsur tersebut. Kesenian-kesenian yg baik harus didukung oleh DKJ,” ujar Totot Indrarto, Ketua Komite Film DKJ saat ditemui di konferensi pers FILARTC.

Kegiatan ini diselenggarakan juga sebagai upaya meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap film Indonesia. Masih rendahnya apresiasi masyarakat terhadap karya anak bangsa dapat dilihat dari jumlah penonton yang fluktuatif sampai saat ini. Apresiasi publik dan pemerintah dalam mendukung film nasional merupakan tantangan bagi para pelaku perfilman tanah air.