Rawayan Award dirancang oleh Komite Teter Dewan Kesenian Jakarta sebagai kerja kurasi atas naskah teater. Program ini sudah diluncurkan ke publik sejak Juli 2016 dan ditutup Juli 2017 dengan jumlah naskah yang masuk sebanyak 203 naskah (117 penulis dari berbagai kota). Harapan: menghasilkan 10 naskah (3 “naskah utama” dan 7 “naskah pilihan”). 10 Naskah ini akan diterbitkan sebagai antologi naskah teater masa kini, dan akan diluncurkan pada minggu ke dua bulan November 2017.

Rawayan Award sejak awal digagas bukan sebagai lomba. Melainkan sebagai mapping dan investigasi atas naskah yang dikurasi. Tujuan utama adalah terjadinya aktivisme lain dalam penulisan naskah untuk memperbarui keberagaman cara-cara maupun sudut pandang penulisan naskah teater.

Kurasi menghasilkan 15 naskah yang dinominasikan para kurator. Dari 15 nominasi ini tidak ada naskah yang dipilih oleh seluruh kurator (4 kurator yang aktif dari 5 kurator, Komite Teater sebagai inhous kurator). Kuota tertinggi hanya sampai pada kesepakatan 3 kurator dan 2 kurator dengan argumentasi masing-masing. 1 Naskah (Mutasi Teks karya Benny Johannes) kemudian ditarik sebagai nominasi dengan kesepakatan seluruh kurator. Namun 1 naskah (USGscan karya Anwar Sadat) tetap menggantung sebagai perdebatan dalam proses kuratorial.

Keputusan final: Dalam satu hari menjelang pengumuman Rawayan Award, inhous kurator mengambil keputusan: naskah USGscan karya Anwar Sadat (Bangkalan, Madura) ditarik dari nominasi sebagai “polemik dalam kerja kuratorial Rawayan Award”. Rawayan Award akhirnya hanya menghasilkan 13 naskah. Jumlah ini, walau tidak menghasilkan “naskah utama”, namun menghasilkan 13 “naskah pilihan” yang melebihi batas (10 naskah) dari yang direncanakan. Karena proses kurasi memang dibiarkan terbuka untuk mendapatkan dinamikanya, mengurangi 13 naskah pilihan menjadi 10 naskah, menjadi tindakan seksist terhadap 3 naskah yang harus dilepaskan dari 13 naskah, karena masing-masing punya peluang sama.

Pengumuman 13 naskah Rawayan Award dilakukan 21 Oktober di gedung Samudra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Jakarta Timur.

Pilihan Naskah Rawayan Award 2017

Belum Pernah Dipentaskan
1. Shohifur Ridho’i Tiga Lapis Kesedihan
2. Halim Bariz Igauan DNA yang Mencari Telinga Kita
3. Riyadhus Salihin cut out
4. Dendy Madya Api Seluloid
5. Esha Tegar Putra Dua puluh tahun ingatan
6. Roz Zaky Fragmen Burung
7. BM Anggana Tentang Kita dan Pertemuan yang Hilang
8. Halim Bahriz Notasi Lendir
9. Agustina Kusuma Dewi Blong

Pernah Dipentaskan
10. Bandar Teater Jakarta Mangkuk Bakkhus Blah Blah Blah …
11. Hanindawan Lampu Plenthong 15 Watt
12. Cok Sawitri aku bukan perempuan
13. Conie Sema rawagambut

Catatan: Urutan naskah di atas tidak lagi mengandaikan hirarki. Setiap naskah dalam keputusan final ini memiliki daya pantulnya masing-masing. Kategori “belum dipentaskan” dan “sudah dipentaskan” juga tidak mengandaikan kategori nilai. Untuk melihat kebutuhan atas kategori hirarkis bisa diikuti melalui tahapan-tahapan arena kurasi Rawayan Award dalam catatan setelah ini.