Kerja bareng dengan b.p.a.f (bandung performing arts forum), Komunitas Ghanta (Jakarta) Main Teater Bandung)
Arsip Aktor: Tony Broer, Kemal Ferdiasyah, Gaus FM, Suyadi, Ad Akbar
Aktor Arsip: Wail Isyad, Sugiyanti Ariani, John Heryanto, Ganda Swarna.
Perancang Ruang: Zam-Zam Mubarok, Aji Sangiaji
Sutradara: Taufik Darwis
Arsip Desainer: Feliana EKa, Riyadhus Salihin, Agung Eko Sutrisno, M. Ma’aruf, Muhamad Darmin.
Tim Produksi: Annisa Laraswati, Rere, Shopi.

26-27 September 2017 di Jakarta pukul 19.30
Galeri Cipta 2 Taman Ismail Marzuki, Jakarta
Penonton terbatas 30 orang

Pertunjukan ini merupakan kerja eksperimental atas arsip teater, sekaligus melabilkan institusi apa yang dimaksud sebagai “pertunjukan” dalam media teater. Pilihan spesifik pertunjukan ini, membuat penonton dibatasi hanya 30 orang. Di antaranya, penghadiran sisi privasi untuk penonton.

Proyek teater “Membeli Ingatan” dikerjakan melalui praktik dokumentasi, penelitian dan transformasi arsip pertunjukan teater di masa 1990’an- 2000’an di beberapa kota yang kerap dikait-kaitkan dengan wacana Orde Baru, sebagai oposan atau media kritisme publik. Lima pertunjukan di bawah ini (dengan fokus Bandung), dan penonton mereka, merupakan medan arsip dalam kerja eksperimentasi ini:

Pertunjukan “Bulan dan Kerupuk” (1996), Laskar Panggung (LP).
Pertunjukan “Merah Bolong Putih Doblong Hitam” (1997-2008), Teater Payung Hitam (TPH).
Pertunjukan “Makan Hakan” (1999), Teater Re-Publik.
Pertunjukan “Tanah: Ode Kampung Kami” (2011-2014), Celah-Celah Langit (CCL).
Pertunjukan “Universitas Orang-Orang Mati, Teater Cassanova (2004-2005)”.

Teater tidak dapat disimpan di dinding untuk merubah impresi desain interior sebuah bangunan. Teater juga tidak dapat hadir dan menandai rutinitas sehari-hari di jalan seperti kita melihat desain taman kota atau mendengarkan band pop indie di smartphone. Ketetapan bagi teater menjadi tidak mungkin karena akan mengubah status ontologisnya. Teater menghadirkan dirinya melalui penghilangan. Orang-orang teater bekerja untuk itu sambil membawa tubuhnya dari satu pertunjukan ke pertunjukan lain.

Publik yang datang melihat teater berharap mendapatkan sesuatu yang bisa dibawanya pulang. Umumnya, publik mengharapkan mendapatkan pesan atau makna/arti, tapi ada juga yang merasa cukup membawa cerita kecil dari suatu peristiwa, pengalaman atau kesan yang dibawanya sebagai ingatan atau kenangan.

Baik orang-orang teater dan publik merekam teater melalui tubuhnya. Tubuh keduanya menyimpan memori individu dan kolektif, menjadi semacam ruang publik juga. Dua dimensi memori yang bisa saling mengungkap satu sama lain, saling membaca sejauh mana teater menkonfigurasi cara hidup seseorang. Bahwa ada ‘relevansi’ terus menerus dari ketidaksabilan arsip teater.

Dua dimensi memori ini akan dipertemukan secara performatif di dalam proyek “teater arsip” Membeli Ingatan. Bentuk “teater arsip” dipilih sebagai salah satu cara untuk memfasilitasi pengalaman hari ini yang mempunyai hubungan sisa-sisa masa lalu dan menunjukan medan kekiniannya. Dalam konteks ini, teater arsip bekerja diantara ketegangan sifat fana atau temporal dari teater dan kematerialan arsip.

Proyek ini berbasis penelitian bagaimana teater membayangkan, menggagas, membuat dan memposisikan ‘Orang Banyak’ di dalam pertunjukan yang dianggap mempunyai hubungan dengan konteks yang sedang terjadi di sekitarnya. Penelitian ini memilih 1 pertunjukan dari 5 kelompok teater di Bandung pasca STB-an yang di produksi pada sekitaran 1997-2010, yang berarti menjelang akhir Orde Baru-Pasca Orde Baru. Pilihan pertunjukan yang dipilih berdasarkan dinamika pergulatan dan penemuan pada bentuk-bentuk tradisi baru (di luar tradisi STB) , yang meskipun tidak linier, mempunyai basis pengetahuan dan kebutuhan artikulasi yang berbeda di dalam titik persinggungan dalam zona kontak kekuasaan, wacana dan konteks lain, tradisi teater lain (foklor, perkembangan -linierrealisme di Barat) atau kelompok teater lain. Medan arsip meliputi video, tubuh, ulasan media, buku acara dan tanggapan penonton).

Pertunjukan ini merupakan produk pertama dari program “Teater Arsip” Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta.